Menyingkap Makna di Malam Penuh Rahmat

           Ramadan bulan yang selalu dinanti umat muslim di seluruh dunia. Bulan yang penuh Berkah dan Rahmat-nya. Pada bulan ini amal ibadah kita dilipatgandakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Banyak peristiwa penting yang terjadi mulai dari kemenangan perang nabi sampai peristiwa fathu makkah. Diriwayatkan juga dalam banyak kitab Al-Qur’an  pertama kali turun pada malam lailatul qadr, malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Oleh karena itu ramadan menjadi bulan yang ditunggu untuk mengumpulkan amal baik. Kemeriahan ramadan bahkan dapat dirasakan di berbagai belahan dunia, termasuk oleh umat non muslim sekalipun. Pada surah Al Qadr diterangkan apa itu malam lailatul qadr dan turunnya Al-Qur’an  pada malam itu.

ِ                                                                                                              اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ  ۝١

 

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada Lailatul qadr. (Qs Al-Qadr : 1)

 

           Dalam beberapa riwayat Al-Qur’an  diturunkan sebanyak satu kali dan dua kali. Namun hal ini masih menjadi perdebatan karena tidak ada dalil yang pasti akan hal tersebut. Pada kata اَنْزَلْ mengarah pada pemaknaan turun secara sekaligus. Sedangkan melalui kata نْزَلْ mengarah pada pemaknaan turun secara bertahap atau berangsur-angsur. Oleh karena itu ulama memiliki perbedaan pendapat akan berapa kali penurunan Al-Qur’an  itu sendiri. Ulama yang berpendapat turun dua kali yaitu pertama berdasarkan surah al baqarah ayat 185, surah al dukhan ayat 3 dan surah al qadr ayat 1.

 

           Ayat tersebut menjadi bukti Al-Qur’an  secara utuh dalam satu malam pada malam lailatul qadr, disebabkan kata tunggal  لَيْلَةِ ini tidak mungkin diturunkan berkali-kali dalam satu malam. kemudian penjelasan dari Ibnu Abbas r.a yang menjelaskan proses turunnya Al-Qur’an  melalui lauh al-mahfudz menuju langit dunia dan kedua dari langit dunia menuju hati Rasulullah. Sementara ulama yang mengatakan Al-Qur’an turun satu kali penurunan dan langsung secara bertahap memiliki argumentasi yaitu pertama memaknai ketiga ayat diatas dengan bahwa pada malam ramadan menjadi tanda turunnya Al-Qur’an  secara bertahap tanpa adanya penurunan sekaligus.

 

           Kemudian pendapat ibnu abbas dirasa masih diragukan karena riwayat yang disampaikan adalah riwayat ahad, tidak ada penjelasan sahabat lain kecuali dirinya. Serta tidak ada penjelasan secara eksplisit terkait proses penurunan Al-Qur’an  bahkan hadits yang menjelaskan penurunan Al-Qur’an  itu sendiri. Menimbang beberapa pendapat ulama maka penulis sendiri mengambil sikap bahwasannya Al-Qur’an  turun satu kali dan langsung turun secara bertahap. Serta diturunkan pertama kali pada malam lailatul qadr bersesuain dengan turunnya surah al Alaq yang mana pertama kali Al-Qur’an diturunkan pada malam lailatul qadr karena nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam diangkat menjadi seorang rasul pada bulan Ramadan.

 

                                                                                                              وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ ۝٢

 

Tahukah kamu apakah Lailatul qadr itu? (Qs Al-Qadr : 2)

 

           Pada malam lailatul qadr yang merupakan malam yang penuh dengan kemuliaan dan keistimewaan. Tidak ada seorangpun yang mengetahui dengan persis hakikat lailatul qadr dan tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui keutamaannya. Yang dapat diketahui hanyalah sekedar apa yang diterangkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Dalam satu riwayat dari as Suyuthi r.a malam lailatul qadr jatuh pada malam 17 ramadan yang mengambil dalil dari surah al anfal ayat 41 dimana yang artinya “…..hari bertemu dua golongan” yaitu dalam peperangan badar karena berhadapan dua golongan di perang badar yaitu golongan islam dan golongan musyrikin terjadi pada malam 17 Ramadhan.

