Rumah Aisyah 2.9: Wanita Muslimah Bersama Kerabat dan Sanak Familinya

Rumah Aisyah Seri 2 - Be an Ideal Muslimah - Fathiah Islam Abadan
Tema : Be an Ideal Muslimah: Upaya Mengenal Diri dan Peran Muslimah
Subtema : Wanita Muslimah Bersama Kerabat dan Sanak Familinya
Pembicara : Fathiah Islam Abadan S.P.
Hari, tanggal : Ahad, 31 Januari 2021
Waktu : 09.00 – 10.30
Tempat : Google Meeting

Sesi Pematerian

Buku ini membahas tentang hubungan silaturrahim di bab yang khusus, menunjukkan betapa penting dan mulianya masalah ikatan rahim. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia menyambung tali silaturrahim”. Selain itu, perintah untuk memelihara ikatan kekeluargaan telah dijelaskan secara nyata dalam QS An-Nisa ayat 1, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman “… Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.”. Makna silaturrahim dijelaskan oleh 2 ulama: Al Hafizh Ibnu Hajar mengatakan bahwa secara umum, ar-rahim ditujukan untuk kerabat dekat yang di antara mereka terdapat garis nasab (keturunan), baik mewarisi atau tidak dan sebagai mahram atau tidak. Sedangkan, Al-Mulla Ali Al-Qori menjelaskan bahwa silaturrahim merupakan usaha untuk berbuat baik kepada para kerabat dekat baik menurut garis keturunan maupun perkawinan, dengan cara berlemah lembut dan mengasihi mereka, serta menjaga keadaan mereka.

Terdapat beberapa keutamaan silaturrahim, antara lain:

  1. Salah satu penyebab masuk surga
    Disebutkan dalam Shahîh al-Bukhâri dan Shahîh Muslim, dari Abu Ayyûb al-Anshârî: “Bahwasanya ada seseorang berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Wahai Rasulullah, beritahukan kepadaku tentang sesuatu yang bisa memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkanku dari neraka,” maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh dia telah diberi taufik,” atau “Sungguh telah diberi hidayah, apa tadi yang engkau katakan?” Lalu orang itu pun mengulangi perkataannya. Setelah itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu pun, menegakkan shalat, membayar zakat, dan engkau menyambung silaturahmi”. Setelah orang itu pergi, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika dia melaksanakan apa yang aku perintahkan tadi, pastilah dia masuk surga”.
  2. Penyebab dipanjangkan umur dan dilapangkan rizki
    Makna umur yang dipanjangkan ada 2, yaitu usia yang berkah dengan penuh ketaatan kepada Allah dan dipanjangkan umur dengan arti yang sebenarnya. Dengan menyambung tali silaturrahim, Allah subhanahu wa ta’ala akan membukakan pintu-pintu rizki dari arah yang tidak disangka. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi”. (Muttafaqun ‘alaihi).
  3. Penyebab terhindar dari kematian yang buruk
    “Barang siapa senang untuk dipanjangkan umurnya dan diluaskan rizkinya serta dihindarkan dari kematian yang buruk maka hendaklah ia bertakwa kepada Allah dan menyambung silaturrahim.” (Hadits ini diriwayatkan oleh Abdullah bin Ahmad, Al-Bazzar, dan Ath-Thabrani di dalam Al-Ausath)
  4. Sebab terpupuknya cinta dan kasih sayang kepada keluarga
    “Belajarlah tentang nasab-nasab kalian sehingga kalian bisa menyambung tali silaturrahim. Karena sesungguhnya silaturrahim adalah (sebab adanya) kecintaan terhadap keluarga (kerabat dekat), (sebab) banyaknya harta dan bertambahnya usia” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi, dan Al Hakim dari Abu Hurairah)
  5. Lebih besar keutamaannya dari memerdekakan hamba sahaya
    Dari Maimûnah Ummul-Mukminîn, dia berkata: “Wahai Rasulullah, tahukah engkau bahwa aku memerdekakan budakku?” Nabi bertanya, “Apakah engkau telah melaksanakannya?” Ia menjawab, “Ya”. Nabi bersabda, “Seandainya engkau berikan budak itu kepada paman-pamanmu, maka itu akan lebih besar pahalanya” (HR. Bukhari)

Menurut Imam Ibnu Abi Jamrah, sarana silaturrahim bisa dilakukan melalui harta, dengan memberikan kebutuhan mereka, menolak keburukan dari mereka, menunjukkan wajah yang berseri-seri, serta mendoakan mereka. Menyambung tali silaturrahim bisa dimaksimalkan dengan memberikan apa saja yang bisa diberikan dari segala bentuk kebaikan dan menolak apa saja yang bisa ditolak dari segala keburukan terhadap kerabat dekat. Selain itu, terdapat juga ancaman keras bagi mereka yang memutus
silaturrahim, yaitu tidak masuk surga dan disegerakan azabnya di neraka, sebagaimana hadist Nabi shalallallahu ‘alaihi wa sallam yang berbunyi: ”Tidaklah masuk surga orang yang suka memutus, (memutus tali silaturrahi).” (Mutafaqun ‘alaihi)

Dengan demikian, hendaklah kita berusaha untuk mengetahui silsilah keluarga orang tua dan menjalin silaturrahim kepada mereka. Kita juga perlu memahami bahwa orang tua adalah yang paling berhak untuk mendapatkan perlakuan terbaik dalam menjalin ikatan silaturrahim.

Sesi Tanya Jawab

1. Bagaimana hukumnya jika saudara sendiri yang memutuskan silaturahim padahal kita sudah berusaha melakukan hubungan yang baik?

Jawaban: Jika kita telah memelihara tali silaturrahim dengan kerabat tetapi mereka malah memutuskannya, maka berusahalah untuk menyambung kembali silaturrahim tersebut. Namun, jika tetap mendapatkan penolakan, tetap bersikap baik kepada mereka dengan berlaku lemah lembut dan berusaha mendoakan mereka karena hal tersebut akan mendatangkan kebaikan bagi diri kita.

2. Salah satu bentuk bakti kepada orang tua yang sudah meninggal adalah menyambung tali silaturrahim. Bagaimana tips atau usaha yang bisa dilakukan untuk mengikat tali silaturrahim dengan keluarga orang tua yang merantau dan tinggal saling berjauhan?

Jawaban: Dengan keadaan pandemi yang membatasi kegiatan kita saat ini, maka bisa memanfaatkan teknologi seperti sosial media untuk menghubungi kontak mereka, memperkenalkan diri dan menanyakan kabar mereka. Jika memiliki kelebihan rizki, bisa dengan mengirimkan hadiah berupa barang. Selain itu, sarana paling utama untuk menjalin silaturrahim adalah dengan mendoakan kebaikan untuk mereka.

3. Bagaimana sikap seorang anak jika orang tua memiliki hubungan yang kurang baik dengan sanak keluarga?

Jawaban: Sebagai seorang anak, seharusnya tetap menjalin hubungan kekeluargaan yang baik terhadap keluarga yang bermasalah dengan orang tua dan mengusahakan untuk menyambungkan kembali tali silaturrahim yang putus dengan semampunya.


Rumah Aisyah Seri 2

Kajian sebelumnya: Wanita Muslimah Bersama Anak-Anaknya, Menantu Perempuan, dan Laki-Lakinya

Kajian selanjutnya: Wanita Muslimah Bersama Tetangga, Teman, dan Masyarakatnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.