Pada hari Selasa, (19/03), dosen Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, Dr. Agus Hermanto, M.H.I. Membawakan ceramah dengan tema “Membedah Ekologi Alam dalam Perspektif Islam” pada acara Ramadhan Public Lecture Di Masjid Kampus UGM.
Beliau menjelaskan bahwa bi’ah atau al-bi’ah yang biasa kita sebut sebagai ekologi adalah rumah atau wadah bagi makhluk hidup dan bagaimana cara mereka hidup dan saling berinteraksi dengan manusia lainnya. Bi’ah terbagi menjadi 2 yaitu segala sesuatu yang hidup di alam semesta (meliputi manusia, hewan, tumbuhan dan mikroba) dan benda mati. Hal ini dijelaskan dalam Alquran Q. S. Al-Baqarah: 26, yang berarti “Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan seekor nyamuk atau yang lebih kecil dari itu.” Yang Kedua, yaitu benda mati, terbagi menjadi 2, yaitu segala sesuatu yang diciptakan Allah (matahari dan hujan) dan yang diciptakan dari rekayasa pemikiran manusia (irigasi, kaligrafi dan pembangunan).
Beliau juga menjelaskan, tujuan diciptakannya ekologi adalah untuk memenuhi segala kebutuhan hidup bagi seluruh makhluk hidup yang ada di alam semesta. Diciptakannya alam semesta ini pun pasti saling memiliki keterkaitan dengan yang lainnya. “Itulah penciptaan bi’ah yang kita lihat dalam kehidupan kita sehari hari” ujar Agus Hermanto.
Allah menciptakan alam semesta ini sangat panjang. Dalam beberapa riwayat dikatakan bahwa langit dan bumi diciptakan dalam waktu 6 kurun (6000 tahun). Kemudian Allah turunkan tanah dan air hujan untuk menghidupkan sesuatu yang tidak ada (Q. S. An-Nahl: 65). Air yang diturunkan dari langit memiliki 2 fungsi, yaitu yang terserap oleh bumi dan yang terhimpun (akar-akar pepohonan yang akan menjadi mata air).
Beliau juga mengatakan bahwa dalam Q. S. Al-Baqarah: 30. Allah berfirman, “Bahwa aku hendak menjadikan manusia dibumi ini sebagai khalifah, Sungguh aku mengetahui apa yang tidak kau ketahui.”
“Dan janganlah engkau merusak bumi ini setelah bumi ini diperbaiki oleh Allah Swt dan itu adalah lebih baik bagi kalian, apabila kalian adalah orang yang beriman” (Q. S. Al-A’raf: 85). Namun realitanya kerusakan lingkungan disebabkan oleh 2 hal, yaitu internal (disebabkan secara alamiah karena Allah menciptakan sesuatu yang fana, sesuai dengan fitrah yang allah ciptakan) dan eksternal (disebabkan oleh perbuatan manusia).
“Sejatinya alam ini diciptakan oleh Allah untuk manusia, sehingga harus kita rawat, kita jaga, agar senantiasa kita nyaman di tempat yang diciptakan Allah. Banyak peringatan peringatan Allah kepada kita, agar kita senantiasa menjaga amanah di bumi-Nya” ucap beliau (Dzurrotunnisa/Editor: Hafidah Munisah/Foto: Tim Marketing RDK)