Pada pertengahan Maret, namun waktu pastinya masih dirahasiakan oleh gedung putih, Presiden AS, Barrack Obama, akan berkunjung ke Indonesia. Kunjungan ini adalah merupakan kunjungan pertama Obama selaku Presiden AS dan merupakan tindak lanjut dari kunjungan yang telah diawali Hillary Clinton, awal 2009 lalu.
Seperti yang dikatakan oleh Dino Patti Jalal, Staf Khusus Kepresidenan, bahwasanya Obama dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan secara resmi meluncurkan US-Indonesia Comprehensive Partnership, sebuah inisiatif di mana Amerika Serikat akan memperluas dan memperkuat hubungan dengan Indonesia untuk menangani isu-isu regional dan global. “Kami ingin ini menjadi hubungan yang lebih komprehensif, yang meliputi bidang-bidang seperti energi, lingkungan, kesehatan, ilmu pengetahuan dan teknologi, perdagangan, investasi, orang-ke-orang kontak dan banyak lainnya,” katanya.
Rencananya Obama juga akan datang ke Yogyakarta, untuk melihat kraton Yogyakarta, UGM, Candi Borobudur, dan meninjau bengkel kereta api Balai Yasa Yogyakarta. Namun, Apakah kita patut sebagai warga negara Indonesia yang khususnya beragama islam merasa bangga dengan kedatangan Obama ini? Atau malah kita harus waspada? Apakah benar kedatanagan Obama ini akan memberikan keuntungan bagi Indonesia khususnya untuk umat islam ini?
HANYA SEKEDAR JANJI
Dalam kancah global, Pada saat Obama baru saja terpilih menjadi Presiden AS, ia menebar banyak janji-janji manis kepada umat islam. Obama menyatakan bahwa AS akan mengembangkan hubungan dengan dunia Islam dalam bentuk hubungan yang hangat, saling memahami dan atas dasar kepentingan yang sama. Ia juga mengatakan bahwa AS akan menghormati negara-negara Islam.
“Amerika menghormati negara-negara Islam. Karenanya, kita segera menyelesaikan masalah Irak. Amerika adalah teman semua negara.” (pidato kenegaraan pertama Obama, 20 Januari 2009).
Saat berkunjung ke Turki Obama menyampaikan pidato dihadapan parlemen Turki.”Saya katakan sejelas-jelasnya, Amerika Serikat tidak dan tidak akan pernah memerangi Islam. ”
Namun, semua yang dikatakan oleh Obama kepada umat islam ternyata hanyalah sekedar janji-janji manis belaka.
Contoh saja, Invasi (pembantaian) Gaza oleh Israel yang terjadi dari tanggal 28 Desember 2008 hingga 18 Januari 2009, yang telah menyebabkan sebanyak 1.400 orang lebih tewas dimana ratusan diantaranya dalah anak-anak, wanita dan orang tua; 5.000 orang terluka, termasuk 1.000 yang cacat seumur hidup, disamping kehancuran dahsyat akibat berbagai jenis senjata paling mutakhir negeri Zionis, itu sama sekali tidak disinggung dalam pidato kemenangannya. Saat invasi biadab Israel di Gaza itu, sikap Obama justru sangat kentara mendukung penuh negeri Zionis dengan dalih mempertahankan diri. Padahal tragedi itu lebih merupakan pembantaian penduduk Gaza oleh zionis Israel. Sampai saat ini, AS dengan Israel masih saling bersimbiosis mutualisme.
Sebelumnya, Obama juga pernah menyatakan dalam pidatonya pada Konferensi AIPAC 4 Juni 2008, “Biarkan saya jelaskan. Keamanan Israel adalah keramat. Hal ini tidak bisa dinegosiasikan.”
Obama juga pernah berjanji untuk menarik pasukannya dari Iraq, namun hingga sekarang belum dilakukan, malah pada awal Desember 2009, Obama justru memutuskan pengiriman pasukan tambahan sebanyak 30 ribu personel ke Afghanistan. Di sini kita bisa membaca, ketika Iraq sudah berhasil di jadikan pembantu sehingga tidak perlu lagi keberadaan militer AS, maka giliran Afghanistan yang akan dijadikan pembantu. Semua itu diakukan agar AS mampu menguasai sumber-sumber minyak disana.
