Review i-Lecture Ahad Pagi (27 Sep 2015) | Tafsir Qur’an

i-Lecture Ahad Pagi | Tafsir Qur’an

Ust. Ridwan Hamidi

27 September 2015

 

As Shoff-5

Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya: “Hai kaumku, mengapa kamu menyakitiku, sedangkan kamu mengetahui bahwa sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu?” Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik.

 

Tafsir As Sa’di: Mengapa kalian menyakitiku -dengan ucapan dan dengan perbuatan- sedangkan kamu mengetahui bahwa sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu?. Pengikut nabi musa yang seharusnya mengikutinya justru melakukan pelecehan yang luar biasa kepada Nabi Musa sehingga menyakiti beliau sementara hak semua rasul adalah di hormati, dimuliakan, perintahnya dikerjakan, segera menaatinya. Menyakiti orang biasa saja sudah dosa, apalagi Nabi? Bahkan Rasul yang termasuk golongan ulul ‘azmi, termasuk puncak perbuatan dosa dan sangat tercela.

 

Tafsir Ibnu Katsir: “Hai kaumku, mengapa kamu menyakitiku, sedangkan kamu mengetahui bahwa sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu?” Maksudnya, mengapa kalian selalu menyakitiku padahal kalian tahu bahwa aku telah berkata jujur tentang risalah yang aku bawa kepada kalian. Nabi ingin sekali umatnya mendapatkan kebaikan. Ini merupakan hiburan bagi Rasulullah, Muhammad SAW atas apa yang menimpa kalian dari orang-orang kafir di antara kaumnya ataupun yang lainnya. Dalam ayat ini juga terdapat perintah kepada rasulullah untuk bersabar dan larangan terhadap orang-orang beriman untuk menyakiti Nabi mereka. Sebagaimana difirmankan oleh Allah:

 

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa; maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. Dan adalah dia seorang yang mempunyai kedudukan terhormat di sisi Allah.”

QS Al-Ahzab : 69

 

Dan seluruh nabi dan rasul adalah yang paling keras ujiannya, dicela, dicaci maki, fitnah, pelecehan dsb. Ini dapat menjadi penyemangat bagi para da’i untuk terus bersabar dalam berdakwah, karena memang apa yang mereka hadapi belum ada apa-apanya disbanding ujian dakwah yang dihadapi rasulullah SAW.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.