UGM Mencari Pejuang MTQ
Road to MTQ Nasional
[JS News-UGM News] Minggu, 26 April 2015 Universitas Gadjah Mada melaksanakan lomba MTQ (Musabaqah Tilawatil Quran) bertempat di kompleks masjid kampus UGM. Lomba ini dilaksanakan guna mencari kafilah yang akan mewakili UGM pada MTQ nasional di UI. Jamaah Shalahuddin (JS) sebagai Unit Kerohanian Islam di UGM diberi kepercayaan sebagai panitia pelaksana seleksi MTQ tingkat universitas. Hal yang unik panitia inti acara ini adalah mahasiswa angkatan 2014 yang tergabung dalam UKM JS.
Meskipun acara ini diselenggarakan oleh JS, tetapi MTQ bukan milik JS. MTQ adalah milik seluruh mahasiswa muslim UGM. “Spirit-nya harus dimiliki oleh semua mahasiswa muslim.” tutur Wisnu Al Amin mahasiswa PSDK (Program Studi Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan) UGM angkatan 2012 selaku ketua Jamaah Shalahuddin.
Serangkaian acara MTQ ini dibuka pada pukul 8.38, mundur beberapa menit dari waktu yang sudah dijadwalkan. Dalam Grand Opening Dr. Drs. Senawi, M.P. selaku direktur kemahasiswaan menyampaikan sambutan dan pesan-pesan bagi peserta MTQ. Beliau mengapresiasi ketua panitia dan jajarannya karena Taufik yang notabene masih angkatan pertama di UGM sudah bisa menjadi ketua panitia kegiatan tingkat universitas. Menurut pak Senawi hal ini juga bagian dari prestasi yang perlu diapresiasi.
Pak Senawi pun memperkuat pernyataan ketua JS, bahwa meskipun panitia pelaksana MTQ adalah UKM JS akan tetapi MTQ bukan semata-mata milik JS. MTQ ada untuk mewadahi bakat dan potensi mahasiswa UGM. Sebagai salah satu upaya untuk mencetak generasi-generasi qurani di UGM. Harapannya MTQ hari ini justru akan menjadi proses untuk membentuk komunitas MTQ sebagaimana komunitas mapres. Dalam rangka untuk meningkatkan pemahaman akan pentingnya acara ini.
MTQ yang diselenggarakan meliputi 9 cabang, yakni tilawatil quran, hifzhil quran, khathil quran, debat ilmiah, pidato, puitisasi, fahmil quran, KTI al quran dan lomba pembuatan aplikasi. Dari beragai bidang yang paling banyak diminati adalah hifzhil quran, sehingga mengharuskan pemisahan tempat lomba antara putra dan putri.
Peserta MTQ berasal dari berbagai kalangan mahasiswa UGM, dari berbagai klaster seperti klaster vokasi, soshum, medika, teknik, dan science. Peserta yang mendaftar awalnya lebih dari 200 orang, akan tetapi tidak semuanya hadir. Setiap bidang mengalami hal yang sama, jumlah peserta yang datang tidak sesuai dengan jumlah peserta yang mendaftar.
Beberapa peserta tidak menghadiri perlombaan ini, sehingga memperbesar kemungkinan menang peserta yang hadir. Seperti contohnya pada bidang lomba khathil quran dan debat ilmiah. Dari empat peserta, tiga peserta akan masuk nominasi untuk mewakili UGM dalam MTQ nasional yang akan diselenggarakan di UI pada 1-8 Agustus nanti.
Antusiasme civitas akademika dalam perlombaan ini patut untuk diapresiasi, bahwa mahasiswa UGM tidak hanya mahir dalam bidang kognitif semata tapi mahasiswa UGM juga berkenan untuk terlibat dalam upaya menciptakan generasi qurani di kampus kerakyatan ini. Seorang peserta hifzhil putri menuturkan bahwa ia bahagia sudah turut serta meramaikan lomba MTQ, menurutnya sudah bisa bergabung dalam lomba ini saja semoga sudah tercatat sebagai kebaikan.
“Saya baru sadar ketika tadi disampaikan oleh ketua panitia, bahkan alam ikut menyeleksi. Jadi insyaAllah yang hadir di MTQ ini adalah orang yang benar-benar Allah pilih.” tutur Atikah, peserta hifzhil putri dari fakultas kedokteran.
Setelah semua lomba selesai dilaksanakan, sore itu langsung diumumkan pemenang lomba. Pengumuman pemenang dilakukan di segi 8 masjid kampus UGM, sekaligus menutup serangkaian perlombaan MTQ tingkat universitas. Para pemenang yang masuk nominasi 3 besar akan dilatih oleh pihak dirmawa untuk dipersiapkan mewakili kafilah UGM dalam MTQ nasional.
Jalan masih panjang wahai pejuang!
(Ririn Setia Rahmawati – Media Center)