Dari sini saja, kita bisa melihat kalau janji-janji yang disampaikan oleh Obama saat kampanye, hanyalah sekedar retorika cantik saja, tetapi sesungguhnya Obama sama dengan Bush, hanya saja, ia menggunakan soft power untuk mengahncurkan umat islam.
Kemudian, bagaimana dengan misi Obama di Indonesia?
BENCANA UNTUK INDONESIA
Indonesia adalah negara yang sangat menggiurkan. Indonesia memiliki potensi alam yang alam yang luar biasa. Indonesia memiliki kawasan hutan hujan tropis yang terbesar di Asia-Pasific, yaitu diperkirakan 1,148,400 kilometer persegi. Hutan Indonesia termasuk yang paling kaya keaneka ragaman hayati di dunia. Lingkungan Pesisir dan Kelautan di Indonesia Panjang seluruh garis pesisir di Indonesia mencapai 81,000 kilometer, ini adalah 14% dari seluruh pesisir di dunia. Indonesia adalah negara yang memiliki pesisir terpanjang di dunia. Ekosistem kelautan yang dimiliki oleh Indonesia sungguh sangat bervariasi, dan mendukung kehidupan kumpulan spesies yang sangat besar.
Dalam hal tambang, Indonesia penghasil9,5% produksi tembaga dunia (#3 dunia setelah Chili dan USA), 40% produksi timah dunia (#2 dunia setelah China), 7% produksi nikel dunia (#6), 5% produksi emas dunia (#8), Penghasil batubara #9 di dunia yang volume ekspornya meliputi 18,75% ekspor batubara dunia. Di Papua saja terdapat 25 milyar pon tembaga (#3 dunia), 40 juta ons emas (#1 dunia) dan 70 juta ons perak, nilainya ditaksir sekitar USD 40 Milyar. (Sumber : Suara Merdeka, 10 Mei 2005)
Dari segi humaniora, Indonesia adalah negara dengan jumlah penganut agama islam terbesar di dunia. Hal ini lah yang menjadi daya tarik bagi barat. Seperti yang pernah dikatakan oleh Hillary Clinton, pada saat bertemu dengan SBY di Istana Merdeka, ”Indonesia adalah model bagaimana Islam, demokrasi, modernitas dan juga hak-hak wanita tumbuh bersamaan secara harmonis dalam satu negara. “
Berdasarkan nilai-nilai stratgis di atas, tentu Indonesia adalah negara yang sangat menarik sehingga wajar ketika ada kemungkinan bahwsanya AS sangat menggebu-gebu untuk mencokolkan pengaruhnya di Indonesia. Hal inilah yang perlu kita perhatikan. Kedatangan Obama ke Indonesia bisa kita waspadai adalah dalam rangka memperkuat eksistensi AS di Indonesia dalam segala bidang. Seperti yang sudah dikatakan oleh Dinno Patti Jalal, AS dan Indonesia akan membuat perjanjian kerjasama komprehensip di segala bidang. Artinya, penjajahan AS berpotensi akan semakin terbuka lebar. Saat ini pun, setidaknya sudah ada 2 sektor yang telah dikuasai oleh AS.
Pertama, sektor ekonomi. AS adalah negeri pengeruk SDA terbesar di Indonesia. Tambang Emas di papua yang saat ini dikeruk oleh freeprot, 90 % keuntungannya masuk ke AS. Blok Natuna yang diperkirakan memiliki kandungan gas hingga 222 TCF (triliun kubik kaki), 76% dimiliki oleh ExxonMobil. Blok Cepuyang diprediksi memiliki kandungan minyak lebih dari 600 juta barel (senilai Rp 648 T dengan asumsi harga minyak perbarel $120), sehingga bisa menjadi andalan bahan bakar minyak (BBM) Indonesia, 45% dimiliki oleh ExxonMobil. Selain itu, masih ada banyak perusahaan major AS yang secara keseluruhan menguasai 90 % minyak, dan gas, seperti Total Fina Elf, BP Amoco Arco, Texaco, Conoco, Repsol, Unocal, Santa Fe, Gulf, Premier, Lasmo, Inpex dan Japex.
