Forum Mengeja Hujan #3 bersama Ustadz Anton Ismunanto pada 27 Maret 2021. Rekaman seluruh kegiatan Forum Mengeja Hujan dapat diakses di bit.ly/RekamanFMH
Bagaimana peradaban Islam terbentuk?
Ada dua kata yang sering di pakai secara bergantian yang berkaitan dengan peradan yaitu peradaban dan kebudayaan. Dua kata ini kalau disamakan tidak menjadi masalah, tapi karena dia memiliki opsi pemaknaan yang berbeda maka kita perlu mempertimbangkan perbedaan maknanya.
Apa perbedaannya?
Peradaban adalah kebudayaan yang tingkatannya lebih tinggi. Misal, di Indonesia ini ada banyak kebudayaan, namun belum tentu memiliki peradaban. Berbeda dengan Yunani, dia punya kebudayaan namun di lain sisi dia telah menjelma menjadi peradaban. Namun peradaban Yunani, kebudayaannya lebih tinggi sehingga dia bisa mencapai peradaban, selain itu kebudayaan itu bersifat abstrak atau value, sedangkan peradaban itu lebih ke produk dan lebih konkret, misal ada institusi-institusi, infrastruktur, dsb. Peradaban dan kebudayaan ini Islam memilikinya, tapi nanti konsepnya akan berbeda dengan peradaban dan kebudayaan lainnya.
Apa yang membentuk peradaban?
Yang mensyaratkan dari suatu peradaban adalah ilmu, atau budaya ilmu, atau tradisi ilmu, atau berbagai disiplin ilmu yang berkembang dalam tubuh peradabannya. Ilmu itu adalah produk pemikiran, hasil olah pikiran manusia, baik itu pemikiran asli atau yang berhubungan dengan rekardina bentuk dsb. Kalau peradaban Barat meskipun punya ilmu, namun dia bisa di CIVILIZATION = SECULAR CITY, maksudnya?
Kota yang sekuler, kota yang mengabaikan agama, kota yang menganggap bahwa agama bukan sesuatu yang penting, bukan sesuatu yang prinsipil yang dipertimbangkan. Ini berbeda dengan peradaban Islam, peradaban Islam juga berpusat di kota. Peradaban tidak mungkin berpusat di desa, karena desa itu tidak memiliki tradisi ilmu yang cukup signifikan, kota lah tempat ilmu itu berkumpul, berakumulasi, dsb. Jadi peradaban itu bermula di kota bukan di desa, karena kota itu aktivitas sosialnya sudah berkembang dan cukup kompleks. Namun, kota menurut peradaban barat itu, dia tidak mementingkan aspek agama, sekuler itu tadi. Kalaupun agama itu bersifat personal, bukan komunal. Ini berbeda dengan Islam, Islam juga menganggap bahwa peradaban itu berpusat atau berafiliasi di kota, namun di Islam itu berbeda.
Islam menanggap bahwa diin (agama), madinah = tempat agama direalisasikan, dari madinah itu berkembang tamaddun = peradaban, jadi bisa kita artikan bahwa peradaban dan kota itu berpusat pada agama, jadi core value-nya kalau di Islam peradaban itu kota dan agama, kalau Barat kota dan sekularitas. Terus kemudian dalam kasus Islam, agama itu ada fondasinya, fondasi agama adalah Al-Qurán, salah satu kemukjizatan Al-Qurán adalah mukjizat bahasa, bahasa Al-Qurán itu melampaui manusia, karena bahasa itu berisi kata-kata, bisa kita katakan bahwa Al-Quran berisi kata-kata yang kompleks yang kemudian akan berpusat pada ilmu. Kosa kata kunci ini yang akan mempengaruhi peradaban.
Namun, Al-Quran tidak bisa berdiri sendiri. Al-Quran itu diekspresikan dalam kehidupan Nabi (As-Sunah), seperti perkataan nabi, perbuatan, cara berpikirnya, afirmasi nabi baik persetujuan dan diam nabi, dsb.
