Kamis (6/01/2010), Forum Lingkar Pena dan Jamaah Shalahuddin UGM mengadakan Talk Show “Dalam Mihrab Cinta”. Tak tanggung-tanggung, dalam acara ini hadir sang pembuat naskah, Habiburrahman El-Shirazy yang akrab dipanggil dengan Kang Abik beserta dua pemeran filmnya yakni Asmirandah (tokoh Silvie), Boy Hamzah (tokoh burhan). Acara ini dimulai bakda Isya di ruang utama masjid kampus UGM. Terlihat antusias peserta Talk Show yang mewarnai jalannya acara tersebut, hingga membanjiri ruang utama masjid kampus UGM.
Di awal sesi, Kang Abik menyampaikan bahwa semua ilmu yang kita punyai adalah untuk diamalkan. Sebaik-baiknya orang-orang yang berilmu adalah orang yang mengamalkannya, begitu pula sebaik orang-orang yang beramal adalah dengan mengilmui apa yang ia amalkan. Beliau ialah lulusan Universitas Al-Ahzar – Cairo, Mesir, jurusan Ilmu Hadits. Bukan lantas seseorang yang berkutat dengan ilmu keislaman meninggalkan sisi-sisi sastra, hal ini jauh dari sosok Kang Abik. Beliau adalah seorang novelis handal di negri ini. Banyak karya-karya beliau lahirkan dan fenomenal di negri ini, bahkan di kalangan Internasioal.
Beliau tidak takut membuat karya sastra di bidang dakwah. Kata Beliau ya memang ini bagian dari dakwah Beliau. Kegiatannya dalam bersastra yang selama ini dilakukan, Beliau landaskan dengan niatan mendakwahkan nilai-nilai islam sebagai salah satu wujud amalan ibadah Beliau, karena sastra mengajarkan tentang nilai-nilai kemanusiaan yang suci.
Kebiasaan menulis sudah mulai Beliau tekuni ketika Beliau masih menyandang status sebagai mahasiswa jurusan hadits Al-Ahzar – Cairo. Saat itu Beliau membuat cerpen-cerpen sederhana. Awalnya temannya sendiri sekamar sering menertewawakan tindak-tanduk Beliau. Ujar temannya “Weleh…weleh.. mahasiswa jurusan hadits kok buat cerpe kayak ceritanya anak-anak SD”. Sentuhan-sentuhan seperti itu tidak membuat goyah beliau dalam bersastra, namun justru semakin menguatkan beliau untuk membuat karya-karya hebatnya. Dan bisa dilihat sendiri, karya-karya beliau sekarang yang begitu menakjubkan membanjiri pasaran buku.
Film Dalam Mihrab Cinta, mengajak kita untuk “NEKAD” dalam kebaikan, tidak seperti yang ada sekarang ini, kebanyakan orang melakukan perbuatan “NEKAD” dalam tindak kejahatan. Pemain film DMC, Asmirandah menuturkan bahwa kesannya bermain film ini adalah sangat menyenangkan dan memiliki banyak untaian-untaian hikmah yang terkandung di dalamnya. Ujarnya “Jangan menilai seseorang dari tampilan luarnya saja, jangan men-justifikasi di depan bahwa seseoran itu buruk. Kuncinya adalah berkhusnudzon”. Lain halnya dengan Boy Hamzah pemeran tokoh antagonis Burhan. Ia menyampaikan bahwa hidayah adalah ditangan Allah, manusia hanyalah sebatas mengupayaknnya. Dalam film ini diceritakan seorang tokoh pernah masuk dalam kubangan lumpur yang begitu keji, akan tetapi atas ijin Allah orang tersebut keluar dari kubangan yang ada dan kembali kepada kebaikan. Bahkan setelah itu, Ia kembali terjebak kepada kubangan itu sampai akhirnya ia benar-benar berada dalam lingkup kebaikan. Maha Suci Allah Sang Pemberi Hidayah, kita sebagai hamba-Nya mestilah senantiasa untuk berkhusnudzon.
Oleh : Tim Redaksi Media Center Jamaah Shalahuddin