Harmony is agreement of ideas, feelings, or action, or a pleasing combination of different parts.
Productivity is the ability to do as much work as possible.
Hidup adalah periode dimana manusia harus menikmati ujian, karena periode istirahat adalah di surga. Produktif sangat diperlukan selama hidup, dari lahir sampai mati. Harmoni tidak akan tercapai jika manusia hanya menjalankan keinginan sepihak (hanya yang disenangi), tanpa usaha ataupun kerja keras.
Seorang muslim diharapkan menjadi pribadi yang produktif, seimbang, serta menciptakan kesejahteraan hidupnya. Muslim harus menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan akhirat supaya kesejahteraan hidup dapat tercapai. Seorang Muslim wajib melaksanakan Ibadah selama hidupnya, bukan malah memulai ibadah setelah pensiun. Karena sejatinya, ibadah bukan hanya diwajibkan bagi orang yang sudah tua, melainkan untuk semua orang muslim.
Pensiun menandakan bahwa seseorang mencapai fase menguasai ilmu-ilmu yang dimiliki karena sudah melewati berbagai tantangan dalam hidup, sehingga ia harus semakin produktif. Seringkali, orang yang sudah pensiun dan tidak mengerjakan sesuatu (tidak membangun produktivitas) akan mudah jatuh sakit. Namun, apabila harmoni produktivitas terus terjaga, maka secara fisik pun akan tetap sehat.
Produktif berkaitan dengan self leadership, Allah berfirman dalam Q.S. Al-balad ayat 4 yang artinya, “sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan manusia dalam keadaan susah payah”. Manusia memerlukan susah payah dalam hidupnya, sehingga jika ia mendapatkan kesusahan dan kepayahan maka hadapilah keduanya karena dibalik kesusahan dan kepayahan pasti ada hikmahnya. Dengan susah payah, kehidupan manusia akan semakin berkembang, dengan susah payah, seseorang akan mendapatkan level derajat yang lebih tinggi daripada sebelumnya. Sehingga jika terdapat problem, maka ia dapat menjadi problem solver, ia mampu menyelesaikan masalah yang ada.
Dalam Agama Islam, seorang muslim dilarang melakukan ghibah, sedangkan yang diperbolehkan yaitu self ghibah alias muhasabah diri supaya seseorang bisa belajar dan memperbaiki diri dari kesalahan yang dilakukan sebelumnya.
Allah SWT. berfirman dalam Q.S. Ali-Imran ayat 139 yang artinya, “dan janganlah kamu merasa lemah menghadapi musuh, dan jangan pula bersedih hati karena kekalahan dalam Perang Uhud, sebab kamu paling tinggi derajatnya di sisi Allah, jika kamu orang beriman dengan sebenar-benarnya”
Imam Ahmad bin hambal pernah ditanya, “Wahai Imam, kapan waktu istirahat itu?”, beliau menjawab, “istirahat yang sesungguhnya pada saat Engkau pertama kali menginjakkan kakimu di dalam surga”. Seperti yang dikatakan sebelumnya, kehidupan adalah fase dimana manusia harus menikmati serta menghadapi berbagai macam ujian.
Allah berfirman dalam Q.S. Al-Hijr ayat 99, yang artinya, “dan beribadahlah engkau kepada Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (kematian)”.
Ibadah adalah segala bentuk tindakan yang bertujuan untuk kepentingan ukhrawi, kebaikan bagi diri sendiri, kepentingan keluarga, dan kepentingan masyarakat yang tentunya diniatkan karena Allah SWT. semata. Kepentingan keluarga contohnya adalah bekerja (mencari nafkah) karena dalam hidup diperlukan keseimbangan antara dunia dan akhirat. Ketika ibadah dilakukan sepanjang hidup, maka terbentuklah harmoni.
Allah SWT. berfirman dalam Q.S. Al-Mu’minun ayat 60, yang artinya, “dan mereka yang memberikan apa yang mereka berikan (sedekah) dengan hati penuh rasa takut (karena mereka tahu) bahwa sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhannya”.
Seseorang akan merasa takut apabila tidak mampu menjalankan amanah-amanah di dunia karena ia tahu bahwa kelak mereka akan kembali kepada Allah SWT. Maka, takutlah jika tidak bisa menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya, karena hidup pun termasuk amanah.
manusia harus bergerak dan berusaha, harus terus berkarya dan menciptakan pengalaman. termasuk ketika sudah pensiun.
