M. Sholihuddin: Alquran Merupakan Pegangan Hidup Bagi Mereka yang Menginginkan Perubahan

Bulan Ramadhan adalah waktu yang istimewa bagi umat Islam, karena di dalamnya Alquran diturunkan sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia. Alquran bukanlah sekadar kumpulan kata-kata suci, melainkan sebuah pedoman hidup yang memiliki kekuatan untuk mengubah karakter manusia. M. Sholihuddin, M. A., seorang pendiri Ma’had Tahfizh Daarul Firdaus, menjelaskan bahwa Alquran memainkan peran penting dalam membentuk karakter mahasiswa sebagai agen pembangunan manusia dalam Mimbar Subuh, Selasa, 19 Maret 2024 di Masjid Kampus UGM.

 

Beliau menjelaskan bahwa selain memberikan petunjuk, Alquran juga mengubah karakter umat manusia dari yang buruk menjadi baik. Ini merupakan langkah awal dalam membangun peradaban yang lebih baik.  Alquran adalah pegangan hidup yang memberikan arahan dan petunjuk bagi mereka yang menginginkan perubahan. Alquran diturunkan dengan dua tujuan utama. Tujuan pertama yaitu memberikan pedoman berisi perintah, larangan, dan informasi yang relevan dengan peradaban umat manusia. Tujuan kedua adalah mendorong umat manusia untuk memaksimalkan potensi intelektualnya agar menjadi pribadi yang bermanfaat bagi sesama.

 

Para ulama menekankan tiga poin penting terkait ayat Alquran, yakni keimanan, syariat, dan akhlak. Ini menunjukkan bahwa Alquran memberikan panduan komprehensif bagi manusia dalam menjalani kehidupan mereka. Pendiri Ma’had Tahfizh Daarul Firdaus menjelaskan minimal ada tujuh karakter yang harus dimiliki oleh setiap muslim. Religius, mandiri, jujur, pekerja keras, kreatif, toleransi, dan demokratis. Hal itu dikarenakan manusia diciptakan berbeda-beda dengan tujuan saling mengenal.

 

Mahasiswa diharapkan memiliki karakter yang religius, mandiri, jujur, pekerja keras, kreatif, toleran, dan demokratis. Ini adalah prinsip-prinsip yang diperlukan untuk menjadi agen perubahan yang efektif dalam masyarakat. Ia juga menjelaskan bahwa mahasiswa harus belajar untuk menghargai perbedaan dan menjadikannya sebagai sarana belajar, bukan sebagai sumber konflik. Sementara itu, kita juga harus memiliki kesetiaan pada Allah dan kemandirian dalam menentukan nasibnya sendiri. 

 

Hanya dengan memahami bahwa kita adalah hamba Allah yang harus patuh kepada-Nya, kita dapat mencapai kebahagiaan sejati. “Semakin kita dekat dengan Allah, semakin besar kebahagiaan diberikan kepada kita”, ucapnya mengenai kebahagiaan. Ia melanjutkan dengan menjelaskan konsep bahagia dalam Alquran dengan menekankan pentingnya mengingat Allah sebagai sumber kebahagiaan itu sendiri, sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. Ar-Ra’d ayat 28.

 

Sejarah mencatat bagaimana karakter seorang Muslim mampu mengubah sudut pandang dan membawa perubahan besar dalam masyarakat. seperti Mus’ab bin Umair yang saat itu diutus oleh nabi ke Madinah. Ia menerapkan karakter muslim dengan sangat baik hingga akhirnya masyarakat Madinah berbondong-bondong masuk Islam. 

 

Mahasiswa sebagai agen perubahan memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan membawa perubahan positif dalam masyarakat. Dengan memahami, menginternalisasi, dan mengamalkan ajaran Alquran, kita dapat menjadi pribadi yang berkualitas dan mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan bangsa. Semoga kita semua dapat mengambil inspirasi dari Alquran dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari untuk meraih kesuksesan dunia dan akhirat. (Hanung Maura/Editor: Hafidah Munisah/Foto: Tim Media Kreatif RDK)

 

 

Saksikan videonya berikut ini:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.