Mendadak Ngaji 18 Juli 2024 | Mendadak Ngaji: “Spirit Keislaman dalam Kehidupan Akademis: Mengintegrasikan Iman dan Ilmu”

Apa itu iman? Dalam Shahih muslim, iman adalah ketika kita mempercayai Allah, malaikat Allah, kitab Allah, Nabi Allah, Yaumul Akhir, dan takdir. Iman itu kadang naik kadang turun. Kalau kita ingin iman kita naik, maka kita harus sering berkumpul dengan orang shalih.

 

Ketika kita tidak punya iman, itu bahaya. Iblis tidak mencuri harta kita, tapi iblis senantiasa mengincar keimanan kita. Maka bagaimana kita selalu bertaqarrub kepada Allah SWT. Iman itu seperti rem, nafsu itu gas. Iman akan jadi kontrol yang baik di hidup kita. Iman yang akan mengontrol diri kita dari terjerumus ke dalam keburukan. 

 

Prinsip seorang muslim, “saya harus lebih baik hari ini daripada hari kemarin”. Maut itu datangnya tanpa diketahui. Artinya kita tidak pernah tau kapan malaikat maut itu akan datang kepada kita. 

 

Kalau kita punya iman, maka jangan berbohong, jangan memanipulasi. Iman ini yang membedakan kita dengan makhluk yang lain. Iman jadi pegangan dalam tindakan dan ucapan kita. Jangan sampai omongan kita menyakiti orang lain. Dengan iman, harusnya kita selalu berkata yang baik. 

 

Maka, ketika ada teman yang sedang kesusahan, bantu. Ketika ada keburukan, hentikan. Orang baik itu walaupun diperlakukan buruk, namun dia membalas dengan kebaikan. Rasulullah memberi contoh, meskipun diumpat, dicaci maki oleh Yahudi buta, Rasulullah tetap memberikan akhlak yang baik. Justru dengan akhlak yang baik itu, akan menjadi wasilah masuk Islam bagi Yahudi buta tersebut.

 

Bahwa yang paling baik, akhlak manusia adalah adab & akhlaknya Rasulullah. Dari Dosen, Tendik, Mahasiswa, atau apapun profesi kita, kita harus mencontoh akhlak Rasulullah. 

Sebagai seorang mahasiswa, keimanan harus menjadi pegangan yang kuat. Dalam proses belajar, mengerjakan tugas, kita harus selalu mengingat Allah dalam segala lini kehidupan kita. Semakin kita bermunajat dan mengingat Allah, Allah akan selesaikan urusan-urusan kita.

 

فَٱذْكُرُونِىٓ أَذْكُرْكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِى وَلَا تَكْفُرُونِ

“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.”

(QS. Al-Baqarah:152)

 

Hilangnya iman menyebabkan perbuatan-perbuatan buruk dalam masyarakat, seperti pencurian, married by accident, pacaran,  dan lain-lain. Islam punya aturan yang mana perempuan diangkat derajatnya oleh Allah. Maka bagaimana jalan menikah, telah diatur oleh Allah yakni melalui ta’aruf dan khitbah.

 

Libatkan Allah dalam mencari rezeki yang halal dan baik, jangan curi hak orang lain, maka rumah tangganya akan seperti surga “baiti jannati”. Kalau Allah ridho, semua akan barokah. Hidup kita akan selalu nyaman dekat dengan Allah.

 

Kalau pekerjaan kita malah menjauhkan diri dari Allah, berarti ini tanda-tanda, pekerjaan kita tidak barokah. Berdoalah kepada Allah untuk senantiasa mendekatkan kita pada hal-hal yang Allah ridhoi. 

 

Kita harus punya effort lebih untuk menuntut ilmu, “Man Jadda Wa Jada”. Dengan sungguh-sungguh itu kita akan sukses. Jadilah anak muda yang berkarya, bukan anak muda yang bergaya. Jangan pernah merasa lebih baik dari orang lain. Jadilah pribadi yang rendah hati. Siapa yang rendah hati akan Allah tinggikan derajatnya, siapa yang takabur akan direndahkan oleh Allah SWT.

 

Contohnya Qarun, bagaimana dulunya ia seorang miskin papa, Nabi musa ajarkan untuk bekerja. Kemudian ketika ia kaya raya, Nabi Musa ingatkan untuk bayar zakatnya, ia mengklaim semua hartanya karena kerja kerasnya, maka Allah tenggelamkan Qarun beserta harta kebanggaannya. Contoh lain, Iblis yang mengaku lebih baik dari Adam, gengsi untuk bersujud pada Adam atas perintah Allah. Maka Allah keluarkan iblis dari surga. 

 

Ketika kita takut kepada Allah, maka bagaimana kita menjadi pribadi yang taat kepada Allah. Standar perbuatan kita itu: apakah Allah ridho atau tidak?

 

Dengan keimanan, merefleksikan pada perilaku yang baik, rendah hati, adab yang baik. Nabi diutus ke muka bumi ini untuk menyempurnakan adab dan akhlak. Adab itu lebih tinggi dari ilmu. 

 

Mirisnya, mahasiswa saat ini menunjukkan perilaku yang kurang beradab. Padahal, salah satu keberkahan ilmu, yakni bagaimana adab kita terhadap guru atau dosen kita. Mungkin ilmu kita lebih banyak dari guru kita, namun keberkahan didapat dari bagaimana kita beradab dengan guru kita.

 

Ketika kita sedang menghadapi ujian, selain berusaha dan bertaqarrub kepada Allah, mintalah doa restu orang tua. Ini merupakan salah satu adab baik terhadap orang tua. 

 

Di tahun baru ini, bermuhasabahlah, sudah sewangi apa ibadah kita kepada Allah, sudah sewangi apa amalan baik kita.

 

QnA

  1. Bagaimana cara sebagai mahasiswa muslim mempertahankan keislaman kita apalagi kita mempelajari hal-hal yang kurang

Kalau nilai nilai tersebut bertentangan dengan nilai nilai islam, maka tinggalkan, apabila tidak, maka bersifat mubah. Apalagi kalau. Apabila hal tersebut menjauhkan diri kita kepada Allah maka tinggalkan, cari alternatif yang lain.

 

  1. Bagaimana cara agar tidak ikut-ikutan teman untuk melakukan suatu kecurangan dalam dunia perkuliahan?

Mungkin skor yang dihasilkan tinggi, namun tidak terdapat keberkahan di dalamnya. Bukan kita anti dengan teknologi, namun kita imbangi dengan baca jurnal, buku, referensi lain, agar kita tidak menjadi generasi yang instan. AI itu media untuk mempermudah, bukan untuk bermudah-mudahan dan melakukan kecurangan.  Kesuksesan itu membutuhkan jerih payah, bukan dengan cara instan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.