 

          Meskipun pendapat ini hasil ijtihad ulama dan beberapa ulama indonesia juga berpendapat demikian. Kemudian pendapat bahwasannya malam lailatul qadr bertepatan pada malam 27 ramadan berdasarkan hadits Zar bin Hubaisy yang diriwayatkan dalam hadits riwayat muslim dan tirmidzi termasuk hadits hasan shahih. sesungguhnya dia mengetahui bahwa malam tersebut jatuh pada sepuluh hari terakhir ramadan tepatnya pada malam 27 ramadan. Namun kita tidak boleh bergantung pada malam tersebut karena hakikatnya malam lailatul qadr hanya Allah subhanahu wa ta’ala yang tahu.

 

          Kemudian beberapa tanda yang ditunjukkan diantaranya matahari pada hari itu terbit dengan tanpa sinar yang kuat, hari itu berbeda dari hari biasanya dimana langit lebih redup pada sore hari, pada hari itu tidaklah terlalu panas dan terlalu dingin dan lailatul qadr bertepatan pada malam ganjil di 10 hari terakhir ramadan. Itulah beberapa pendapat tentang datangnya malam lailatul qadr, penulis sendiri mengambil sikap kehati-hatian dalam menentukan lailatul qadr yaitu pada malam ganjil di 10 hari terakhir ramadan dan lailatul qadr hanya terjadi satu kali setiap tahunnya.

                                                                                                     لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ ۝٣

 

Lailatul qadr itu lebih baik daripada seribu bulan. (Qs Al-Qadr : 3)

 

           Di malam itu juga diriwayatkan bahwa amal saleh yang dikerjakan saat itu lebih baik daripada amal saleh yang dikerjakan selama seribu bulan. Imam Ahmad dan Nasa’i meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., dia berkata, “Ketika bulan ramadaan telah tiba, Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam. bersabda, “sungguh telah datang kepada kalian bulan Ramadan. Bulan yang penuh berkah. Allah subhanahu wa ta’ala telah mewajibkan atas kalian untuk berpuasa pada bulan ini. Pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup sehingga para setan dibelenggu. Di bulan ini terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa yang tidak mendapatkan kebaikan pada malam tersebut, maka sungguh dia telah dicegah untuk mendapatkannya.” (HR An-Nasa’i).

 

                                                                             تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ ۝٤

 

Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. (Qs Al-Qadr : 4)

 

          Laksana satu perutusan malaikat-malaikat turun ke muka bumi ini bersama dengan malaikat yang di sini disebut roh, yaitu kepala dari para malaikat. Itulah malaikat Jibril yang disebut juga Ruhul-Amin yang menghantarkan wahyu kepada Nabi yang telah terpilih Muhammad shallallahu `alaihi wa sallam. Pada kali pertama Jibril memperlihatkan dirinya kepada Muhammad shallallahu `alaihi wa sallam dengan wujud yang asli, sehingga Nabi sendiri pernah mengatakan bahwa hanya dua kali dia dapat melihat Jibril itu dalam keadaan aslinya, yaitu pada malam lailatul qadr, atau malam nuzulul quran di gua hira, dan kedua di Sidratul Muntaha ketika nabi mi’raj. Pada kesempatan yang lain beliau melihat Jibril berupa  penjelmaan sebagai manusia, bahkan pernah menyerupakan dirinya dengan sahabat Nabi yang bernama Dihyah al-Kalbi.

 

                                                                                                         سَلٰمٌۛ هِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِࣖ ۝٥

 

Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar. (Qs Al-Qadr : 5)

 

          Malam tersebut adalah malam keamanan dan keselamatan serta kebaikan dan keberkahan dari Allah subhanahu wa ta’ala. Dia tidak menakdirkan pada malam tersebut melainkan keselamatan. Sementara itu, di malam-malam lainnya, Allah subhanahu wa ta’ala menakdirkan keselamatan dan bencana. Malam lailatul qadr adalah malam yang selamat dari pengaruh setan terhadap kaum Mukminin. Selain itu, Malam lailatul qadr merupakan malam yang selamat sehingga setan tidak dapat melakukan kejahatan dan gangguan. Seluruh malam tersebut hanya berisi kebaikan, tidak ada kejelekan pada malam tersebut hingga terbit fajar. Sungguh kaya makna dan hikmah atas surah al qadr ini atas malam lailatul qadr semoga amal ibadah kita dibulan ramadan ini diterima seluruhnya oleh Allah subhanahu wa ta’ala dan diberi  kemenangan pada hari raya esok. wallahualam bissawab

 

Oleh : Muhammad Khanif Samudera

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.