KAP 15 September 2024 | “Kisah Raja Namrudz dan Kandungan Kisah yang Menunjukkan Wujud Allah Q.S. Al-Baqarah ayat 258”

اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ ۝٢

“Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya karena Allah telah menganugerahkan kepadanya (orang itu) kerajaan (kekuasaan), (yakni) ketika Ibrahim berkata, “Tuhankulah yang menghidupkan dan mematikan.” (Orang itu) berkata, “Aku (pun) dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Kalau begitu, sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur. Maka, terbitkanlah ia dari barat.” Akhirnya, bingunglah orang yang kufur itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.”

[PENJELASAN]

Imam Mujahid mengatakan, “Raja bumi ada 4, dua mukmin dan dua kafir. Untuk dua raja mukmin, ada Dzulqarnain dan Sulaiman, sedangkan 2 raja yang kafir adalah Namrudz dan Bukhtanshar”.  Namrud yang berkuasa 400-an tahun mendebat seorang Ibrahim dalam suatu perkara yang semua orang secara fitrah dapat mengetahuinya. Walaupun dirinya yakin, ia mengingkari dengan kedzaliman. Dalam hal ini, Raja Namrud berpura-pura tidak tahu, sombong, keras kepala, dan serta mencoba untuk mendebat. Tidak ada yang mendorong Namrud seperti itu (dzalim), melainkan kekuasaan yang dimilikinya. Padahal kekuasaan tersebut diberikan oleh Allah. Oleh karena itu, di antara kekuasaan yang meliputi harta dan pasangan hidup, kekuasaanlah yang paling berbahaya. Dengan kekuasaan, manusia dapat memperoleh harta dan pasangan hidup. Sementara itu, bagi orang-orang yang bertakwa, kekuasaan tidak akan menjatuhkannya pada perkara yang buruk. 

Nabi menceritakan bahwa terdapat 7 orang yang akan dinaungi pada hari kiamat yaitu: Pertama adalah penguasa yang adil. Sementara itu, bagi orang-orang yang berlomba untuk memperoleh kekuasaan, mereka akan cenderung termasuk pada kelompok orang-orang yang ingin merusak agamanya sendiri. Raja Namrud merupakan golongan manusia yang melampaui batas (فطغى) dan berlaku dzalim (وبغْى), Ia melihat dirinya sebagai manusia yang paling berkuasa di antara manusia-manusia lainnya. Beliau mengklaim bahwa Ia mampu melakukan perkara yang sebagaimana dilakukan Allah Ta’ala. Namrud tidak ada bedanya dengan bagaimana kondisi Fir’aun. Kekuasaan telah membuatnya melakukan perkara-perkara yang merusak agama.  

Lebih lanjut Namrud kemudian bertanya kepada Ibrahim, “Siapa Tuhanmu?”. Ibrahim menjawab, “Rabb-ku ialah yang menghidupkan dan mematikanku (قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُۗ)”. Maksud pernyaaan ini adalah nabi Ibrahim ingin mengkhususkan bahwa hanya Allah yang Maha Esa lah yang Maha Melakukan perkara tersebut. Dengan demikian, nabi Ibrahim mengkhususkan bahwa kemampuan yang mematikan dan menghidupkan ialah hanya kemampuan Allah Ta’ala. Dalam hal ini, perkara menghidupkan merupakan awalan kehidupan dunia. Sementara itu, perkara mematikan adalah merupakan awalan kehidupan akhirat. 

Namrud kemudian berkata, “Aku menghidupkan serta mematikan”. Pada kalimat tersebut, Mamrud tidak mengatakan ‘Aku yang’, sehingga hal ini menegaskan bahwa kalimat tersebut mengandung makna bahwa Namrud menganggap bahwa Ia tidak meyakini terdapat Dzat lain yang bisa menghidupkan dan mematikan. Lalu, ia juga seakan mengklaim bahwa ketika Ia membunuh, maka artinya Ia mematikan. Sementara itu, ketika Ia membiarkan seseorang untuk hidup artinya Ia menghidupkan. Padahal yang dimaksud dengan menghidupkan adalah itu menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada. Pernyataan ini dianggap tidak pantas menjadi Syubhat, apalagi menjadi sebuah hujjah. Ibrahim kemudian meremehkan ucapan tersebut karena Ia mengetahui bahwa Namrud sedang berdusta. Lalu Ibrahim mengatakan dengan hujjah, “Sesungguhnya Allah mendatangkan matahari dari timur, maka datangkanlah matahari dari barat”. Akhirnya Raja Namrud pun terdiam dan nabi Ibrahim meninggalkan raja Namrud.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.