Ketentraman dan keindahan sudah menjadi fitrah kehidupan yang menjelma sebagai dambaan setiap insan. Seseorang rela mengorbankan apapun untuk meraihnya. Jalan yang ditempuh pun bermacam-macam, ada yang berangapan dengan mencari kekayaan, maka ketentraman hidup akan dengan sendiri diraihnya, ada yang mencapainya dengan jalan popularitas dan ada pula yang merengkuhnya melui perjalanan spiritual yang panjang. Agama dijadikannya sebagai tempat sandaran dalam setiap sendi kehidupan, Tuhan sebagai satu-satunya tempat berlabuh atas segala keluh.
“Oh God! If you save me, I’ll work for you”, itulah salah satu teriakan ekspresi untuk mencari hakikat hidup oleh Cat Steven, seorang penyanyi terkemuka asal inggris sekitar akhir tahun 60’an. Pada tahun 1975 dia berlibur ke Malibu, Calofornia. Saat itu dia terseret ombak besar, dengan keadaan timbul tenggelamnya antara hidup dan mati, dengan keras ia teriakkan permohonannya kepada Tuhan. Dan akhir kejadiaannya, perlahan-lahan ombak itu mengantarkannya kembali ke tepi pantai, alhasil ia selamat dari misteri yang hampir merenggut nyawanya.
Kegelisahan mulai menyelimuti diri Cat Steven, hingga akhirnya ia mengawali perjalanan spiritual panjangnya untuk mencari dan mengenal Tuhan. Ia mempelajari tentang Budha, ilmu Numerology, Astrology, dll hingga suatu waktu saudara kandungnya memberikan Al-Qur’an kepadanya. Perlahan, Cat Steven mulai membaca dan memelajari isinya dan didapatilah nilai-nilai keindahan hingga mengantarkannya ke gerbang syahadat. Dialah yang sekarang di kenal dengan nama Yusuf Islam, nama barunya yang terinspirasi dari surat Yusuf. Kini Ia mendedikasikan dirinya dalam dunia pendidikan, kedamaian dunia, dan juga masih berkecimpung dalam bidang seni (penyanyi).
Kisah lainnya adalah nenek yahudi buta yang terus menghina dan memfitnah Rasulullah SAW. Rasulullah setiap paginya justru mendatangi Nenek tersebut untuk diberikan suapan makanan, tanpa kata apapun. Setelah Rasulullah wafat, maka Abu Bakar menggantikan beliau. Saat Abu Bakar mulai menyuapinya, sontak pengemis berteriak, “Siapa kamu ? Orang yang biasa menyuapiku setiap pagi apabila Dia dating kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan mulut ini mengunyah”. Abu Bakar tidak bisa menahan air matanya, sambil terisyak dalam tangisnya Beliau mengatakan bahwa memang Beliau bukan orang yang biasanya, dan menyampaikan bahwa orang tersebut adalah Rasulullah SAW yang sering Ia hina. Sampai disini nenek itu terketuk hatinya dan bersayahadat dihadapan Abu Bakar r.a.
Inilah betapa indahnya kehidupan. Islam memberikan sebuah jalan yang indah bagi siapapun. Tidak sedikit ilmuan yang bersyahadat, takjub akan sisi-sisi keajaiban islam, seperti Dr. Fidelma, seorang doktor di Amerika ahli neurologi yang menemukan bahwa ada bagian syaraf otak yang tidak tersuplai oleh oksigen, kecuali saat seseorang melakukan sujud. Pun Ahli farmakologi Thailand, Profesor Tajaten Tahasen yang juga merupakan Dekan Fakultas Farmasi Universitas Chiang Mai Thailand menemukan fenomena terpisahnya air laut satu terhadap yang lain. Dan itu semuanya sudah ada dalam kitab suci seluruh Alam, yakni Al-Quran hingga membuatnya bersyahadat menyaksikan Ke-Esaan Allah dan bersaksi bahwa Muhammad ialah utusan Allah.
Ditulis oleh : Ardian Umam
Mahasiswa Teknik Elektro UGM
Dept. Media Opini Jamaah Shalahuddin 1432 H