Kajian Ahad Pagi Ahad, 24 November 2024 Al-Baqarah ayat 272-274 Orang-Orang yang Berhak Menerima Sedekah Pembicara : Ustadz Ridwan Hamidi, Lc., M.P.I., M.A. Tambahan Untuk Pertemuan Minggu Lalu: Boleh bersedekah dengan terang-terangan ataupun tersembunyi. Terang-terangan artinya terlihat oleh orang, orang tau kalau kita bersedekah. Tersembunyi artinya bahwa orang tidak melihat bahwa kita […]
Category Archives: Uncategorized
Kajian Ahad Pagi Ahad, 17 November 2024 Al-Baqarah ayat 270-271 Sedekah Secara Sembunyi-Sembunyi dan Sedekah Secara Terang-Terangan Pembicara : Ustadz Ridwan Hamidi, Lc., M.P.I., M.A. (Al-Baqarah ayat 270) وَمَاۤ اَنۡفَقۡتُمۡ مِّنۡ نَّفَقَةٍ اَوۡ نَذَرۡتُمۡ مِّنۡ نَّذۡرٍ فَاِنَّ اللّٰهَ يَعۡلَمُهٗ ؕ وَمَا لِلظّٰلِمِيۡنَ مِنۡ اَنۡصَارٍ ٢٧٠ Artinya: “Dan apapun infak yang kamu berikan atau nazar […]
Ringkasan Kajian Ahad Pagi Ahad, 3 November 2024 Al-Baqarah ayat 268-269 Intimidasi Setan akan Kemiskinan dan Pemahaman yang Benar Terhadap Al-Qur’an Pembicara : Ustadz Ridwan Hamidi, Lc., M.P.I., M.A. اَلشَّيْطٰنُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاۤءِۚ وَاللّٰهُ يَعِدُكُمْ مَّغْفِرَةً مِّنْهُ وَفَضْلًاۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌۖ ٢٦٨ Artinya: “Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat keji (kikir), […]
Ringkasan Kajian Ahad Pagi Ahad, 6 Oktober 2024 Al-Baqarah ayat 261-263: Pahala Berinfak di Jalan Allah dan Etikanya Pembicara : Ustadz Abu Abdirrahman, S. Pd. I., M. Pd. I. Al-Baqarah 261 مَثَلُ الَّذِيۡنَ يُنۡفِقُوۡنَ اَمۡوَالَهُمۡ فِىۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنۡۢبَتَتۡ سَبۡعَ سَنَابِلَ فِىۡ كُلِّ سُنۡۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍؕ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنۡ يَّشَآءُ ؕ […]
Ringkasan Kajian Ahad Pagi Ahad, 6 Oktober 2024 Al-Baqarah ayat 261-263: Pahala Berinfak di Jalan Allah dan Etikanya Pembicara : Ustadz Abu Abdirrahman, S. Pd. I., M. Pd. I. مَثَلُ الَّذِيۡنَ يُنۡفِقُوۡنَ اَمۡوَالَهُمۡ فِىۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنۡۢبَتَتۡ سَبۡعَ سَنَابِلَ فِىۡ كُلِّ سُنۡۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍؕ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنۡ يَّشَآءُ ؕ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيۡمٌ […]
Ringkasan Kajian Ahad Pagi Ahad, 13 Oktober 2024 Al-Baqarah ayat 261-264: Pahala Berinfak di Jalan Allah dan Etikanya Part 2 Pembicara : Ustadz Abu Abdirrahman, S. Pd. I., M. Pd. I. Notulis : Anisa Dwi Al-Baqarah 264 يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُبْطِلُوْا صَدَقٰتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْاَذٰىۙ كَالَّذِيْ يُنْفِقُ مَالَهٗ رِئَاۤءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ […]
Ringkasan Kajian Ahad Pagi Ahad, 20 Oktober 2024 Tafsir Q.S. Al Baqarah 2 : 265-266 “Berinfak Karena Allah dan Berinfak Karena Selain-Nya” Pembicara : Ust. Ridwan Hamidi, Lc., M.P.I., M.A. QS. Al Baqarah ayat 265 وَمَثَلُ الَّذِيۡنَ يُنۡفِقُوۡنَ اَمۡوَالَهُمُ ابۡتِغَآءَ مَرۡضَاتِ اللّٰهِ وَ تَثۡبِيۡتًا مِّنۡ اَنۡفُسِهِمۡ كَمَثَلِ جَنَّةٍۢ بِرَبۡوَةٍ اَصَابَهَا وَابِلٌ فَاٰتَتۡ اُكُلَهَا […]
Kajian yang disampaikan oleh Dr. Abdul Wahid M. Hum., M. Phil. pada 28 Oktober 2024 di Masjid Kampus UGM membahas Warisan Strategi Perlawanan Pangeran Diponegoro dalam Membangun Militer Modern Indonesia. Warisan dalam hal militer Indonesia sangat penting untuk dipahami. Pangeran Diponegoro meninggalkan warisan yang begitu luas, tidak hanya dalam bentuk fisik tetapi juga dalam nilai-nilai […]
Kajian yang disampaikan oleh Dr. Sus Budiharto, S.Psi., M.Si., Psikolog pada 17 Oktober 2024 di Masjid Kampus UGM membahas tantangan yang dihadapi universitas-universitas di Indonesia, khususnya setelah memperoleh status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH). Status PTN-BH memberikan otonomi penuh kepada universitas dalam mengelola keuangan dan anggaran rumah tangga mereka. Namun, hal ini memiliki konsekuensi […]
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ ٢
“Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya karena Allah telah menganugerahkan kepadanya (orang itu) kerajaan (kekuasaan), (yakni) ketika Ibrahim berkata, “Tuhankulah yang menghidupkan dan mematikan.” (Orang itu) berkata, “Aku (pun) dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Kalau begitu, sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur. Maka, terbitkanlah ia dari barat.” Akhirnya, bingunglah orang yang kufur itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.”
