Ngaji di LP Cebongan

cebongan

“Tiap orang adalah manusia dan harus diperlakukan sebagai manusia meskipun pernah tersesat tidak boleh ditunjukkan pada narapidana bahwa ia itu adalah penjahat, ia tidak harus selalu merasa bahwa ia itu adalah penjahat, sebaliknya ia harus selalu merasa bahwa ia dipandang dan diperlakukan sebagai manusia”. Itulah sepenggal kata mutiara yang tertempel dipintu Masjid Asy-Syifa Lembaga Pemasyarakatan Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta. Dalam beberapa waktu terakhir ini, Lapas Cebongan begitu terkenal dan banyak menjadi pembicaraan masyarakat luas maupun media massa, hal ini terkait dengan kasus penembakan yang terjadi pada tanggal 23 Maret 2013 lalu.

Hari Sabtu, 29 Juni 2013 teman-teman Lembaga Dakwah Kampus UGM yang berjumlah 25 orang menyelenggarakan sebuah acara yang dinamakan “Ngaji di Lapas” dengan tema “Tegakkan Tiang Agama, Raih Kebahagiaan Sepanjang Masa” untuk kurang lebih 150 warga binaan permasyarakan (WBP) Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta. Kegiatan ini berbentuk kajian dengan pengisi ustadz Syafi’i Masykur dan bertempat di Masjid Asy-Syifa Lapas tersebut. Teman-teman LDK UGM yang dipelopori Jamaah Shalahuddin UGM ini juga mengadakan Bakti Sosial berupa alat-alat ibadah, seperti mukena, sarung, Al-Qur’an terjemah dan tafsir, Kitab Hadis, Al-Ma’surat dan Sajadah. Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka menyambut Bulan Suci Ramadhan dan juga sebagai bentuk kepedulian mahasiswa terhadap krisis moral bangsa. Selain itu juga untuk memperkuat ruhiyah dan memperbaiki kondisi psikologis para napi setelah adanya tragedi penembakan yang terjadi di Lapas ini dengan berbagi ilmu agama dan memberikan sarana agar bisa belajar agama Islam lebih dalam.

Acara dimulai sekitar pukul 09.00 WIB, diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh salah satu narapidana Lapas kemudian dilanjutkan dengan sambutan dr. Mansyur Romi, selaku pembina Jamaah Shalahuddin UGM 1433 H. Beliau berterima kasih kepada semua warga Lapas yang mau menyambut baik atas terselenggaranya kegiatan ini. Tak lupa dari pihak Lapas juga memberikan sepatah dua patah kata yang diwakili oleh bapak Suwirno selaku Wakil Kepala Pembinaan warga Lapas Cebongan. Beliau menyampaikan rasa terima kasih kepada teman-teman mahasiswa yang sudah mau ikut andil dalam membina warga Lapas terutama untuk kegiatan keagamaan seperti ini. Beliau juga menjelaskan bahwa Lapas itu tidak sengeri dan sekejam yang dibayangkan kebanyakan orang. Banyak hal-hal yang positif di tempat ini. Masyarakat diharapkan dapat menerima kembali narapidana di sekitar mereka dengan baik setelah keluar dari Lapas dan tidak mengucilkan mereka. Antusias warga Lapas cebongan cukup tinggi. Mereka antusias mengikuti materi yang disampaikan oleh Ustadz. Sesekali terdengar tawa dan riuh tepuk tangan dari warga Lapas yang mayoritas adalah laki-laki.

Ustadz Syafi’i mampu menyampaikan materi kajian dengan menarik dan mudah dipahami oleh peserta. Inti dari materi yang disampaikan adalah mengenai pentingnya menegakkan sholat, karena sholat adalah tiang agama dan merupakan amalan yang pertama kali dihisab. Sholat merupakan kepalanya ibadah, tanpa sholat yang baik ibadah yang lain akan menjadi sia-sia. Sebaliknya jika sholatnya baik, maka Insya Allah perbuatan yang lain juga akan menjadi baik. Ustadz Syafi’i juga menyampaikan tentang fiqih puasa, dan juga tentang niat lillaahita’ala dalam setiap aktivitas.

“Warga yang tinggal di Lapas bukanlah orang jahat karena orang-orang yang di luar Lapas belum tentu lebih baik dari orang-orang yang dibina dalam Lapas. Ketika pembinaan di Lapas dioptimalkan sebaik mungkin, insya Allah ketika keluar dari Lapas akan menjadi manusia yang lebih baik. Bahkan ada narapidana yang setelah keluar dari sebuah Lapas telah mempunyai hafalan 5 Juz”, tutur Ustadz Syafi’i.

Kajian berakhir sekitar pukul 10.45 dan dilanjutkan dengan penyerahan bakti sosial secara simbolik oleh mahasiswa kepada perwakilan pihak Lapas. Di akhir acara, salah seorang narapidana wanita juga memberikan respon positif dengan memberikan saran untuk pengadaan buku-buku bacaan ringan untuk muslimah penghuni Lapas. Bapak Sri Mulyadi selaku staf BIMPAS (Bimbingan Permasyarakatan) sekaligus Ketua Majelis Taklim Masjid As-Syifa LP Cebongan memberikan apresiasinya kepada teman-teman LDK UGM tersebut. “Bagus. Senang sekali masih ada yang peduli terhadap anak kami. Sukses untuk UGM”, tutur beliau. Dengan kegiatan seperti ini, menjadi bukti dukungan dari masyarakat luar bagi warga lapas. Sehingga, akan menjadi energi positif untuk tetap bersemangat memperbaiki diri.

cebongan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.