KAP 21 Juli 2024 | “Dampak Sifat Pengecut dan Kikir, serta Sikap Berani dan Dermawan pada Umat”

  1. Al-Baqarah : 243-245

۞ اَلَمۡ تَرَ اِلَى الَّذِيۡنَ خَرَجُوۡا مِنۡ دِيَارِهِمۡ وَهُمۡ اُلُوۡفٌ حَذَرَ الۡمَوۡتِ فَقَالَ لَهُمُ اللّٰهُ مُوۡتُوۡا ثُمَّ اَحۡيَاھُمۡؕ اِنَّ اللّٰهَ لَذُوۡ فَضۡلٍ عَلَى النَّاسِ وَلٰـكِنَّ اَکۡثَرَ النَّاسِ لَا يَشۡکُرُوۡنَ‏ ٢٤٣

“Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang keluar dari kampung halaman, sedang jumlahnya ribuan karena takut mati. Lalu Allah berfirman kepada mereka, “Matilah kamu!” Kemudian Allah menghidupkan mereka. Sesungguhnya Allah memberikan karunia kepada manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur”

وَقَاتِلُوۡا فِىۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ وَاعۡلَمُوۡٓا اَنَّ اللّٰهَ سَمِيۡعٌ عَلِيۡمٌ‏ ٢٤٤

“Dan berperanglah kamu di jalan Allah, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”

مَنۡ ذَا الَّذِىۡ يُقۡرِضُ اللّٰهَ قَرۡضًا حَسَنًا فَيُضٰعِفَهٗ لَهٗۤ اَضۡعَافًا کَثِيۡرَةً  ​ؕ وَاللّٰهُ يَقۡبِضُ وَيَبۡصُۜطُ وَ اِلَيۡهِ تُرۡجَعُوۡنَ‏ ٢٤٥

“Barang siapa meminjami1 Allah dengan pinjaman yang baik maka Allah melipat gandakan ganti kepadanya dengan banyak. Allah menahan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.”

 

 

 

[Penjelasan]

اَلَمۡ تَرَ merupakan bentuk pertanyaan menyiratkan pesan heran. تَرَ dalam bahasa Arab berarti dimaknai melihat jika tidak menggunakan اِلَى. Tapi kalau تَرَ اِلَى maknanya اِلَى melihat lebih jauh dengan merenungkan, mengamati dengan fikiran dan hati.

Terkait ini ada sebab turun ayat dari ibnu hibban meriwayatkan dari Ibnu Umar tentang ayat-ayat ini. Disimpulkan dari Imam Qurtubi kata beliau pendapat yang tepat dan masyhur. Karena Masyhur atau yang sekarang dimaksud viral bisa berupa kebenaran dan bukan kebenaran. Imam Qurtubi sejalan dari Ibnu Abbas bahwa mereka keluar dari kampung mereka untuk menghindari wabah. Kemudian salah seorang dari bani Israil sebuah kebanggaan. Mereka banyak yang mati dibunuh karena tidak kecocokkan. Allah menceritakan perilaku buruk ini untuk menjadi pelajaran bagi umat-umat setelahnya.

Umar bin Khattab pernah ke negeri Syam (Palestina, Yordania, Libanon). Ketika sampai di shargm sedang terjadi wabbah. Lalu Umar berunding kepada kaum yang mengikutinya yaitu kaum Muhajirin dan Anshar. Lalu bertanya “apakah anda lari dari takdir Allah?”. Umar bin Khattab menjawab “Kita menghindari takdir satu ke takdir yang lain”. Ini berlaku jika takdirnya bersifat pilihan.

ِنَّ اللّٰهَ لَذُوۡ فَضۡلٍ عَلَى النَّاس  karunia bisa bersifat duniawi dan ukhrawi.  وَلٰـكِنَّ اَکۡثَرَ النَّاسِ لَا يَشۡکُرُوۡنَ‏  banyak sekali manusia yang tidak besyukur. Tidak bersyukur ini menyebabkan kita selalu kurang.

وَقَاتِلُوۡا فِىۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ Allah hanya mengizinkan berperang di jalan Allah. Ayat ini erat hubungannya dengan ayat 216 Al-Baqarah. “telah diwajibkan Allah berperang. Syari’at yang tidak kalian sukai”.  Antara ayat 216 sampai ayat 244, ada 4 ayat yang menyatakan yas aluunaka. Jadi kita diajarkan untuk

Ayat ini menjelaskan yang pertamaz zakat, infaq, shadaqah, wakaf. Disebutkan disini dengan bahasa yang memotivasi yaitu orang yang meminjamkan. Artinya, Allah akan mengembalikannya kepada kita. Allah akan mengembalikan berlipat-lipat. Ayat ini bermaksud menganjurkan. Yang kedua ayat ini mengisyaratkan ketika kita punya kelapangan rezeki untuk membantu orang. Ini berbeda dengan maksud meminjamkan dengan zakat, infaq, shadaqah, wakaf. Orang yang berhak mendapatkan infaq ada yang menjaga kehormatan dirinya untuk tidak minta-minta ke orang lain.

 

[Tanya Jawab]

  1.     Jihad yang paling baik menurut ustadz apa?

Ada tingkatan jihad. Dari banyaknya bentuk jihad, masing-masing ada hal yang berkesan. Misal melawan hawa nafsu, berjihadnya luar biasa. Allah mengkhawatirkan dunia yang dibukakkan, dibagian ini berat. Sejak awal ambisi kita sangat besar kepada dunia.

Dipahami bahwa Islam merupakan satu satunya agama yang paling dimusuhi.

 

  1.     Apa sebab mereka dimatikan, berapa lama mereka dimatikan?

Karena mereka takut mati, ini menjadi pelajaran untuk mereka juga. Mau takut ngga takut, mau sembunyi tidak sembunyi. Kita menghindari takut kematian yang kita tidak menghasilkan apa-apa yang baik. Misal hanya cemas, takut tanpa mempersiapkan amal kita untuk kematian. Untuk berapa lamanya atau durasinya antara wudhu’ sampai akhir tidak disebut. Ini ada hikmahnya jika tidak disebutkan waktunya.

Qur’an merupakan sumber sejarah, jika perlu disebutkan waktunya. Pasti waktu itu penting. Tetapi jika disebutkan waktunya, berarti ada maksud dibalik waktu itu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.