“Cahaya itu mulai menghilang
Meninggalkan semua yang dahulu dia terangi
Cahaya itu mulai kabur
Menghapus semua yang pernah ada disekitarnya
Cahaya itu mulai meredup
Menghampiri kegelapan yang mulai datang
Cahaya itu telah sirna
menyisakan kegelapan untuk para pejuang.”
Hati merupakan komponen penting dalam tubuh ini. Tentangnya, jelas sebagai penggerak tubuh untuk mengawah kepada kebaikan atau malah sebaliknya. Tubuh dikendalikan oleh segumpal daging, apabila daging itu baik maka baiklah seluruhnya, namun apabila daging itu buruk maka buruklah semuanya.
Kawan, mungkin tak banyak yang sadar ketika hati ini sudah mulai dikendalikan oleh nafsu syaitan maka hati ini perlahan akan beku, beku akan kebenaran. beku untuk memelihara silaturrahim. Kebekuan hati bisa terjadi karena beberapa faktor yang mungkin sadar ato tidak kita sering melakukan hal itu.
- Terlalu sibuk dengan dunia. Kesibukan untuk dunia memang perlu, namun jangan sampai melebihi porsi kita untuk beribadah kepadaNya. sangat jelas bahwa bekerjalah kamu seakan-akan kamu hidup dunia selamanya dan beramallah kamu seakan-akan kamu akan mati besok“. Tak banyak yang sadar kesibukan kita terkadang melenakan kita akan nikmatnya ibadah kepada sang pemilik jiwa ini.
- Banyak tertawa. Tertawa itu perlu dan bahkan bisa dianjurkan bagi orang yang sedang memiliki tingkat kestresan yang tinggi. Namun jangan terlalu berlebih, karena terlalu banyak tertawa akan mengurangi kewibawaan seseorang.
- Becanda diluar batas kewajaran. Untuk menambah nilai ukhuwah memang perlu becanda. seperti Rasulullah yang bercanda kepada Ali tentang kurma. Namun becanda kita ada waktu dan tempat, tidak bisa dimana kita berada disitu kita bercanda. Becanda memiliki efek yang cukup baik, bila ‘porsi’ candaan kita tepat dan tidak menyinggung orang yang kita ajak becanda.
Tak banyak yang saya gambarkan tentang faktor yang dapat membekukan hati. namun ketiga hal diatas mungkin sudah bisa membuat kita berintrospeksi. Efek dari kebekuan hati adalah hilangnya militansi dakwah, meninggikan egositas, pragmatis dalam memandang permasalahan yang ada.
Kebekuan hati pun bisa membuat ukhuwah menjadi lebih. lemah karena tak ada rasa saling percaya, lemah karena memandang orang serba salah, lemah karena merasa dirinya yang paling benar.
Kelemahan ukhuwah merupakan salah tahapan untuk menghancurkan dakwah. Hilangnya rasa ukhuwah menjadi faktor yang cukup penting dalam merapuhkan bangunan dakwah. ingatkah kita ketika Allah mengatakan “Kita adalah bersaudara” atau “Orang muslim dengan orang muslim lainnya bagaikan bangunan yang saling menguatkan”.
Bila salah satu dari kita berbeda dan hilangnya ukhuwah itu maka yakinlah diri kita bahwa tak lama lagi dakwah ini akan mati. kelemahan ukhuwah yang dibangun akan menggerus rasa solidaritas dan kepercayaan yang sudah lama ada. Dakwah tidak memerlukan antum, namun antumlah yang memerlukan dakwah. Terkadang kita pun tak sadar bahwa kontribusi yang kita lakukan akan menghasilkan gerak dakwah mungkin 5 atau bahkan 10 tahun kedepan. Maka, hilangkan sekat bahwa kita berbeda, hilangkan sekat bahwa kita tidak satu pemahaman.
Berjuang sendiri lebih baik daripada dengan perpecahan ukhuwah. Perjalanan untuk menuju tujuan dakwah ini masih amat panjang, penuh halang rintang yang dapat membuat kita gugur dalam jalan dakwah yang sudah kita bangun. perbedaan argumen bisa diselesaikan dengan proses tabayyun.
Kuatkan militansi, bangun dakwah dengan nikmatnya ukhuwah…
Abdurrohman