Mempersiapkan Ramadhan Bagi Para Ksatria

Oleh: Muhammad Miftah Jauhar (Departemen Kajian Strategis)

Bulan Ramadhan tinggal 3 pekan lagi. Namun sayangnya, reminder bulan suci yang agung ini hanya sebatas reminder yang sering berlalu begitu saja. Perlu kita ketahui, bahwa segala kegiatan kita yang bertepatan dengan Bulan Ramadhan nanti, yang sudah dipikirkan setiap harinya, dipersiapkan sedemikian matang, menjadi agenda utama setiap hari untuk terus dirumuskan, merupakan hal yang nilainya tidak setinggi dengan apa yang ada dalam Ramadhan itu sendiri. Lantas, mari kita bertanya, mengapa apa sebenarnya yang ada di Bulan Ramadhan? Mengapa ia menjadi sangat istimewa untuk sekedar dilewatkan bahkan satu malam saja?

Puasa dalam bahasa Arab disebut dengan “shaum”. Shaum secara bahasa bermakna imsak (menahan diri) dari makan, minum, berbicara, nikah, dan berjalan. Adapun secara istilah, shaum bermakna menahan diri dari segala pembatal dengan tata cara yang khusus. Puasa Ramadhan itu wajib bagi setiap muslim yang baligh (dewasa), berakal, dalam keadaan sehat, dan dalam keadaan mukim (tidak bersafar). Yang menunjukkan bahwa puasa Ramadhan itu wajib adalah dalil Al-Quran, As-Sunnah, bahkan kesepakatan para ulama (ijma’ ulama) (Tuasikal, 2017).

Salah satu tanda keimanan seorang muslim adalah dengan bergembira ketika datangnya Bulan Ramadhan. Ibarat akan menyambut tamu agung yang ia nanti-nantikan, maka ia persiapkan segalanya dan tentu hati menjadi sangat senang ketika tamu itu akan datang. Tentu, kebahagiaan semakin lengkap jika kita benar-benar telah menjumpai Ramadhan. Tahukah kamu bahwa Bulan Ramadhan memiliki berbagai keistimewaan, keistimewaan tersebut diantaranya yaitu:

  • Adanya pengkhususan terhadap Bulan Ramadhan karena diturunkannya Al-Quran.

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu yang hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu. Dan barangsiapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain” (QS. Al-Baqarah [2]: 185).

  • Menjadi salah satu waktu yang cocok untuk berdoa.

Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di Bulan Ramadhan,dan setiap muslim apabila dia memanjatkan do’a maka pasti dikabulkan.” HR. Al Bazaar, dari Jabir bin ‘Abdillah. Al Haitsami dalam Majma’ Az Zawaid (10/149) mengatakan bahwa perowinya tsiqoh (terpercaya). Lihat Jaami’ul Ahadits, 9/224.

  • Menjadi sarana penghapus dosa-dosa sebelumnya,

“Barangsiapa yang puasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, akan diampuni dosa-doanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari [38, 1901, 2014] dan Muslim [760] dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu’anhu)

Nah setelah mengetahui dan memahami begitu besarnya kistimewaan Bulan Ramadhan, bagaimana tips kita sebagai seorang muslim untuk dapat mempersiapkan diri agar dapat siap dan maksimal dalam menjalankan ibadah puasa tersebut?

  • Senantiasa perbarui tobat untuk menghapus segala perbuatan dosa yang pernah dilakukan, dengan melakukan tobat ini, maka saat menghadapi puasa, maka sekat dalam diri kita masing-masing terhadap dosa telah diminimalisir bahkan terhapus. Hal ini karena segala perbuatan dosa dapat mempengaruhi ibadah puasa yang kita lakukan, dan dapat mengurangi keistimewaan pahala yang di dapat dari Ramadhan.
  • Terus semangat dalam mempelajari Islam, terutama hal-hal yang terkait Ramadhan. Hal ini menjadi penting karena dengan memahami Islam dan Ramadhan lebih jauh, maka kita akan semakin paham makna di dalamnya, membuat kita semakin khusyuk dalam menjalankannya serta penuh hikmah bagi kita semua. Dengan mempelajarinya, maka kita akan mengetahui larangan, anjuran, faedah, dll.
  • Persiapan fisik yaitu menjaga kesehatan. Persiapan fisik agar tetap sehat dan kuat di Bulan Ramadhan sangat penting. Kesehatan merupakan modal utama dalam beribadah. Orang yang sehat dapat melakukan ibadah dengan baik. Namun sebaliknya bila seseorang sakit, maka ibadahnya terganggu, Rasulullah bersabda, “Pergunakanlah kesempatan yang lima sebelum datang yang lima; masa mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa kayamu sebelum masa miskinmu, masa luangmu sebelum masa sibukmu, dan masa hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Al-Hakim)

Setelah mengetahui tips dan trik menghadapi Ramadhan di atas, kita harus memahami satu hal yang tidak kalah pentingnya, yaitu manajemen waktu. Bagaimanapun juga, agenda padat telah menanti kita bersamaan dengan tibanya Ramadhan. Kesibukan dalam aktivitas perkuliahan, adanya Ujian Akhir Semester, kegiatan Ramadhan di Kampus, persiapan SBMPTN maupun tes mandiri untuk siswa/I SMA, hingga berbagai kesibukan lain telah benar-benar memporsir waktu kita. Oleh karena itulah, setiap dari kita masing-masing harus memiliki time schedule yang baik dan tepat sasaran. Jika kita terus mengeluh mengenai banyaknya tugas kuliah, konsep kegiatan acara yang belum rampung, pembicara Ramadhan yang belum pasti, keuangan untuk kegiatan yang masih minim, sulitnya materi ujian, jadwal kegiatan yang begitu sibuk bahkan full 30 hari saat Ramadhan, maka akan lebih pantas jika kita mengeluh dahulu betapa tidak siapnya diri ini untuk menyambut salah satu bulan suci dalam Islam. Betapa meruginya jika amalan kita nanti saat Bulan Ramadhan sama seperti amalan bulan-bulan lainnya, merugi sekali jika hafalan dan kuantitas tilawah kita terhadap Al-Quran saat puasa esok sama dengan hari-hari sebelumnya.

Diujung Bulan Ramadhan merupakan hari kemenangan umat Islam, hari yang membuat kita memiliki derajat yang lebih tinggi. Hal itu bisa didapatkan jika kita memiliki nilai puasa yang berkualitas, oleh karena itu mari kita ingatkan kembali, persiapkan diri ini untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Alangkah malunya kita sebagai orang muslim jika persiapan Ramadhan justru iklan marjan lebih dahulu melakukannya dibanding kita. Untuk semua pejuang Ramadhan, apapun kegiatan yang akan dilakukan, utamakan ibadah di Bulan Ramadhan, karena hakikatnya, ibadah menjadi alasan utama kita ada di dunia ini.

 

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS Az-Zariyat: 56)

 

 

 

Referensi:

Tuasikal MA. 2017. Ramadhan Bersama Nabi. Yogyakarta: Rumaysho: p.11.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.