Menyelami Makna Hidup di Kedalaman Lautan Shalat

Kajian Tazkiyatun Nafs

Pemateri : Ustadz Drs. Syatori Abdurrouf

Waktu : Kamis, 27 Februari 2020

Tempat : Masjid Kampus UGM

Makna Hidup di Kedalaman Lautan Shalat

Makna hidup berkaitan dengan tazkiyatun nafs. Salah satu manfaat orang yang menjalani tazkiyatun nafs adalah merasakan hidupnya bermakna. Allah menciptakan apa pun di dunia ini pasti ada maknanya, sehat ada maknanya, sakit juga memiliki makna. Seseorang yang dapat menemukan makna di setiap kejadian, maka kegagalan dan cacian yang ia terima bukanlah masalah baginya. Inti kegagalan hidup manusia adalah ketika manusia tidak dapat lagi menemukan makna hidup. Bila sudah menemukan makna hidup, hidup akan terasa mudah dan indah. Sesuatu yang tadinya pahit akan terasa manis dan yang didapati hanyalah kebaikan.

Makna tersebut dapat ditemui dalam shalat. Shalat adalah miniatur kehidupan atau cermin hidup. Seperti apa kita hidup dapat dilihat dari seperti apa shalat kita.

Shalat adalah lautan kehidupan yang menyimpan tiga mutiara makna, yaitu:

  1. Mutiara Dzikrullah

Shalat pada dasarnya adalah perintah untuk mengingat Allah.

  1. Mutiara Tha’atullah

Ketika shalat orang menjadi sangat taat pada Allah. Buktinya ketika shalat tidak berani meninggalkan syarat dan rukun shalat. Betapa buru-burunya kita tidak akan meninggalkan rukun shalat.

  1. Mutiara Tajridullah

Shalat bertujuan untuk meraih ridho Allah. Menyembunyikan diri dari apa pun selain Allah. Habluminannas menjadi tidak ada artinya bila tidak disertai dengan habluminallah.

Mutiara asli hanya bisa ditemukan di dasar laut. Sama halnya dengan Mutiara makna yang hanya dapat dijumpai di kedalaman shalat. Ketika seseorang shalat, tetapi tidak sampai ke dasarnya, maka tidak akan mendapat tiga mutiara makna. Orang tersebut ialah mereka yang shalat hanya sebatas untuk menggugurkan kewajiban.

Mutiara dzikrullah sangat dibutuhkan dalam hidup sebab hidup berarti merasakan kehadiran Allah dalam setiap helaan nafas manusia. Musibah awal manusia adalah ketika ia sudah tidak merasakan kehadiran Allah di dalam hidupnya. Mustahil ada kejadian dalam hidup yang tidak disertai Allah di dalamnya. Kehadiran Allah tersebut ada dalam 99 nama-namaNya (asmaulhusna). Berikut adalah contoh kehadiran Allah di kehidupan sehari-hari.

1.المصور= Al Mushawwir, artinya: Yang Maha Membentuk Rupa (makhluk-Nya)

Bentuk wajah manusia berbeda-beda, bahkan anak kembar pun pasti memiliki perbedaan.

2. الجميل= Al Jamiil, artinya: Yang Maha Indah.

Pemandangan indah di sekitar kita merupakan tanda adanya Allah di kehidupan kita.

3. المؤخر = Al Mu’akhir, artinya: Yang Maha Mengakhirkan

Ketika terlambat naik kereta, saat itu Allah sedang menunjukkan nama-Nya “al Muakhir”. Bila dapat menemukan makna hidup, keterlambatan tersebut bukanlah sebuah kesialan melainkan ada hikmah di balik peristiwa tersebut.

4.الحكيم = Al Hakim, artinya: Yang Maha Bijaksana

Allah adalah Dzat Yang Maha Bijaksana. Setiap kejadian yang Allah timpakan pada manusia pasti memiliki hikmah yang pasti baik baginya.

5.الرزاق = Ar Razzaaq, artinya: Yang Maha Pemberi Rezeki.

Rezeki yang didapat datangnya dari Allah karena Allah lah Yang Maha Pemberi Rezeki.

Shalat adalah madrasatul hayati yang secara alami membentuk seseorang menjadi orang yang selalu merasakan kehadiran Allah dalam hidup. Sudah selayaknya ketika shalat menghadirkan jiwa dan hati sepenuhnya untuk mengingat Allah.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.