Kajian Ahad Pagi | Ahad, 5 November 2023
“Kebutuhan Rasul dan yang Mereka Alami Bersama Kaum Mukminin dalam Dakwah”
Pembicara : Ust. Ridwan Hamidi, Lc., M.P.I., M.A
Notulen : Lenny Aurelia A
Sesi 1 | Penjelasan
Surat Al-Baqarah ayat 213
كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيۡنَ وَمُنۡذِرِيۡنَ وَاَنۡزَلَ مَعَهُمُ الۡكِتٰبَ بِالۡحَـقِّ لِيَحۡكُمَ بَيۡنَ النَّاسِ فِيۡمَا اخۡتَلَفُوۡا فِيۡهِ ؕ وَمَا اخۡتَلَفَ فِيۡهِ اِلَّا
الَّذِيۡنَ اُوۡتُوۡهُ مِنۡۢ بَعۡدِ مَا جَآءَتۡهُمُ الۡبَيِّنٰتُ بَغۡيًا ۢ بَيۡنَهُمۡۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا لِمَا اخۡتَلَفُوۡا فِيۡهِ مِنَ الۡحَـقِّ بِاِذۡنِهٖ ؕ وَاللّٰهُ يَهۡدِىۡ مَنۡ يَّشَآءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسۡتَقِيۡمٍ ٢١٣
Artinya:
“Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus”.
Tafsir
Makna kata:
- كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً {Kānan-nāsu ummataw wāḥidah}
“Kana” dalam bahasa Arab merujuk pada kata kerja bentuk lampau (untuk menunjukkan bahwa dahulu manusia adalah umat yang satu antara zaman Nabi Adam dan Nuh Alaihissalam → tidak ada yang kafir). Penyimpangan terjadi di masa Nabi Nuh Alaihissalam.
- فَبَعَثَ اللَّـهُ النَّبِيِّۦنَ {fa ba’aṡallāhun-nabiyyīna}
Lalu Allah mengutus para nabi.
- مُبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ {mubasysyirīna wa munżirīna}
Nabi memiliki dua tugas, yakni pemberi kabar gembira (mubasysyirīna) dan pembawa peringatan (munżirīna). Allah Ta’ala di dalam Al-Qur’an memberikan contoh orang-orang yang tergolong mendapatkan “mubasysyirīn” (Contohnya, Ashabul Kahfi) dan “munżirīna” (Contohnya Fir’aun, Karun, etc).
- وَأَنزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ
Allah Ta’ala menurunkan kabar kebenaran dan tertuang di dalam kitab.
- وَمَا ٱخْتَلَفَ فِيهِ إِلَّا ٱلَّذِينَ أُوتُوهُ مِنۢبَعْدِ مَا جَآءَتْهُمُ ٱلْبَيِّنَٰتُ بَغْيًۢا بَيْنَهُمْ {wa makhtalafa fīhi illallażīna ụtụhu mim ba’di mā jā`at-humul-bayyinātu bagyam bainahum}.
Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab.
- فَهَدَى ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لِمَا ٱخْتَلَفُوا۟ فِيهِ مِنَ ٱلْحَقِّ بِإِذْنِهِۦ {fa hadallāhullażīna āmanụ limakhtalafụ fīhi minal-ḥaqqi bi`iżnih}
Allah memberikan petunjuk kepada mereka ketika menemukan permasalahan di antara mereka.
- وَٱللَّهُ يَهْدِى مَن يَشَآءُ إِلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسْتَقِيمٍ {wallāhu yahdī may yasyā`u ilā ṣirāṭim mustaqīm}
Allah memberikan petunjuk kepada orang-orang yang dikehendaki.
Makna Ayat:
Ayat ini menjelaskan mengenai manusia antara zaman Nabi Adam Alaihissalam dan Nabi Nuh Alaihissalam yang merupakan satu umat. Tidak ada perselisihan di antara mereka. Perselisihan dalam hal ini merujuk pada perbedaan akidah (keyakinan). Awalnya, dari masa Adam Alaihissalam sampai Nabi Nuh Alaihissalam manusia beraqidah sama (berada pada syariat yang benar/ lurus). Kemudian, menjelang atau di masa Nabi Nuh Alaihissalam, mulai terjadi perselisihan/ penyimpangan. Contoh penyimpangan ini adalah ketiks orang shalih wafat, sejumlah dari mereka memiliki ide untuk membuat patung dengan wujud orang-orang shalih sebagai pengingat. Inilah yang menjadi benih-benih sikap berlebihan kepada orang-orang yang shalih. Bahkan, mereka beribadah menghadap kepada patung-patung tersebut.