Karena Al-Qurán itu di jelaskan secara alamiah oleh sunah, maka konsep-konsep di dalam Al-Qur’an itu, mau tidak mau berkembang di bawah naungan sunah itu tadi. Apa saja konsep-konsep kunci di dalam Al Quran? Konsep-konsepnya di antaranya tentang Allah, Tuhan (Rabb), ilmu, alam, manusia, akhirat dan kenabian. Karena Al-Qur’an itu turun 23 tahun, pasti ada perubahan dan karakteristik. Jadi, konsepnya tidak sebatas dengan ini, nanti ada tentang politik, umat (yang konsepnya juga luas), kebahagiaan, dsb. Konsep-konsep kunci jika kita klasifikasikan ada 4 klasifikasi, yaitu:
Islam
- Aqidah, tentang nalar kita, bagaimana kita memandang dunia.
- Akhlak, tentang menata diri kita, bagaimana kita mengelola diri kita, tentang manajemen diri, jadi akhlak itu bukan kita dengan siapa, namun tentang diri sendiri. Oleh karena itu, akhlak itu terakumulasi terhadap perbuatan diri sendiri bukan dengan orang lain
- Ibadah, ibadah itu jalinan manusia dengan sumber wujudnya yaitu Tuhan.
- Muamalah, manusia dengan manusia lainnya.
Sumber-sumber Islam ini karena berhadapan dengan realitas yang berbeda, peradaban bertemu dengan situasi yang kompleks, terlebih ketika bertemu dengan peradaban-peradaban yang sudah tua, maka para sahabat nabi, mereka diberi kesempatan untuk melakukan pengembangan, istilahnya ijtihad adalah proses pengembangan intelektual kreatif, maka Al-Qur’an itu akhirnya konsep-konsepnya tidak hanya di tangan nabi, melainkan di tangan para sahabat dan ulama-ulama setelah nabi, ulama-ulama tersebut adalah:
Ulama-ulama tersebut tersebar ke berbagai wilayah, hal ini menunjukkan persoalan itu berkembang, dan memerlukan ijtihad untuk
menghadapinya.
Hal ini mengakibatkan konsep-konsep yang awal tadi akan berkembang, apa saja?
Ini disebut kerangka konsep-konsep yang berkembang, yang menjadi kerangka dari suatu ilmu. Ilmu yang paling pertama kali berkembang itu fiqih. Fiqih ini memiliki kaitan dengan banyak hal, seperi di gambar di samping. Karena manusia makhluk yang berpikir perlu penjelasan dari konsep-konsep awal.
Tahap ini disebut tahap problematis. Problematis itu semua diperbincangkan bareng-bareng belum dipecah.
Fiqih itu di abad pertama memperbincangkan semua konsep bidang ilmu, seperti filsafat di zaman Yunani, saat itu Filsafat memperbincangkan berbagai ilmu seperti matematika, fisika, politik, etik, ekonomi domestik, sama fiqih pun memperbincangkan keyakinan, namun di matematika Islam tidak mengenal, nanti dia meminjam dari peradaban lainnya. Fisika, juga belum, tapi basis metafisika Islam punya, moralitas, halal-haram Islam punya. Di pertengahan abad ke-2 tahun 750-an, Fiqih itu mulai dipecah, yaitu:
Proses ini disebut tahap disipliner, yaitu tahap yang dibuat lebih rapi. Ketika konsep-konsep mulai rumit, fiqih dibelah
seperti gambar tersebut.
Seiring berjalannya waktu umat Islam juga berinteraksi dari peradaban-peradaban tua seperti peradaban-peradaban di atas.
Berinteraksi baik dalam pembicaraan, penerjemahan, dsb. Lalu akhirnya ketika umat Islam mampu menyerap ilmu-ilmu asing
itu dan di serap ke dalam Islam, akhirnya Islam itu memiliki banyak bidang ilmu, yaitu:
Ini bidang ilmu dalam Islam. Imam Al-Ghazali mendefinisikan semua ilmu memiliki aspek kerasionalannya dan keagamaannya. Fiqih, hadist, dan tafsir itu jelas itu bentuk rasional; kalam dan falsafah juga berbentuk rasional namun ada pengaruh
agama; untuk sains, teknologi, dan tashawuf dia sangat dipengaruhi oleh pandangan.