Kedatangan Obama akan semakin memperkuat pengerukan SDA di Indonesia. Atas nama investasi, AS akan merampok sedikit demi sedikit kekayaan alam kita. Salah strategi yang akan dilakukan oleh AS adalah dengan cara menyuntikan virus-virus ide riba ke dalam dunia pendidikan tinggi di Indonesia. AS akan meperbanyak jumlah beasiswa bagi mahasiswa Indonesia untuk diajarkan teori kapitalis di AS. Setelah di cuci otaknya di AS, mereka yang mendapatkan studi di AS kemudian akan dikembalikan ke Indonesia untuk mengajarkan teori-teori kapitalis di kampus-kampus. Saat ini, hampir semua Fakultas Ekonomi di seluruh Indonesia mengajarkan akan teori-teori kapitalis yang sarat dengan riba. Sehingga, para sarjana ekonomi nantinya diharapkan akan menerapkan ilmu riba nya di dunia Industri dan kenegaraan. Para doktor lulusan AS, telah banyak berhasil ditempatkan pada kursi-kursi pengambil kebijakan negara. Contoh saja untuk saat ini adalah Prof. Boediono(Wapres RI), Sri Mulyani(Mneteri Keuangan), Mari Elka Pangestu (Menteri Perdagangan), dan masih banyak lagi sejumlah ekonom di DPR maupun lembaga-lembaga kenegraan lainnya.
Dengan ditempatkannya para ahli ilmu riba di kampus-kanpus dan institusi-institusi negara, ide privatisasi menjadi mudah untuk diterapkan. Produk-produk kapitalis, seperti Bursa saham, bursa valas, dan perekonomian yang bertumpu pada perbankan, menjadi tetap bercokol di bumi zamrud khatulistiwa ini. Sekarang, hampir di seluruh ranah kehidupan, riba telah mendarah daging di tubuh umat islam.
Kedua, sektor pemikiran. Penjajahan di sektor ini diwujudkan dalam bentuk perusakan Aqidah dan budaya. Untuk perusakan Aqidah, AS melalui agen-agennya menanamkan ide-ide sekularisme, pluralisme, dan liberalisme.
Sekularisme ialah paham yang berpendapat bahwa urusan agama harus dipisahkan dengan urusan kehidupan. Pluralisme ialah paham yang berpendapat bahwa semua agama itu sama baiknya. Sedangkan, liberalisme ialah paham yang identik dengan kecintaan pada kebebasan dalam hidup. Ketiga paham inilah yang telah merusak umat islam yang ada di Indonesia.
Strategi AS untuk lebih menanamkan 3 ide tersebut di Indonesia adalah dengan cara memperbanyak pemberian beasiswa bagi para santri atau tokoh cendikiawan muslim untuk bisa mengenyam pendidikan Islam di AS. Mereka dicuci otaknya di AS, kemudian dikembalikan ke Indonesia untuk menyebarkan paham sekularisme, pluralisme, dan liberalisme ini.
Alhasil, munculah kelompok-kelompok, seperti Jaringan Islam Liberal, Aliansi untuk Kebebasan Berkeyakinan dan Beragama, yang dengan gencar menanamkan pemikiran-pemikiran liberal. Selain itu, di tataran parlemen pun, dalam membuat produk-produk hukum, selalu menggunakan paradigma sekular bahwsanya ide-ide dari Al Qur’an dan Al Hadits, tidak bisa menjadi dasar utamanya.
Dalam aspek budaya, AS bermanuver dengan cara menyebarkan gaya hidup modern yang serba hedonis. Budaya buka aurat dan kemewahan telah merasuk ke dalam tubuh kebayakan umat islam. Pacaran, berzina, dugem, telah menjadi trend juga bagi para pemuda muslim di Indonesia.
Strategi yang dilakukan oleh AS adalah dengan cara menguasai media cetak dan telivisi. Penguasaan media ini bisa secara langsung maupun tidak langsung. Jika secara langsung, AS, melalui agen-agennya memberi dana secara langsung kepada media cetak dan telivisi yang berpengaruh di Indonesia. AS meminta agar program-program acaranya disiarkan atau diberitakan. Jika secara tidak langsung, strategi yang dilakukan adalah dengan cara cuci-otak. Para jurnalis, atau sutradara, diberi beasiswa ke AS. Mereka mengenyam pendidikan disana sekaligus mengamati gaya hidup disana. Setelah mereka pulang, apa yang diamati di AS, mereka terapkan di dunia perfilman dan periklanan. Alhasil, budaya-budaya jahilyah gaya baru menjadi merebak ke seluruh pelosok Indonesia dengan kekuatan media tersebut. Saat ini, banyak tayangn-tayangan di televisi, seperti sinetron, reality show, yang telah mengajarkan budaya barat yang jahiliah.
