Tabligh Akbar Maulid POP 1446 H | Teladan Kepemimpinan Rasulullah Saw di Era Kontemporer

“Dilahirkan menjadi umat Rasulullah Saw adalah sebuah kemuliaan, tetapi pada kenyataanya terjadi gap yang cukup besar antara harapan tersebut dengan realita sosial yang terjadi pada saat ini.” 

~Amien Rais~

 

Rangkaian kegiatan Maulid Pop 1446 H telah diselenggarakan pada September 2024. sebuah kolaborasi apik antara LDK Jama’ah Shalahuddin UGM dan Takmir Masjid Kampus UGM, tabligh Akbar adalah puncak dari rangkaian acara tersebut. Acara yang dikemas dalam bentuk gelar wicara ini mengambil tema besar “Teladan Rasulullah Saw: Menghidupkan Moral Kepemimpinan di Era Kontemporer.” 

Dua tokoh intelektual besar, Prof. Dr. H. Muhammad Amien Rais, M.A., Ph.D., dan Prof. Dr. Machasin, M.A., hadir sebagai pemantik diskusi, dipandu oleh moderator Ahmad Ataka Awwalur Rizqi, S.T., Ph.D. Malam yang syahdu itu dipenuhi dengan renungan tentang sosok Rasulullah SAW, teladan sempurna dalam segala aspek kehidupan, tak terkecuali dalam hal kepemimpinan. Di tengah dialog yang hangat, Amien Rais mengawali dengan sebuah refleksi: “Dilahirkan menjadi umat Rasulullah SAW adalah sebuah kemuliaan, tetapi pada kenyataannya terjadi gap yang cukup besar antara harapan tersebut dengan realita sosial yang terjadi pada saat ini.”

Prof. Dr. Machasin pun turut memperkaya dialog dengan menyoroti tiga ciri khas kepemimpinan Rasulullah SAW, sebagaimana termaktub dalam QS at-Taubah ayat 128.

لَقَدْ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ

Tiga sifat kepemimpinan tersebut adalah kepedulian terhadap umatnya, membimbing dan mengarahkan orang-orang yang dipimpinnya, dan melindungi umatnya dari ancaman atau tantangan problematika yang terjadi. 

Saat ini, Indonesia menjadi negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak ke-2 di dunia, tetapi pada realitanya banyak terjadi praktik korupsi, kolusi dan nepotisme, dan ketidakadilan dimana hukum yang berlaku runcing ke bawah dan tumpul ke atas. Amien Rais menjelaskan bahwa dinasti-dinasti Islam memiliki masa-masa kejayaan dan masa keterpurukan, mayoritas keterpurukan tersebut disebabkan karena kelalaian para pemimpin terhadap urusan ukhrawi dan memberatkan urusan keduniawian. Hal itu juga berlaku pada bangsa Indonesia karena Indonesia merupakan bagian dari dunia Islam. Amien Rais juga menambahkan bahwa tidak ada janji yang benar-benar ditepati kecuali janji Allah karena pada realitanya terjadi gap yang cukup besar antara janji dan realita yang diberikan oleh seorang manusia.

Prof. Dr. Machasin menambahkan bahwa kondisi yang terjadi di Indonesia saat ini disebabkan karena kualitas sumber daya manusianya diukur berdasarkan matrialismenya bukan pada sifat kemanusiannya, sebagai contoh mahasiswa mengerjakan tugas dengan bergantung sepenuhnya pada AI (Artificial Intelligence) sehingga hasil akhir yang didapatkan mahasiswa adalah angka atau nilai saja, sedangkan pengetahuan itu didapatkan melalui proses panjang. Di akhir sesi, beliau memberikan pesan kepada para mahasiswa untuk memperkuat aspek-aspek moralitas dan akhlak dalam kehidupannya sebagai bekal menjadi seorang khalifah di muka bumi. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.