Hai Kawan! Aku datang!

Oleh: Afifah Rosyida

Source: Pixabay_Ramadhan

Bulan yang penuh keberkahan telah datang menghampiri, mengetuk pintu-pintu yang semula sunyi. Satu bulan yang sangat dinanti bagi umat muslim. Suatu momen yang terjadi hanya satu tahun sekali. Ketika seluruh umat muslim serentak bersama melakukan puasa, terkecuali bagi mereka yang berhalangan sesuai syariat yang sudah Islam ajarkan. Bagaimana tidak terlihat begitu indah, setiap orang bersama-sama menahan lapar dan dahaga mulai dari terbitnya matahari hingga tenggelamnya di ufuk barat. Pemandangan yang khas tidak akan terlewat oleh mata kala sore hari, hiruk pikuk para pencari menu buka puasa. Berjajar para pedagang dengan tawaran takjil yang beragam, kumandang adzan maghrib sangatlah dinanti. Tak cukup sampai disitu, ibadah sholat tarawih dan tadarus bersama di surau tiap daerah terlihat begitu menyejukkan mata. Keseluruhan insan manusia saling berburu amalan—amalan kebaikan. Kesyahduan terasa semakin dalam ketika para umat muslim telah menyelesaikan kewajiban berpuasa di bulan ini, Idul Fitri. Bagian yang tidak akan pernah dilupa, takbir dikumandangkan lantang disetiap sudut pengeras suara entah itu dimasjid, jalan kampung, gedung, ataupun tanah lapang terbuka. Setelah itu, rangkaian kegiatan lebaran akan berjalan selama beberapa hari. Berkunjung dirumah sanak saudara, mengantri pembagian angpau dari para tetua, berebut makanan dimeja tamu, makan ketupat ditiap rumah tetangga sampai kenyang, bermain bunga api, membuat petasan dari bambu, dan masih banyak lagi. Bukankah itu sangat indah? Apakah kamu tidak merindukannya?

Bulan Ramadhan tidak hanya spesial dalam hal yang kasat oleh mata, dibalik semua itu Allah SWT. pun melimpahkan kebaikan yang tiada terkira. Pahala berlipat ganda, para syaithan dibelenggu di neraka, dan sejuta kebaikan lain yang tiada akan cukup disebut dalam kata.

Ditengah kondisi dunia yang sedang tidak baik, tentunya kita sebagai umat muslim harus yakin bahwa yang terjadi didunia bukan tanpa sebab dan tetap berada dibawah kendali sang Kuasa. Semua ini hanya perihal waktu. Bersabar, berusaha, dan melakukan perbaikan ibadah adalah tindakan yang saat ini bisa kita lakukan. Kembali kepada bulan Ramadhan, kesempatan yang baik belum tentu akan datang untuk yang kedua kalinya. Bersyukur jika saat ini kita masih diberi kesempatan untuk menghirup udara secara gratis, tapi bagaimana dengan hari esok? Seperti yang terdapat pada kutipan surah Ali Imran/3, ayat 185. Disana disebutkan “bahwa tia-tiap yang bernyawa akan merasakan mati”, ayat ini turun bukan untuk menakut nakuti manusia, akan tetapi sebagai pengingat bahwa dunia tak lain hanyalah sementara.

Sobat, mari bersama mengingat kembali betapa luar biasanya keberkahan yang ada di bulan Ramadhan, kesalahan dan kelalaian apa yang sudah kita lakukan diramadhan yang lalu. Waktu akan terus berputar hingga batas yang Dia tentukan. Begitu pula kehidupan ini, semua tidak akan luput dari apa yang sudah ditetapkan. Lakukan yang terbaik selama kita masih diberi kesempatan oleh sang Mahakuasa, mari bersama sejenak menutup mata dari kesibukan dunia. Hirup perlahan udara yang ada, dan rasakan betapa nikmatnya karunia yang Allah berikan dengan segala iman yang ada dalam diri kita. Ramadhan masih membuka pintu untuk kita, lantas tunggu apalagi? Perbaiki diri semaksimal mungkin di bulan suci Ramadhan tahun ini. Semangat mempersiapkan perbekalan dengan semakin menjadikan diri manusia yang bertaqwa. Jangan menunggu hingga sesal menghampiri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.