Semua itu dilakukan untuk mengokohkan pengaruh AS sehingga AS bisa menguasai sumber-sumber ekonomi, menciptakan ketergantungan, dan menghancurkan identitas bangsa.
Oleh karena itu, sungguh menyedihkan bagi umat islam, ketika Obama, seorang pemimpin penjajah paling kejam ini disambut dengan gegap gembita seperti seorang artis, apalagi kalau negeri ini sampai mengemis-ngemis. Kepada penjahat lagi.. Parah sekali.
Tinjauan Islam
Secara de facto, Amerika Serikat adalah negara yang secara nyata memerangi umat islam, baik melalui perang fisik, maupun perang pemikiran. Dan, Barrack Obama adalah pemimpin negara Paman Sam ini, yang dimana ia juga tidak beragama islam, alias kafir. Sedangkan di dalam islam, kita dilarang bertumpu kepada orang-orang kafir.
Allah berfirman :
”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin, Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu) ? [An Nisaa’ : 144]”
Bahkan kepada kafir Harbi (kafir yang menyerang Islam), malah kita wajib memeranginya. Allah SWT Berfirman,
“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu dan janganlah melampaui batas karena sesungguhnya Allah tidak mencintai orang-orang yang melampaui batas (190).
Dan bunuhlah mereka di mana saja kalian berjumpa mereka dan usirlah mere ka dari tempat mereka mengusir kalian dan kesyirikan itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan. Dan janganlah kalian memerangi mereka di Masjidil Haram kecuali jika mereka memerangi kalian di tempat itu. Jika mereka memerangimu di tempat itu maka perangilah. Demikianlah balasan bagi orang-orang yang kafir”. (QS. Al Baqoroh 2 : 190-191)
Amerika Serikat adalah negara yang telah menampakkan perang terhadap kaum Muslimin, oleh karena itu umat islam pun harus memeranginya. Jika di Iraq, Afghanistan, dan Pakistan, adalah perang secara fisik, di Indonesia adalah perang secara pemikiran. Umat Islam di Indonesia harus berani melawan pemikiran sepilis, kapitalis yang diusung barat, dengan cara mewacanakan lebih masif idiologi islam. Karena sesungguhnya, Amerika Serikat sangat takut akan kebangkitan umat Islam.
Umat islam di Indonesia pun harus sadar tentang yang diinginkan orang-orang kafir. Pertama, mereka menginginkan kita menjadi kafir seperti mereka. Alloh swt berfirman :
”Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka…”(Al Baqoroh [2]: 120)
Kedua, mereka ingin melihat kaum muslim merasa sedih dan menderita.
”…mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi…. (QS Ali Imran 3 : 118)”
Ketiga, mereka ingin memadamkan cahaya Allah (SWT). Allah SWT berfirman :
”Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan- ucapan) mereka..”(QS. At Taubah [9] : 32)
Penutup
Kesimpulannya, kedatangan Obama ke Indonesia ini akan menjadi bencana apabila seluruh komponen bangsa ini, khususnya umat islam, tidak mau kritis dan waspada dalam menanggapi kedatangannya, pemerintah mengiyakan keinginan AS, sehingga AS dapat melancarkan agenda-agenda penjajahannya di Indonesia, baik penjajahan ekonomi, maupun pemikiran. Oleh karena itu, kaum muslimin tidak boleh terpukau dan menyambut kedatangan Obama dengan gegap gempita, dan menolak semua tawaran agenda-agenda AS di Indonesia. Setelah itu, bangkitkan umat dengan pemahaman idiologi Islam. Hanya Islam lah solusi bagi negeri ini. Wallahu a’lam bi showab.
”Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ?”
— Al Maidah [5] : 50—
Megantara Vilanda Setyawan
Kepala Departemen Kajian Strategis
Lembaga Dakwah Kampus Jama’ah Shalahuddin UGM