Badan Semi Otonom Sosial Kemasyarakatan (BSO Sosmas), Jama’ah Shalahuddin menyelenggarakan pelatihan pengabdian kepada masyarakat bertajuk Sekolah Sosial Kemasyarakatan (SEKOSMAS) pada Sabtu (13/5) di Masjid Kampus UGM. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pelatihan kepada Sosmas Rangers (sebutan untuk kader BSO Sosmas) dalam hal menumbuhkan kompetensi dan kepekaan sosial. Hal ini berkaitan dengan tugas dan wewenang dari BSO Sosmas sebagai pengabdi kepada masyarakat. Seperti yang diketahui bahwa BSO Sosmas merupakan penanggung jawab utama dalam melakukan pembinaan terhadap Dusun Duwet, Samigaluh, Kulonprogo.
Kegiatan ini berlangsung selama dua hari satu malam di Masjid Kampus UGM dan sekitarnya. Acara dimulai pada pukul 13.30 dengan agenda pembukaan dan penyampaian materi oleh Buhairi Rifqa Moustafid (Alumni Jama’ah Shalahuddin) mengenai dusun mitra. Buhairi menyampaikan bahwa dalam memberdayakan dusun mitra, haruslah ada strategi yang matang. Visinya pun harus jelas dan tidak boleh “asal jalan”.
“Dalam setiap kegiatan ke dusun mitra, pasti ada tantangan dan hambatannya. Itu yang harus kita petakan terlebih dahulu di awal, supaya kita tahu penyelesaiannya”, jelasnya.
Setelah pematerian pertama selesai, dilanjutkan dengan pematerian dua mengenai ke-sosmas-an oleh Kiki Dwi Setiabudi (Ketua Jama’ah Shalahuddin 2018) dan materi tiga mengenai Pemberdayaan UMKM oleh Garudhea Iwangga (PHBD UGM). Tiga materi ini merupakan materi yang sangat penting sebagai dasar BSO Sosmas menjalankan kegiatan-kegiatan pengabdian dan pemberdayaan Dusun Duwet. Malam harinya, dilaksanakan sesi bonding dan makan bersama.
Pada hari kedua, Sosmas Rangers mengikuti kegiatan sharing session dan outbond sebagai sarana bonding antaranggota. Keakraban juga menjadi kunci yang penting karena selama kurang lebih satu tahun kepengurusan, mereka akan berdinamika dan bersama-sama mewujudkan Dusun Duwet yang berdaya. Rangkaian kegiatan ditutup dengan sesi dokumentasi.