Mimbar subuh pada kegiatan Ramadhan di Kampus UGM (30/3) kali ini mengusung tema “Melihat Keagungan Allah melalui Anatomi Hewan” yang dibersamai oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Kedokteran Hewan UGM, drh. Agung Budiyanto, M.P., Ph.D.. Beliau menyatakan kisah hewan yang diabadikan dalam Al-Qur’an umumnya dijadikan cerminan kepada umat manusia sebagai tanda kebesaran Allah. Hal tersebut dibuktikan dari kisah mengenai hewan yang Allah singgung dalam Al-Qur’an seperti sapi betina, unta, lebah, kuda, bahkan hewan kecil seperti semut. Kisah tersebut dikhususkan untuk menjadi pelajaran hidup, rasa bersyukur, dan bukti keagungan Allah Swt.
Rasulullah saw. sangat mencintai hewan, dijelaskan dari salah satu HR. Abu Daud dan dijadikan hadist yg shahih oleh imam Nawawi. Saat itu beliau sedang berjalan dalam perkebunan milik sahabat anshar dan melihat unta yang sangat kurus, unta tersebut menangis melihat kedatangan Rasulullah saw. kemudian diberitahukan kepada pemilik unta tersebut untuk memberi makan dan mengistirahatkan untanya sebab unta tersebut kelaparan dan kelelahan. Rasulullah mengatakan “Bertakwalah kalian kepada Allah pada binatang-binatang ternak yang tak bisa berbicara. Tunggangilah ia dengan baik-baik, makanlah pula dengan cara yang baik.” (HR. Abu Daun no. 2548). Ditegaskan pula oleh Agung Budiyanto bahwa Rasulullah saw. mengatakan orang yang menelantarkan hewan termasuk orang yang zalim dan akan mendapat azab dari Allah Swt.. Dari hadist-hadist ini Rasulullah memberikan pelajaran dan membuktikan betapa beliau sangat menyayangi hewan.
Pada kesempatan ini pula disampaikan mengenai kisah semut dalam surat An-Naml bahwa dalam dunia hewan terdapat kehidupan seperti manusia pula, dalam komunitas semut ada komunikasi satu sama lain sama seperti manusia berkomunikasi. “Masuklah kedalam sarang-sarang agar kamu tidak terinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka mungkin tidak menyadarinya.”, dalam kutipan An-Naml ayat 18 ini dibuktikan kalau Allah dengan detail membicarakan mengenai kehidupan semut karena ada interaksi antara semut dan lingkungan, terdapat komunikasi antar maupun sesama spesies. Sebagai sesama makhluk hidup yang Allah ciptakan harus terdapat rasa saling menghargai baik antar sesama manusia, hewan, atau tumbuhan.
Allah juga menunjukan kebesarannya melalui hewan-hewan yang diciptakan-Nya dengan detail dan sesempurna mungkin. Dalam surah Al-Ghasyiyah dijelaskan mengenai anatomis yang Allah berikan lengkap kepada unta. Agung Budiyanto menjelaskan bahwa unta hidup di ekosistem gurun yang mana memiliki suhu ekstrim, saat siang bisa mencapai lebih dari 60 °C sedangkan pada malam hari bisa mencapai 3 °C. Allah menciptakan unta dengan kelopak mata yang tebal juga dilengkapi bulu mata yang lentik, selain itu Allah juga melengkapi telinga unta dengan rambut yang tebal, dan cuping hidung unta yang secara bentuk lebih masuk ke dalam untuk memudahkan unta tersebut hidup di kondisi gurun yang berpasir dan panas serta dapat menghalangi masuknya pasir yang terbawa badai pasir dalam ekosistem gurun. Allah juga menciptakan rambut yang tebal untuk menghangatkan tubuhnya pada malam hari dan menciptakan kantung air yang dapat diisi hingga puluhan liter sebagai cadangan unta saat berada pada kondisi ekstrim. Agung Budiyanto menyatakan “Allah menciptakan makhluknya dengan anatomi makro yang begitu indah, Allah juga melengkapi kesempurnaan ciptaannya melalui fungsi dari fisiologi mikroskopis dalam kehidupan.”
Fungsi fisiologis yang telah Allah atur dalam makhluk hidup sangat luar biasa. Sejak dalam kandungan induk, Allah sudah mengatur kondisi rahim seperti menciptakan lingkungan laboratorium yang selalu dijaga-Nya. Dibuktikan dari teknologi breeding in vivo atau umum dikenal bayi tabung, lingkungan yang dijaga sebaik mungkin oleh berbagai perlakukan akan tetap ada batasannya walau menggunakan teknologi paling canggih sekalipun, sementara Allah menciptakan lingkungan rahim yang sempurna. Sebagai contoh, secara fisiologis kondisi rahim yang dibutuhkan untuk janin berkembang adalah alkalis yaitu pada pH 7,0. Saat kondisi rahim menjadi asam terdapat mekanisme dari induk untuk menjadikan pH tersebut basa sehingga kondisi uterus akan alkalis kembali. Selain itu, apabila kondisi suhu dalam uterus turun, Allah ciptakan sistem tubuh untuk beradaptasi menjadi normal kembali dengan mendilatasikan leher rahim dan banyak menyalurkan darah sehingga terdapat pertukaran suhu dari pergerakan tekanan dalam pembuluh darah. Agung Budiyanto menyatakan, “Allah seperti menciptakan lingkungan laboratorium yang sangat fleksibel, tidak seperti laboratorium yang manusia buat walau dengan teknologi yang paling maju pun akan tidak adaptable dengan sistem tubuh yang Allah ciptakan.”
Pada kesempatan ini, beliau menyimpulkan bahwa dalam Al-Quran Allah menggambarkan kisah hewan-hewannya dari dua sisi, yaitu dari sifat hewan tersebut seperti lebah yang menghasilkan madu dan koordinasi kuat antar spesies semut, juga dijelaskan kisah dalam konteks anatomis dan fisiologis begitu kompleks yang dibuktikan melalui salah satunya adalah adanya penyakit yang saat ini marak ditularkan melalui hewan kepada manusia. Sunnah Rasulullah untuk menyayangi hewan adalah benar adanya dan kisah-kisah hewan dalam Al-Quran terbukti benar, semua atas dasar keagungan Allah Swt. (Hafifah Nur Ainiyah/Editor: Hafidah Munisah/Foto: Tim Media Kreatif RDK)