Ramadhan Public Lecture kembali hadir pada Sabtu, 6 April 2024, dengan tema “Penggunaan Teknologi Identifikasi Biometrik Dalam Perspektif Islam” yang dibawakan oleh Ir. Hanung Adi Nugroho, S.T., M.Eng., Ph.D., IPM. Beliau merupakan seorang dosen dari Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.
Hanung Adi menjelaskan tentang perbedaan makna teknologi baik menurut KBBI dan juga dalam pandangan Islam. KBBI memberikan makna teknologi sebagai keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi keberlangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Sementara dalam pandangan Islam, teknologi berarti penggunaan ilmu pengetahuan dan sains untuk menguasai dan memanfaatkan sumber daya alam yang telah Allah sediakan. Teknologi bertujuan untuk membangun peradaban yang kuat dan tangguh serta meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan manusia. Teknologi haruslah sesuai dengan etika dan nilai-nilai keislaman serta sesuai dengan Al-Qur’an dan hadist. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur’an, manusia diciptakan sebagai khalifah, sehingga manusia diberi kelebihan untuk mengelola, mengatur, dan mengolah semua potensi yang ada di muka bumi.
Beliau mengatakan, teknologi identifikasi biometrik atau autentikasi biometrik merupakan suatu teknologi untuk mengidentifikasi dan mengautentikasi berdasarkan fisik maupun karakteristik unik dari seseorang untuk mengidentifikasi dan memverifikasi seseorang dengan cepat dan akurat. Biometrik terbagi menjadi dua, yaitu biometrik berdasarkan fisiologi dan biometrik berdasarkan perilaku. Biometrik berdasar fisiologi terbagi lagi dua, yaitu berupa fisik atau morfologi dan biologis, seperti sidik jari, tangan, pola pembuluh darah, mata (iris atau retina), serta bentuk wajah. Kemudian pada biometrik biologis, kita dapat mengidentifikasi DNA, darah, air liur, hingga urine. Sementara biometrik berdasarkan perilaku dapat diidentifikasi berdasarkan tanda tangan, cara berjalan, ataupun hal lainnya yang muncul dari perilaku seseorang.
Teknologi biometrik memiliki kelebihan, yaitu dapat diterapkan kepada siapa saja karena semua orang memiliki suatu ciri-ciri tertentu yang dapat diidentifikasi, tingkat keamanan yang lebih tinggi, penerapannya yang lebih praktis dan nyaman, serta tidak dapat dipindahtangankan. Adapun beberapa kelemahan dari teknologi biometrik adalah sistem yang dapat mengalami kegagalan atau kekeliruan dalam melakukan identifikasi, data-data biometrik disimpan dalam sebuah database yang tidak menutup kemungkinan bahwa data tersebut berpotensi untuk dicuri atau diretas, kemudian pola biometrik seseorang dapat berubah karena perihal tertentu seperti kecelakaan sehingga sulit dikenali oleh sistem biometrik.
Teknologi biometrik telah banyak diterapkan dalam berbagai bidang kegiatan manusia, salah satunya pada smartphone yang dimiliki oleh hampir seluruh lapisan masyarakat modern. “Selama alat, sistem, metode, atau apapun bentuk teknologi itu jika, dikembangkan dengan cara yang baik dan untuk tujuan yang baik, kemudian dimanfaatkan untuk kebaikan dan membantu kehidupan manusia serta tidak bertentangan dengan nilai dan etika agama maka, teknologi tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan,” jelas Prof. Hanung Adi Nugroho.(Maulida Wulandari/Editor: Hafidah Munisah/Foto: Tim Media Kreatif RDk)