Oleh Habib Haidar Pradana Effendi [Staf Tim Gelanggang 2015]
Awal pekan ini, (25/7) Jama’ah Shalahuddin melakukan silaturahim di rumah Bapak Rangga Almahendra sang penulis novel terkenal 99 Cahaya di Langit Eropa. Silaturahim yang diikuti 19 peserta yang kesemuanya aktivis Jama’ah Shalahuddin memiliki tujuan di antaranya agar Jama’ah Shalahuddin dapat menjalin komunikasi dengan baik secara kelembagaan terhadap salah satu menantu Prof. Amien Rais tersebut. Tidak sedikit pula dari aktivis lembaga dakwah UGM meminta cerita-cerita inspiratif dan berharap mendapat wejangan yang berharga dari orang yang biasa disapa Mas Rangga itu.
Selama kurang lebih dua jam silaturahim berlangsung di ruangan rumahnya yang dinamakan Joglo Amien Rais. Banyak bahasan menarik terlontarkan dalam forum diskusi kecil-kecilan dalam agenda silaturahim kali ini. Mulai dari persoalan dakwah, media, film, pendidikan, sampai nasehat kisah romantisme Mas Rangga dengan Mba Hanum (red; Hanum Salsabila Rais, istri beliau yang sama sama bergelut di dunia media), yang pada akhirnya, “setiap orang pasti memiliki ceritanya masing-masing”, kata beliau.
Ke-azzam-an beliau untuk memanfaatkan media dalam berdakwah begitu luar biasa. Salah satu hasilnya adalah Adi Tv yang sampai sekarang melayani kebutuhan informasi secara akurat kepada khalayak, dan dapat dinikmati oleh masyarakat. Selain itu, terdapat beberapa sekuel film layar lebar yang ditonton jutaan manusia yang dapat dipetik manfaatnya. Dalam satu bahasan mengenai dakwah, khususnya dakwah Islam kontemporer yang mana kebanyakan masyarakat sekarang cenderung antipati terhadap “simbol” Islam, Mas Rangga datang dengan metode penyampaian dakwah yang berbeda, yakni dengan lebih mengedepankan pembawaan substansi daripada “simbol”.
Agenda silaturahim yang diusung Departemen Jaringan yang bekerja sama dengan Departemen Media Center Jama’ah Shalahuddin membawa dampak yang cukup signifikan, yang kemudian membuat lembaga ini dikenal oleh tokoh-tokoh nasional seperti Mas Rangga. Terlepas dari itu, silaturahim ini sangat bermanfaat bagi punggawa Jama’ah Shalahuddin yang turut serta dalam agenda tersebut. “Kita menjadi paham dilema yang dihadapi Mas Rangga dalam dakwah media di kancah nasional, dan juga sebagai mahasiswa, saya menjadi lebih tajam dalam menganalisis objek dakwah kita beserta metodenya bagaimana”, ujar Risyad Muhammad, salah satu anggota Departemen Kajian Strategis yang turut mengikuti silaturahim.
Salah satu pesan Mas Rangga yang dapat dipetik adalah “Jangan menjadi biji gandum yang hanya sampai di pabrik, tapi jadilah biji gandum yang tersebar luas menjadi roti yang membawa banyak manfaat. Orang sukses kelak adalah orang yang banyak mendedikasikan dirinya untuk orang lain”. Begitu banyak halangan dan rintangan yang beliau hadapi dalam berdakwah. Ketika banyak yang mengacuhkan dan mencemooh, beliau mengingat sosok Nabi Nuh yang selama ratusan tahun berdakwah akan tetapi hanya dapat memikat sedikit pengikutnya. Selain itu, kaumnya justru mengacuhkan dan mencemoohnya. Pun Nabi Muhammad yang dalam proses dakwahnya tidak sedikit mendapatkan tekanan dari musuh-musuh Islam di seantero wilayah jazirah Arab.
Semoga apa yang menjadi kebaikan dalam untaian nasehat Mas Rangga di rumah beliau dapat mengantarkan beliau kepada kebaikan di akhirat pula. Selain itu, harapannya hal tersebut dapat memotivasi seluruh aktivis dakwah kampus untuk selalu berjuang tak kenal lelah untuk senantiasa menggelorakan dakwah, khususnya, saat ini dan di sini, di Lembaga Dakwah Kampus Universitas Gadjah Mada, Jama’ah Shalahuddin.