UGM Bersimpati, Aksi Solidaritas Untuk Rohingya
[JS News] Jumat, 22 Mei 2015, Jamaah Shalahuddin UGM menggelar dialog akbar bertajuk solidaritas untuk Rohingya. Dialog ini dilaksanakan untuk menanggapi isu muslim Rohingya yang terusir dari kampung halamannya di Myanmar.Dialog akbar dilaksanakan usai shalat Jumat di masjid kampus UGM, menghadirkan ustadz Ridwan Hamidi, Lc, M.A. M.PI (Inisiator Ikatan Ulama dan Da’i ASEAN) dan Syuhelmaidi Syukur (Ketua Komite Nasional Solidaritas Untuk Rohingya, Senior President ACT Indonesia) dan dimoderatori oleh Ahmad Rizky Mardhatillah Umar, S.IP (Researcher at ASEAN Studies Center UGM). Dialog dimulai dengan pemutaran video dari ACT yang menceritakan tentang keadaan muslim Rohingya.
Dalam kesempatan kali itu Ustadz Ridwan menyampaikan tentang hakikat persaudaraan dalam Islam bahwa sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara. Persaudaraan yang tidak dibatasi sekat-sekat wilayah, maupun status kewarganegaraan. Perumpamaan saling cintanya, saling empatinya sesama mukmin seperti satu tubuh, jika salah satu anggota tubuh sakit akan tersakiti pula anggota yang lainnya.
Menanggapi kedatangan muslim Rohingya ke Indonesia, ustadz Ridwan membagi level bentuk kepedulian umat Islam kepada saudaranya menjadi tiga bagian. Level pertama, level terendah adalah ketika orang datang meminta bantuan, maka ia akan membantu. Level kedua, orang yang membantu saudaranya sedangkan ia tidak dimintai bantuan akan tetapi dengan kepekaannya dan kerelaan hati ia membantu. Level ketiga merupakan level tertinggi, ketika bisa mendahulukan saudaranya daripada kepentingan diri sendiri meskipun diri sendiri juga memerlukan bantuan.
“Jika saudara kita datang kita tak bantu, kita tak masuk level manapun.” Tutur ustadz Ridwan Hamidi.
Pembicara kedua menjelaskan tentang kondisi muslim Rohingya hingga kondisi terbarunya di Aceh. Dalam dialog ini, Senior President ACT Indonesia menyampaikan bahwa seharusnya yang diberi ucapan terimakasih atas pertolongan kepada Muslim Rohingya bukan Indonesia maupun muslim Indonesia, tetapi nelayan Aceh yang lebih peka daripada pemerintah Indonesia.
Dialog akbar selesai sebelum adzan Ashar berkumandang, kemudian ditutup dengan penyerahan rekening Dunia Islam secara simbolis dari Jamaah Shalahuddin kepada ACT untuk disalurkan pada muslim Rohingya yang mengungsi. Selain itu juga dilakukan launching Sahabat Rohingya Jamaah Shalahuddin UGM sebagai wadah upaya advokasi dan pengawalan isu kemanusiaan Rohingya.
Setelah dialog akbar kemudian sore harinya dilanjutkan dengan aksi simpatik “Gadjah Mada Bersimpatik” bersama Sosmas BEM KM UGM, Lembaga DakwahFakultas se-UGM dan Paguyuban Sosmas se-UGM di Bunderan UGM dan simpang empat Jl C. Simanjuntak, Yogyakarta.
Dalam aksi simpatik sore itu dilakukan pembagian bunga sebanyak 300an buah kepada pengguna jalan raya dan warga di sekitar jalan raya. Bunga yang dilampiri kertas bertuliskan edukasi tentang kondisi muslim Rohingya diharapkan dapat menjadi media pencerdasan pada masyarakat Jogja dan mengetuk hati mereka untuk menyalurkan bantuan. Dana yang terkumpul dari aksi sore itu sebesar Rp 19.008.600,00 kemudian akan disalurkan melalui ACT Indonesia.