[PENJELASAN]
Imam Mujahid mengatakan, “Raja bumi ada 4, dua mukmin dan dua kafir. Untuk dua raja mukmin, ada Dzulqarnain dan Sulaiman, sedangkan 2 raja yang kafir adalah Namrudz dan Bukhtanshar”. Namrud yang berkuasa 400-an tahun mendebat seorang Ibrahim dalam suatu perkara yang semua orang secara fitrah dapat mengetahuinya. Walaupun dirinya yakin, ia mengingkari dengan kedzaliman. Dalam hal ini, Raja Namrud berpura-pura tidak tahu, sombong, keras kepala, dan serta mencoba untuk mendebat. Tidak ada yang mendorong Namrud seperti itu (dzalim), melainkan kekuasaan yang dimilikinya. Padahal kekuasaan tersebut diberikan oleh Allah. Oleh karena itu, di antara kekuasaan yang meliputi harta dan pasangan hidup, kekuasaanlah yang paling berbahaya. Dengan kekuasaan, manusia dapat memperoleh harta dan pasangan hidup. Sementara itu, bagi orang-orang yang bertakwa, kekuasaan tidak akan menjatuhkannya pada perkara yang buruk.
Nabi menceritakan bahwa terdapat 7 orang yang akan dinaungi pada hari kiamat yaitu: Pertama adalah penguasa yang adil. Sementara itu, bagi orang-orang yang berlomba untuk memperoleh kekuasaan, mereka akan cenderung termasuk pada kelompok orang-orang yang ingin merusak agamanya sendiri. Raja Namrud merupakan golongan manusia yang melampaui batas (فطغى) dan berlaku dzalim (وبغْى), Ia melihat dirinya sebagai manusia yang paling berkuasa di antara manusia-manusia lainnya. Beliau mengklaim bahwa Ia mampu melakukan perkara yang sebagaimana dilakukan Allah Ta’ala. Namrud tidak ada bedanya dengan bagaimana kondisi Fir’aun. Kekuasaan telah membuatnya melakukan perkara-perkara yang merusak agama.
Lebih lanjut Namrud kemudian bertanya kepada Ibrahim, “Siapa Tuhanmu?”. Ibrahim menjawab, “Rabb-ku ialah yang menghidupkan dan mematikanku (قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُۗ)”. Maksud pernyaaan ini adalah nabi Ibrahim ingin mengkhususkan bahwa hanya Allah yang Maha Esa lah yang Maha Melakukan perkara tersebut. Dengan demikian, nabi Ibrahim mengkhususkan bahwa kemampuan yang mematikan dan menghidupkan ialah hanya kemampuan Allah Ta’ala. Dalam hal ini, perkara menghidupkan merupakan awalan kehidupan dunia. Sementara itu, perkara mematikan adalah merupakan awalan kehidupan akhirat.
Namrud kemudian berkata, “Aku menghidupkan serta mematikan”. Pada kalimat tersebut, Mamrud tidak mengatakan ‘Aku yang’, sehingga hal ini menegaskan bahwa kalimat tersebut mengandung makna bahwa Namrud menganggap bahwa Ia tidak meyakini terdapat Dzat lain yang bisa menghidupkan dan mematikan. Lalu, ia juga seakan mengklaim bahwa ketika Ia membunuh, maka artinya Ia mematikan. Sementara itu, ketika Ia membiarkan seseorang untuk hidup artinya Ia menghidupkan. Padahal yang dimaksud dengan menghidupkan adalah itu menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada. Pernyataan ini dianggap tidak pantas menjadi Syubhat, apalagi menjadi sebuah hujjah. Ibrahim kemudian meremehkan ucapan tersebut karena Ia mengetahui bahwa Namrud sedang berdusta. Lalu Ibrahim mengatakan dengan hujjah, “Sesungguhnya Allah mendatangkan matahari dari timur, maka datangkanlah matahari dari barat”. Akhirnya Raja Namrud pun terdiam dan nabi Ibrahim meninggalkan raja Namrud.
Kepustakaan:
BIS TV. (n.d.). LIVE] TAFSIR QS. AL-BAQARAH AYAT 258 | Ustadz Beni Sarbeni, Lc. M.Pd. BIS TV. https://www.youtube.com/live/tECv-RIdCD8?si=4mNbiLK_N7dKJXvC