“Biarkan kami bermain, karena hari masih siang dan kami tidak bisa tidur; juga burung-burung kecil terbang diangkasa dan bukit-bukit tertutup oleh domba.” William Blake.
Peringatan hari anak merupakan sebuah momentum bagi kita untuk kembali mengingat hak-hak anak khususnya yang berada di bumi pertiwi, Indonesia. Sudahkah kita memberikan itu pada mereka?
Pasalnya, saat ini banyak kita jumpai permasalahan menimpa anak-anak. Mulai dari kekerasan fisik, fenomena bullying, sampai dengan beberapa pemaksaan dan penekanan yang justru dilakukan oleh orang terdekat mereka sendiri.
Salah satu faktor permasalahan itu terjadi karena kurang peka-nya kita terhadap kebutuhan tumbuh kembang anak-anak disekitar. Contoh sederhananya saja adalah kebutuhan bermain. Daniel Berlyne (1962) mendeskripsikan bermain sebagai aktivitas yang menyenangkan dan mendorong eksplorasi anak dengan menawarkan berbagai kemungkinan baru, kompleks, tidak pasti, penuh kejutan, dan aneh bagi anak. Sehingga Bermain membantu perkembangan kognitif dan sosio-emosi anak. Selain itu bermain juga dapat membantu anak dalam mengatasi kecemasan dan konflik-konfliknya secara sederhana.
Selain kebutuhan untuk bermain, tak luput juga kebutuhan mereka akan kasih sayang. Rasulullah saw. sebagai suri tauladan umat islam juga begitu menyayangi anak-anak. Kasih sayang beliau kepada mereka tergambarkan dalam sebuah hadits riwayat Bukhari & Muslim
“Sedianya sembahyangku akan kupanjangkan, namun bila ku dengar tangisan bayi, terpaksa aku singkatkan kerana mengetahui betapa gelisah hati ibunya, dan di mana saja baginda dengan anak kecil maka dengan penuh kasih sayang dipegangnya.” (H.R. Bukhari & Muslim)
Untuk itu, bukankah tidak ada alasan lagi bagi kita untuk tidak memberikan anak-anak hak mereka?
Yuk, sama-sama kita wujudkan kesejahteraan anak dibumi pertiwi kita.
Oleh: Vina Nur Azizah – Departemen Media Center
semoga jadi anak yang berguna kedepanya