Oleh: “Pak Wandi”
(Sempat terhapus dari website JS. Diterbitkan kembali 26 Juli 2019 dengan perbaikan ejaan)
Kalau kita mau merenung sejenak, kita akan menyadari bahwa setiap hari diri kita selalu dihadapkan pada berbagai pilihan yang menuntut adanya keputusan. Dari sejak akan bangun tidur, kita sudah harus memilih akan bangun tidur jam berapa. Ketika mau makan pagi, kita juga dihadapkan akan makan apa. Ketika mau beraktivitas, kita pun harus memutuskan mau melakukan apa. Setiap saat, bahkan setiap detik, kita adalah seorang decision maker.
Dalam hal yang lebih besar, peran kita sebagai decision maker ini semakin nampak dan membutuhkan pertimbangan yang semakin mendalam. Seperti dalam menentukan jurusan kuliah, seperti dalam memilih organisasi mahasiswa yang akan diikuti, atau bahkan ketika memilih pasangan hidup dan pekerjaan. Semuanya membutuhkan pertimbangan dan pemikiran lebih agar dihasilkan keputusan yang bijak.
Dalam setiap keputusan yang dipilih, pasti akan membawa konsekuensi. Ada hak kewajiban, ada untung rugi. Dalam dunia bisnis pun dikenal istilah risk and benefit ratio, sebuah perhitungan yang cermat dengan membandingkan untung dan rugi sebelum suatu keputusan diambil. Dan hal inilah yang harusnya dipakai seseorang sebelum mengambil sebuah keputusan apapun itu bentuknya. Hal pertama yang harus dipikirkan adalah apa untungnya bagiku?
Namun, sebagai seorang muslim, ketika dia harus menghitung-hitung keuntungan apa yang akan diperolehnya dari keputusan yang diambil. Keuntungan akhirat selalu menjadi prioritas pertama dan utama, dibandingkan dengan keuntungan dunia dan keindahan semu yang menyertainya. Ketika dihadapkan pada sebuah pilihan, dia harus bertanya pada hatinya, “apa untungnya bagi akhiratku, atau jangan-jangan ini akan merugikanku di akhirat?”. Ketika dia harus memutuskan, dia harus bertanya, “apakah hal ini akan mengantarkanku ke surga atau malahan akan menjerumuskanku ke neraka?”.
Jika hal ini selalu dilakukan oleh seorang muslim, maka dia akan selalu berada dalam kebaikan kapanpun dan dimanapun dia berada, dalam setiap pilihan yang dibuatnya.
Dan beginilah Allah mengajarkan tentang apa yang menguntungkan bagi diri kita,
“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah ‘Adn. Itulah keberuntungan yang besar.” (As-Shaff: 10-12).
Subhanallah, andai semua umat muslim punya priorita akhirat niscaya tidak ada kasus-kasus yang hanya berprioritas dunia , tapi gimana ya caranya??? hanya orang2 terpilihlah yang mampu seperti itu..