Wirdatul Anisa: Memperbaiki Calon Generasi Unggul Memerlukan Kontribusi Penting Keluarga

Psikolog klinis, Ustazah Wirdatul Anisa, M. Psi., menyadarkan bahwa peran keluarga sebagai unit pertama anak adalah kunci tercetaknya generasi unggul masa kini dalam kegiatan Samudra RDK UGM 1445 H pada Senin (18/03). Beliau membahas terkait parenting (pengasuhan anak) dengan tema kajian “Mencetak Generasi Unggul melalui Pendidikan Keluarga Sejak Dini” yang dikemas dengan pembahasan yang beragam, mulai dari kedudukan  dalam Al-Qur’an, pendidikan anak, hingga ikhtiar orang tua dalam mendidik mereka. 

Berbicara terkait peran keluarga, salah satu yang dikutip Ustazah Wirdatul Anisa adalah penelitian tentang terbentuknya individu tangguh di Palestina. Terciptanya kondisi tersebut tidak lain karena peran keluarga dan masyarakat yang menanamkan keimanan, mengenalkan nilai-nilai Islam, membangun kebiasaan dekat dengan Al-Qur’an, mendukung emosional seperti kasih sayang dan saling tolong menolong. Menjadi salah satu bukti bahwa dalam mencetak generasi unggul pastinya keluarga dan masyarakat memiliki peran yang sangat penting. 

Melanjutkan hal tersebut, terdapat banyak ayat yang menjelaskan bahwa anak memiliki kedudukan spesial di dalam Al-Qur’an. Seperti halnya menunjukkan seorang anak adalah kabar gembira dan anugerah (Q.S. Maryam ayat 7 dan Q.S. Ibrahim ayat 39). Ada pula seorang anak yang menjadi penyejuk mata (Q.S. Al-Furqan ayat 74). Selain itu, seorang anak menjadi perhiasan dunia bagi orang tuanya (Q.S. Al-Imran ayat 14) baik dalam bentuk kesenangan ataupun kebanggaan. Di sisi lain, anak bisa juga menjadi ujian dari Allah Swt. (QS. Al-Anfal ayat 28) dalam bentuk tes sabar, tanggung jawab, bahkan ketaatan. 

Tidak hanya membahas tentang kedudukan, Al-Qur’an juga menjawab bagaimana karakteristik dari generasi unggul. Kriteria pertama, seseorang yang dapat menjadi penyejuk hati atau mata yang ketaatannya pada Allah Swt. bisa membuat orang tuanya senang. Sifat kedua adalah bisa menjadi pemimpin teladan baik bagi orang-orang bertakwa. 

Selanjutnya, beliau menjelaskan tentang teori sistem ekologi, tumbuh kembang individu dipengaruhi oleh interaksi sosial di sekitarnya, seperti keluarga, masyarakat dan sekolah. Harapannya, peran di keluarga dapat memenuhi sosialisasi tentang moral, keterampilan calistung (baca, tulis, hitung) serta bermasyarakat. Namun, utamanya adalah proses pembentukan nilai diri untuk menjadi pondasi dalam individu anak. Penanaman nilai kejujuran, keimanan, kebersamaan melalui interaksi keluarga sudah menjadi bekal agar nantinya tidak dicari dari lingkungan luar yang mungkin salah.  

Hal ini juga merupakan peran penting dalam membangun peradaban karena seorang anak akan menjadi bagian dari masyarakat yang nantinya akan menjadi agen pembangunan peradaban bagi Indonesia maju. Dalam rangka mencetak generasi tersebut, maka perlu dibekali dengan ilmu. Menjadi orang tua atau pendidik bagi anak tidak harus sempurna, tetapi harus terus semangat untuk terus belajar karena zaman tak pernah berhenti berkembang. 

Ilmu yang perlu diperhatikan adalah pendidikan anak sejak usia dini. Periode awal usia 0-5 tahun perkembangan otak anak mencapai 90% sehingga menjadi masa penting untuk diajarkan banyak hal. Terdapat 5 hal poin pendidikan usia dini, antaranya keteladanan, anak-anak adalah peniru ulum sehingga berikanlah hal bagus untuk ditiru, terlebih mereka belum bisa membedakan yang baik dan buruk. 

Yang kedua adalah kebiasaan. Ketika terbiasa dengan sesuatu yang baik, maka anak akan tumbuh dengan baik, pun sebaliknya. Anak-anak cenderung membutuhkan suatu keteraturan atau rutinitas. 

Yang ketiga adalah nasihat. Dalam menyampaikan nasihat perlu memperhatikan pemilihan bahasa sederhana yang persuasif dan menghindari komando. Bermain dengan ajakan dan sentuhan emosi untuk memudahkan dalam memberikan arahan perilaku. 

Yang keempat adalah perhatian dan pengawasan. Anak-anak perlu diberikan rasa aman ketika melakukan kesalahan dan apresiasi jika melakukan hal baik, bisa melalui  komunikasi ataupun diskusi. 

Yang kelima adalah hukuman. Mendisiplinkan anak-anak dengan ketegasan bukan kekerasan dan tidak langsung menyalahkan, tetapi mencari tahu sebabnya terlebih dahulu. Selain itu, memperhatikan sanksi yang relevan sehingga ada proses belajar di dalamnya. 

Memperbaiki calon generasi unggul memerlukan kontribusi penting keluarga dan lingkungan baik. Ustazah Wirdatul Anisa memberikan langkah yang bisa diikhtiarkan dalam menggapai tujuan membentuk peradaban unggul ini adalah mulai dari memperbaiki diri sendiri dan memilih pasangan yang baik nan sesuai. (Hanifah/Editor: Hafidah Munisah/Foto: Tim Media Kreatif RDK)

Saksikan videonya berikut ini:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.