Menurut sejarah dan realita, Islam pernah memegang peradaban dunia, banyak ilmuwan-ilmuwan muslim yang menemukan ilmu-ilmu baru di berbagai bidang, serta penulis buku yang begitu ilmunya begitu melimpah. Sayangnya terjadi kemunduran islam pada tahun 1250M-1800M.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kemunduran Islam, diantaranya yaitu:
- Kurangnya rasa tanggung jawab pemimpin negara,
- persoalan penduduk yang heterogen,
- konflik dan perselisihan antar umat Islam,
- krisis ekonomi yang dialami oleh negara Islam,
- Merosotnya moral dan budaya,
- Tidak ada perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologI
Faktor yang menyebabkan Islam mengalami kemunduran hingga saat ini yaitu:
- Seorang muslim lebih suka menjadi penonton daripada menjadi pemain.
- Keterpurukan generasi yaitu lebih memilih untuk bangga pada masa lalu tetapi lupa pada masa depan
Pembelajaran keislaman harus bergeser menjadi pembelajaran yang mentrigger. Mentrigger semangat untuk terus belajar, memiliki semangat untuk bersaing (ambisi) dalam hal-hal positif, serta mentrigger produktivitas itu sendiri. Seorang muslim yang memiliki kehidupan yang seimbang antara dunia dan akhirat, ia tidak hanya memperbanyak istighfar, tetapi juga bekerja. Sebagai mahasiswa, tentunya memperbanyak ibadah dan diimbangi kuliah dengan baik, hingga menjadi lulusan terbaik ataupun cumlaude. Kedua hal tersebut (beribadah maupun kuliah) sangat penting dan perlu kesungguhan supaya nantinya Muslim itu tidak menjadikan Islam semakin mundur. Muslim harus mengembalikan kemajuan peradaban Islam yang pernah terjadi di masa lampau. Muslim harus menjaga spirit untuk meningkatkan prestasi supaya tidak menambah kemunduran agamanya sendiri.
Success momentum adalah kemampuan kita merancang/merencanakan kehidupan. sehingga nantinya bisa terjadi life balance.
“Man jadda wa jada”, barangsiapa bersungguh sungguh maka ia akan berhasil. Peribahasa ini berlaku untuk semua level, gender, serta kalangan. Jika seseorang mau berusaha, maka ia bisa mencapai kesuksesan, kejayaan.
Allah berfirman dalam Q.S Al-’Ankabut ayat 69 yang artinya, “Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.”
Jika kita niat bersungguh-sungguh untuk merencanakan hidup, maka Allah akan memberi jalan buat hidup kita. “Lanahdiyannahum subulana”, memperoleh petunjuk dan keberuntungan, benar-benar diberikan jalan menuju surga, diberi petunjuk untuk sesuatu yang belum diketahui, dibimbing ke jalan yang benar, dan Allah memberikan rasa ikhlas dan tulus atas segala perbuatannya.
Allah SWT. berfirman dalam Q.S. Al-Insyirah ayat 7-8 yang artinya, “Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”.
Tidaklah ada seorang manusia yang hidupnya hanya bersantai-santai atau menunggu rezeki datang. Ia harus mengejar yang lebih dan jauh lebih baik daripada sebelum-sebelumnya, dan tidak cepat merasa cukup. Dalam leadership, ambisi sangat diperlukan. Bahkan, harus ada ambisi dalam hati seorang leader supaya dapat terus berkembang menjadi lebih baik.
Hidup ini adalah universitas, tempat kita belajar berbagai macam ilmu secara global. Sayangnya, negeri ini tidak mengajarkan kita menjadi seorang problem solver, melainkan konsumen yang hanya menerima tanpa berpikir. Bahkan, seakan-akan pendidikan disetting untuk menghadapi dunia pekerjaan bukan untuk menambah maupun memperluas ilmu pengetahuan.
Jalan mahasiswa untuk menjadi sosok yang produktif sangat beragam. Perbanyaklah pengalaman selama berkuliah, baik akademik maupun non akademik. Bahkan, setelah lulus pun, jaga produktivitas itu agar diri terus berkembang. Karena, selama CV tidak bertambah, maka untuk apa hidup kita?
