Agung Bramantya: Islam dalam Mendidik Tidak Memilih dari Strata Sosial dan Ekonominya

Islam pertama kali lahir dibawa oleh nabi Muhammad saw. pada 1400 tahun lampau di daerah Jazirah Arab dengan kondisi geografis, sumber daya alam dan sumber daya manusia yang belum menguntungkan bagi negara-negara internasional. Islam kemudian berkembang hingga saat ini dengan segala hikmah dan kemuliaan dari Allah Swt. Hal tersebut disampaikan oleh Ir. Muhammad Agung Bramantya, S.T., M.T., M.Eng., Ph.D., Dosen Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada dalam ceramah tarawih Ramadan Public Lecture 1445 H, Senin (18/3) yang diselenggarakan di Masjid Kampus UGM.

 

Rasulullah saw. melakukan transformasi pendidikan dan berhasil mengubah keadaan umat yang gelap gulita menjadi terang benderang saat itu. Salah satu cara yang dipakai beliau adalah dengan mengubah mindset dari yang sebelumnya tidak memiliki konsep ketuhanan, kemudian memberikan pencerahan terhadap bagaimana cara memandang dunia ini secara utuh, bahwasanya dunia memiliki akhir yang pasti akan terjadi, maka ada akhirat. Dunia ada yang mengaturnya, maka ada Allah SWT. yang Maha Esa. 

 

Islam dalam mendidik tidak memilih dari strata sosial dan ekonominya karena ketika seseorang memiliki potensi yang bagus maka Islam melakukan proses pendidikan tanpa memandang latar belakangnya. Istilah yang saat ini dikenal, yakni pendidikan inklusi. 

 

Perwujudan strategi pendidikan inklusi dapat merata untuk seluruh umat, salah satu pilar utama pembiayaan dalam pendidikan inklusi berasal dari zakat, yaitu pilar yang fundamental dalam ekonomi perputaran aset di mata kaum muslimin. Kemudian dari zakat bisa tumbuh aset-aset yang produktif, bahkan konsep zakat ini diadopsi oleh lembaga pendidikan modern, seperti di Cambridge dan Oxford yang memiliki endowment (dana abadi) yang terkumpul dari para donatur.

 

 “Tarbiyah (pendidikan) dalam Islam tujuannya adalah mengantarkan seorang peserta didik menjadi paling optimal bagi dirinya sendiri, misalnya individu yang cenderung pada dunia engineering, maka bagaimana individu tersebut dapat menjadi seorang engineer yang mumpuni dengan mempertahankan takwa kepada Allah Swt. dan dengan hal tersebut peradaban yang unggul dapat bersemai,” ujar Agung Bramantya. (Fatiya Auliya/Editor: Hafidah Munisah/Foto: Tim Media Kreatif)

 

 

Saksisakan videonya berikut ini:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.