Rumah Aisyah 2.2 : Komitmen Memakai Busana Muslimah

Rumah Aisyah Seri 2 - Be an Ideal Muslimah - Fathiah Islam Abadan

Tema :

Be an Ideal Muslimah : Upaya Mengenal Diri dan Peran Muslimah.

Subtema :

Komitmen Memakai Busana Muslimah.

Pembicara :

Fathiah Islam Abadan S.P.

 

Sesi Pematerian

Muslimah merupakan wanita yang menyerahkan ibadahnya hanya kepada Allah. Seorang muslimah harus memiliki komitmen yang kokoh dalam ketakwaan berasal dari pemahaman yang benar. Orang yang berilmu tidak dinilai dari banyaknya ilmu yang dihafal atau dipelajari, sebab pokok dari ilmu adalah rasa takut pada Allah. Jika ilmu tidak mendorong berbuat ketakwaan, maka ilmu tersebut tidak bermanfaat. Selain itu, adanya rasa sombong yang mendominasi hati akan menyebabkan seseorang menolak kebenaran. Misalnya, seorang wanita diminta berjilbab dan menolak karena dia tidak mengetahui ilmunya tidak tumbuh komitmen sebagai seorang muslimah.

Padahal, Islam adalah agama fitrah, agama yang sesuai naluri dan kebutuhan manusia, serta paling memuliakan manusia. Islam adalah satu-satunya agama yang hanya menyembah kepada Allah, yang patuh kepada Tuhan Yang Maha Esa, bukan seperti agama lainnya yang bathil. Agama yang seluruh aturannya bertujuan untuk menjaga kemuliaan manusia. Hati setiap manusia juga diciptakan untuk kembali kepada Allah dan akan mendapat ketenangan saat kebutuhan akan agama terpenuhi.

Islam mengatur bagaimana muslimah seharusnya berbusana, dalilnya terdapat pada surah Al-Ahzab ayat 59 dimana tujuan syariat berjilbab adalah supaya lebih mudah dikenali, sehingga para muslimah tidak diganggu. Asy Syaukani rahimahullah mengatakan bahwa yang dimaksud mudah dikenali adalah jilbab menjadi pembeda antara budak dengan wanita yang telah merdeka, sebagaimana dulu terjadi di zaman Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Syaikh As Sa’di juga memberikan tafsir bahwa wanita yang tidak mengenakan jilbab akan mudah digoda dan menyebabkan timbulnya penyakit hati yang tidak baik dari orang lain. Dengan demikian, jilbab merupakan simbol kemerdekaan dari perbudakan hawa nafsu dan menjadi benteng yang melindungi umat Islam dari rusaknya peradaban.

Beberapa syubhat tentang jilbab, antara lain:

  1. Jilbab adalah budaya arab, faktanya budaya Arab di zaman terdahulu sangat jauh dari busana jilbab. Bahkan, saat ini ditemukan kontes kebudayaan Arab dan para wanita tidak menutupi leher mereka.
  2. Perkataan bahwa jilbab tidak wajib jika dengannya kamu diganggu. Seharusnya bedakan gangguan yang disebabkan karena islamophobia dan gangguan karena fitnah syahwat.
  3. Perkataan “Yang penting hatinya baik”, kebaikan hati (akhlak) dan amalan berjilbab merupakan sesuatu yang sama Meskipun hatinya belum baik, muslimah yang berjilbab juga berarti memenuhi kewajibannya dan mendapat pahala.
  4. Jilbab vs fashion, terkadang orang beranggapan bahwa keduanya bisa berjalan beriringan. Padahal, keduanya tidak mungkin dipadukan, sebab Allah menciptakan syariat jilbab untuk menjaga dan melindungi kita, bukan seperti fashion yang bertujuan mengekspos dan menarik

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengingatkan dalam sebuah hadist bahwa salah satu golongan penduduk neraka adalah wanita yang berpakaian tapi telanjang dan bertabarruj. Mereka tidak akan masuk surga dan mencium bau surga, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian. Berpakaian tapi telanjang berarti memakai pakaian pendek, tipis dan ketat. Bertabarruj ialah menggunakan parfum dan berjalan berlenggak-lenggok. Selain itu, hadist ini juga ditujukan kepada mereka yang membantu wanita lain untuk melakukan hal serupa.

 

Sesi Tanya Jawab

  1. Apa yang menyebabkan pudar/hilangnya rasa takut kepada Allah? Dan bagaimana caranya agar rasa takut kepada Allah itu kokoh dalam diri kita sebagai seorang muslimah?
    Jawaban: Hati sangat mudah berubah, seseorang yang di pagi hari bertakwa dan di malam hari bermaksiat atau sebaliknya. Karena iman selalu naik-turun dan hati lemah, maka penting untuk meminta pertolongan dan bergantung kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan berdoa kepada-Nya. Saat jatuh dalam kemaksiatan, kembalilah kepada Allah dan bertaubatlah karena Allah bahagaia ‘menyambut’ hamba-Nya yang kembali. Jika merasa futur dalam menjalankan sunnah, jangan sampai meninggalkan yang wajib dan jika bosan melakukan satu kebaikan, berpindahlah kepada kebaikan yang lain.

 

  1. Karena memasuki dunia kampus yang plural, ada muslimah yang memendekkan jilbabnya (tetapi tetap menutupi dada) dan mulai bertabarruj, padahal sebelumnya dia berjilbab syar’i dan sudah mulai bercadar. Hal ini dilakukan dengan alasan untuk mempermudah penerimaan dakwah yang dilakukan kepada teman-temannya. Bagaimana hukum dan pandangan Islam terkait ini?
    Jawaban: Ini merupakan bentuk syubhat yang lain, di mana seseorang mendapat pembenaran untuk mengurangi kualitas ketaatannya kepada Allah. Secara tidak langsung, dia beranggapan bahwa jilbab menghalangi langkah dakwahnya dan nantinya bisa terjerumus ke dalam hal-hal yang melanggar syariat. Padahal, standar kita dalam berjilbab didasarkan pada Al-Quran dan hadits, bukan standar penilaian manusia.

 

  1. Bagaimana solusinya jika belum berhijab atau sudah berhijab namun belum syar’i karena alasan belum siap, lingkungan dan pertemanan tidak islami, dan takut jika memutuskan hijrah lebih terbatas dengan teman-teman?
    Jawaban: Jika kita bertakwa kepada Allah sehingga meninggalkan suatu yang buruk karena Allah, maka Allah menjamin akan menggantinya dengan yang lebih baik. Jika memang lingkungan pertemanan tidak mendukung hijrah kita, tinggalkanlah tetapi jangan memusuhi atau memutus tali pertemanan. Dengan berhijrah, Allah pasti akan mempertemukan kita dengan orang yang se-frekuensi. Jadilah ikan di lautan, yang dia berada lingkungan, tetapi rasanya tidak ikut asin (menjadi buruk). Kalau mampu, jadilah garam di lautan, yang jumlahnya sedikit namun bisa merubah keadaan (menjadi lebih baik). Selain itu, jangan lupa meminta pertolongan kepada Allah.

 

  1. Jika ada teman kita yang mulai berjilbab, tetapi masih sering lepas pakai, dukungan seperti apa yang sebaiknya kita berikan padanya?
    Jawaban:Salah satu adab yang telah dicontohkan Rasulullah dalam memberi nasihat adalah tidak menasihatinya di depan umum dan menjaga lisan agar tidak menyakiti hatinya. Beberapa inovasi dalam menasihati adalah mendekati secara pribadi, memberikan kado, memberikan pujian, dan cara lain yang disesuaikan dengan karakteristik orang tersebut.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.