Dalam sebuah perusahaan besar dan maju, seorang staff belum tentu hebat, karena keberhasilan seseorang itu dilihat dari personal barandingnya, dan hidup yang sebenarnya adalah setelah pensiun. Sehingga jangan terlalu bangga dengan tempat anda bekerja, jangan terlalu bangga dengan jabatan, tapi malah lupa membangun personal branding dan tidak tahu cara memaknai hidupnya.
Kesimpulannya adalah :
- Allah SWT. akan memberikan petunjuk kepada manusia supaya mendapatkan kemudahan dalam menjalani kehidupan, mampu mengelola hidup, menikmati kehidupan, dan mendesain diri menjadi pribadi yang produktif
- “Lanahdiyannahum subulana”, bersungguh-sungguhlah, karena Allah pasti akan memberikan petunjuk. Tumbuhkan ambisi yang positif hingga mati
- Terus berupaya dan diikuti harapan yang penuh kepada Allah SWT. (doa)
- Jangan terus-terusan menjadi penonton, jadilah pemain. Boleh saja menjadi orang yang nrimo, tetapi tetap harus ada ambisi yang dimunculkan, ada opportunity yang harus dimanfaatkan.
Q&A Session
Pertanyaan
- Seringkali mendapatkan ilmu terkait produktivitas, tapi dalam pelaksanaannya belum tertanam di diri kita, bagaimana cara supaya bisa menerapkan sesuai apa yang disampaikan?
- Bagaimana menumbuhkan ambisi, sedangkan “ambisi” sendiri kadang dianggap dengan hal yang kurang baik atau ada orang yang mengatakan, “jangan berambisi” (dst.)
- Ketika kuliah, mahasiswa diminta untuk mencari pengalaman di bidang penelitian, pengabdian masyarakat, kegiatan sosial (tanpa ada income), lalu bagaimana kaitannya dengan produktivitas atau benefit di bidang ekonomi? apakah hal-hal seperti itu terhitung sia-sia?
Jawaban:
- Belajar itu ada 4 tahapan, yaitu:
- Mendengar. Mendengar ke banyak ustadz/guru karena bisa jadi setiap ustadz/guru memiliki referensi yang berbeda
- Membaca. Setelah mendengar apa yang disampaikan ustadz/guru, carilah referensi dari pelajaran-pelajaran yang disampaikan
- Berpikir. Manusia adalah makhluk yang memiliki akal, sehingga semestinya ia mampu mengkomparasi pelajaran yang diperoleh dari mendengar dan membaca. Selain itu, manusia juga perlu bermuhasabah. memikirkan apa yang kiranya perlu diperbaiki dari dirinya.
- Bertindak. Karena, seberapa banyak pun mendengarkan motivasi terkait produktivitas, jika tidak ada internalisasi, maka produktivitas dan pergerakan tidak akan tercapai.
Seseorang yang produktif, sekali ada kegiatan, pasti setelahnya akan ada kegiatan lagi, terus berkesinambungan tanpa adanya leha-leha. Jangan pernah diam lebih dari 5 menit tanpa melakukan apapun. Smartphone yang seringkali mengisi kegiatan sehari-hari seharusnya digunakan sebaik-baiknya sebagai referensi untuk belajar, untuk hidup. Karena, jika hanya bermalas-malasan dan menggunakan smartphone untuk bersenang-senang tanpa adanya produktivitas, maka cv tidak akan bertambah, tidak akan berkembang. Kamu akan berharga kalau hidup kamu bermakna.
- Islam itu mengajarkan kita untuk mengonsumsi yang baik-baik. Islam tidak
mengajarkan seorang muslim mengonsumsi omongan atau bahkan cibiran orang lain. Tidak perlu memperdulikan omongan orang, cukup nikmati apa yang kamu kerjakan. Dalam leadership, ada self awareness. Pada saat tertentu, kita memang perlu mendengarkan omongan orang untuk meningkatkan ambisi, tetapi bukan untuk melemahkan diri.
- Tidak semua bidang kehidupan sosial-ekonomi berjalan secara selaras/seimbang.
Semua perbuatan dan kegiatan itu tergantung niatnya. Allah akan membuka pintu rezeki buat semua orang. Sehingga luruskan niat supaya Allah memberi rezeki dan petunjuk kepada hambaNya. Kegiatan sosial memang tidak bernilai ekonomi, tapi medekatlah, lakukanlah dengan tulus. Karena urusan ekonomi tidak bisa diprediksi, dan urusan sosial itu pasti.