Oleh karena itu, Allah Ta’ala kemudian mengutus para Nabi sebagai penyampai kabar gembira dan sebagai pemberi peringatan. Perselisihan terjadi pada kaum yang telah diberikan kepadanya kitab setelah datang kepada mereka keterangan/ penjelasan. Mereka berselisih karena sikap melampaui batas yang mereka lakukan. Sebagian dari mereka juga menolak kebenaran akan kerasulan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Salam. Lebih lanjut, pada ayat {وَأَنزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ}, Allah Ta’ala menurunkan kitab suci yang berisi kebenaran sehingga perselisihan pada mereka pada saat itu dapat terselesaikan. لِيَحْكُمَ → (untuk memberi keputusan). Dan manusia yang telah diturunkan kitab tersebut kerap kali berselisih mengenai isi dari kitab yang telah diturunkan kepada mereka. Oleh karena itu, Allah Ta’ala memberikan petunjuk pada orang-orang yang dikehendaki-Nya → وَٱللَّهُ يَهْدِى مَن يَشَآءُ إِلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسْتَقِيمٍ.
Pelajaran dari kata مُبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ :
“Mubasyyirin dan Munzirina” merujuk pada kabar proporsional (seimbang) yang diberikan kepada umat manusia. Dengan demikian, berdasarkan ayat ini, pendakwah haruslah menyampaikan kabar yang seimbang sehingga tidak parsial kepada salah satunya.
Surat Al- Baqarah ayat 214
أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا۟ ٱلْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُم مَّثَلُ ٱلَّذِينَ خَلَوْا۟ مِن قَبْلِكُم ۖ مَّسَّتْهُمُ ٱلْبَأْسَآءُ وَٱلضَّرَّآءُ وَزُلْزِلُوا۟ حَتَّىٰ يَقُولَ ٱلرَّسُولُ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ مَتَىٰ نَصْرُ ٱللَّهِ ۗ أَلَآ إِنَّ نَصْرَ ٱللَّهِ قَرِيبٌ
Artinya:
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat”.
- أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا۟ الْجَنَّةَ
Apakah kamu mengira, kamu akan masuk surga?
- وَلَمَّا
Dan belum ada (yang itu datang kepada kalian)
- مَّثَلُ ٱلَّذِينَ خَلَوْا۟
Contoh orang-orang yang terdahulu
- مَّسَّتْهُمُ ٱلْبَأْسَآءُ
Mereka ditimpa لْبَأْسَآءُ → kesulitan. kesusahan, atau malapetaka
- وَٱلضَّرَّآءُ
Dan mereka digoncangkan.
- حَتَّىٰ يَقُولَ ٱلرَّسُولُ
Sampai-sampai, Rasul mengatakan bersama orang-orang beriman dengannya {وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُ }, kapankah pertolongan Allah akan datang? → مَعَهُۥ مَتَىٰ نَصْرُ ٱللَّهِ
- أَلَآ
Ketahuilah
- إِنَّ
Sesungguhnya
- نَصْرَ ٱللَّهِ قَرِيبٌ
Pertolongan Allah itu sangat dekat.
Sesi 2 | Tanya dan Jawab
Question:
Bagaimana tips belajar tafsir?
Answer:
- Niat yang diluruskan sehingga dapat mendapat hasil optimal. Sejumlah ulama menyebutkan bahwa “berapa banyak amalan kecil yang menjadi besar karena niatnya, dan sebaliknya, berapa banyak amal yang besar dan menjadi kecil karena niatnya”.
- Belajar tafsir dilakukan secara bertahap → tahapan setiap orang berbeda. Misalnya, tafsir Ibnu Katsir tidak disarankan untuk level pemula. Lalu, misalnya bagi pemula pelajari terlebih dahulu Tafsir As-Sa’di (penjelasannya tidak terlalu panjang). Dengan demikian, pilihlah buku yang sesuai dengan level kebutuhan.
- Selain itu, akan sangat membantu jika ayat Al-Qur’annya juga dihafalkan ketika ingin mempelajari tafsir.