Kemajuan pengetahuan dunia Islam itu menciptakan kecanggihan tersendiri, baik teoretis maupun fisik, sehingga menghasilkan beberapa kota yang maju, seperti Baghdad, Damaskus, Tunis, Alexanderia, Andalusia, dan yang beririsan langsung dengan orang Eropa adalah Andalusia. Why? Dikarenakan Andalusia lebih jauh dari pusat yaitu Baghdad, maka mereka orang-orang pribumi lebih nyaman berbicara ilmu, baik itu politik, suasananya dengan orang-orang muslim di Andalusia. Hal ini dikarenakan orang-orang Kristen di sana sendiri lebih nyaman dengan orang muslim dibandingkan dengan orang-orang Romawi, sehingga mereka merasa lebih percaya terhadap muslim. Singkat cerita Andalusia menunjukkan kebesarannya, meskipun Baghdad juga sama, namun nanti Baghdad redam sedangkan Andalusia masih eksis.
Andalusia sendiri merupakan bagian dari Spanyol dan Portugis. Nah, Spanyol dan Portugis berbatasan langsung dengan Prancis Selatan. Ketika di tahun 1000 atau 1100, anak-anak Eropa lebih pandai bahasa Arab karena saat itu bahasa Arab merupakan bahasa keren dan bahasa pengetahuan. Itu membuat para pendeta sedih, karena pemudanya lebih suka bahasa Arab. Nah, maka kemudian ada Paus yang punya akal untuk menyerukan perang suci, Urbanus, yang menyebabkan perang Salib dan itu terjadi hampir 2 abad. Sementara pendeta-pendeta lain yang lebih melihat peluang dibandingkan ancaman, mereka malah semangat untuk melakukan pemusnahan karya-karya umat Islam, lokasinya di Prancis bagian selatan, yang di mana mereka mengkaji ilmu fiqih dari Islam yang berguna untuk hukum, makanya Prancis lebih banyak menyerap dari Fiqih Maliki, lalu berkaitan dengan ilmu-ilmu rasional itu jelas, seperti fisika, matematika, kimia, biologi, kedokteran itu di Prancis bagian selatan inilah dia berkembang ke seluruh penjuru bagian Eropa.
Oleh karena itu, kita lihat di gambar di atas bahwa perkembangan ilmu di Eropa pasti akan selalu berhubungan dengan Prancis. Sedangkan Andalusia sendiri tidak masuk entah kenapa? Mungkin karena mereka terlalu dekat dengan Islam sehingga menimbulkan kebencian, jadi bukannya masuk ke hati malah jadi resistansi. Oleh karena itu, ilmu-ilmu dari silam itu lebih canggih, sehingga menjadi dasar bagi ilmu-ilmu di Eropa.
Namun sekarang seiring waktu berjalan sekulerisasi menguap, jejak-jejak ilmu Islam itu menghilang. Lalu yang berkembang itu ilmu-ilmu sekuler, yang di mana ilmu-ilmu sekuler itu akan berkembang lagi ke Islam lewat penjajahan.
Kita tahu awal-awal penjajahan orang-orang Andalusia yang menjajah yaitu Spanyol dan Portugis. Dan di perjanjian tahun Besillas, bumi di belah 2 untuk Spanyol dan Portugis jadi terpisah, belakangan kekuatan Eropa terbelah dan kekuatannya makin luas, dan luar biasa rata. Dan kalau tidak salah keputusannya sekitar tahun 1815. Peta persebarannya dapat dilihat di gambar berikat.
Inilah adalah alur sederhana tentang bagaimana munculnya peradaban Islam, berkembangnya ilmu pengetahuan dan berpindahnya ilmu ke Eropa, dan balik lagi ke kaum muslim dengan corak dan karakter yang berbeda.
What Should We Do?
Forum Mengeja Hujan
Sebelumnya: Forum Mengeja Hujan #2 (13 Maret 2021)
Selanjutnya: Forum Mengeja Hujan #4: Budaya Ilmu: Satu Penjelasan (10 April 2021)