Rabu, 20 Maret 2024, Guru Besar Fakultas Teknik UGM, Prof. Ir. Muslikhin Hidayat, S.T., M.T., Ph.D., IPU. menyampaikan ceramah dengan judul Peran Industri Kimia bagi Industrialisasi Indonesia pada acara Ramadhan Public Lecture di Masjid Kampus UGM.
Muslikhin menyampaikan bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar baik dari segi jumlah penduduk maupun wilayahnya, sehingga masalah yang muncul juga kompleks. Ia menjelaskan bahwa industri kimia memiliki dua dampak terhadap kehidupan yaitu, dampak negatif, seperti adanya eksploitasi energi dan sumber daya alam, demoralisasi moral masyarakat dan persebaran penduduk yang tidak merata karena berfokus pada wilayah industri. Sementara dampak positifnya berupa pemasok bahan-bahan intermediate untuk mendukung industri lain, menambah nilai suatu bahan, diversifikasi ekonomi (sirkulasi ekonomi yang beragam), meningkatkan daya saing terhadap industri lain, mendorong inovasi dalam penelitian serta menambah energi ramah lingkungan.
Ia menjelaskan beberapa cara untuk meningkatkan daya saing industri diantaranya, masyarakat dapat menggunakan produk dalam negeri untuk meningkatkan daya saing dalam negeri sehingga dapat mendorong ekspansi pasar melalui ekspor sehingga dapat menambah pendapatan negara atau GDP (Gross Domestic Product) serta mendorong pengembangan inovasi dan teknologi. Namun, perkembangan industri ini membutuhkan dukungan yang kuat, yaitu dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan memaksimalkan potensi setiap individu menggunakan ilmu pengetahuan yang dimiliki serta melatih skill untuk beradaptasi dengan lingkungan yang dinamis.
Ia menambahkan bahwa akhir-akhir ini, manusia memiliki kekhawatiran yang berlebihan terhadap kesediaan sumber daya alam dan energi. Sebagai seorang muslim, seharusnya manusia tidak terlalu khawatir terhadap hal tersebut karena Allah Swt. telah menjamin akan memenuhi kebutuhan manusia dari awal penciptaan bumi hingga yaumul qiyamah (hari kiamat). Namun, seringkali manusia merasa tidak cukup karena yang menjadi tujuan adalah keinginannya bukan kebutuhannya.
Muslikhin Hidayat juga menjelaskan dalam Q.S. Hud ayat 6
وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّاعَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَاۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ
yang berarti “Tidak satupun hewan yang bergerak di atas bumi melainkan dijamin rezekinya oleh Allah. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz).” Berdasarkan ayat tersebut ia menjelaskan bahwa semua makhluk yang hidup telah dijamin kebutuhannya oleh Allah Swt.
Ia menambahkan bahwa walaupun Allah Swt. telah menjamin semua kebutuhan manusia, tetapi manusia harus tetap berusaha untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya dan meniatkan semua usaha yang dilakukan untuk mencapai ridha-Nya serta melaksanakan amal ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah serta ibadah sosial sebagai bekal untuk kehidupan akhirat. (Sayyidah Khalimatussakdiyah/Editor: Hafidah Munisah/Foto: Tim Media Kreatif RDK)