Dilihat dari judulnya, buku ini tampak cukup provokatif bukan? Dengan membaca judulnya, mungkin kita menjadi bertanya-tanya “Apa sebenarnya kekafiran berpikir itu?”
Melalui buku ini, penulis ingin menyampaikan bahwa kekafiran berpikir merupakan kekafiran I’tiqadi yang berhubungan dengan pemikiran dan kepercayaan. Buku ini menjabarkan sebelas contoh pola pikir yang keliru sehingga dapat membawa kita pada kekufuran. Kesebelas contoh tersebut dijelaskan pada 11 bab yang berbeda, di antaranya yaitu Relativisme, Zaman sebagai Ukuran, dan Pluralisme Agama.
Pada bab Relativisme, penulis lebih menekankan betapa pentingnya kaidah berpikir yang benar. Penulis menjelaskan bahwa seseorang harus mampu membedakan apa yang dimaksud “berlawanan”, “berlainan”, serta “berbeda”. “Berlawanan” merupakan konsep yang mana seseorang hanya dapat menyandang satu sifat saja, contohnya hidup atau mati. Selanjutnya “berlainan”’ merupakan konsep yang menjelaskan bahwa dua hal tidak berlawanan, tetapi tidak dapat melekat pada diri seseorang secara bersamaan, contohnya yaitu terdapat hewan yang berkaki dua atau berkaki empat, tetapi hewan tentu saja tidak dapat berkaki dua dan empat sekaligus. Sementara itu, “berbeda” merupakan konsep yang menjelaskan bahwa seseorang dapat menyandang dua hal sekaligus, contohnya seseorang dapat menyandang status sebagai guru dan murid pada saat yang bersamaan. Menurut penulis, kita akan mendapatkan kejelasan tentang apa yang dimaksud relatif dan mutlak dengan memperhatikan kaidah berpikir tersebut.
Lalu pada bab “Zaman sebagai Ukuran”, penulis memaparkan tentang kekacauan pemikiran yang meyakini bahwa zaman merupakan ukuran baik dan buruk bagi tindakan serta perilaku manusia. Sebagai contoh, hukum islam yang dianggap ketinggalan zaman dikritisi lalu dimodifikasi sesuai hawa nafsu manusia. Ada pula kesalahan berpikir yang menganggap bahwa Allah hanya mampu menciptakan, tetapi tidak mempunyai kekuasaan untuk memelihara ciptaan-Nya.
Sementara itu, pada bagian akhir buku yaitu bab “Pluralisme Agama” penulis menguraikan kesalahan pemikiran yang membenarkan semua agama. Adanya pembenaran tersebut berasal dari penafsiran ayat-ayat al-Quran yang hanya didasarkan pada asumsi dan hawa nafsu kaum pluralis. Melalui buku ini, penulis hendak meluruskan tafsir surat Al-Baqarah ayat 62 dan 148 yang sering disalahgunakan untuk membenarkan paham pluralisme agama.