Pada Kamis, 14 Maret 2024, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Aset, dan Sistem Informasi UGM, Arief Setiawan Budi Nugroho S.T., M.Eng., Ph.D., mengingatkan pentingnya memelihara ukhuwah (persaudaraan) di tengah-tengah tahun politik saat ini dalam ceramahnya pada agenda Ramadhan di Kampus Masjid Kampus UGM. Menurutnya, keberadaan tahun politik tidak boleh membuat ukhuwah pecah. Sebagai salah satu upaya memperkokoh persatuan, UGM telah menyelenggarakan beberapa kegiatan, yakni diskusi dengan tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam negeri.
Salah satu kegiatan yang diadakan adalah diskusi dengan Gus Baha dan Quraish Shihab pada 4 Maret 2024 lalu dengan pembahasan merawat ukhuwah dan menjaga persatuan bangsa. Selain itu juga pada Grand Opening Ramadhan di Kampus pada 9 Maret 2024 yang membahas mengenai Muslim Development Goals dengan fokus pada integrasi. Kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan dapat memperkuat integrasi bangsa dengan memanfaatkan momentum Ramadan.
Dalam konteks pemahaman agama, Arief menyoroti pentingnya memahami Alquran dengan baik. Dia menekankan bahwa Alquran bukanlah sekadar kumpulan dongeng belaka, melainkan kitab suci yang mengandung ayat-ayat yang memiliki makna muhkamat (jelas) dan mutasyabihat (harus ditafsirkan oleh ahli).
Namun, Arief juga menyoroti bahwa banyak manusia hanya membawa Alquran tanpa memahaminya secara mendalam. Dia menekankan bahwa ilmu pengetahuan akan terus berkembang, namun semua prinsip dasar telah ada dalam ajaran Islam. Oleh karena itu, kritis boleh, tetapi perlu diiringi dengan pembelajaran yang mendalam. “Kritis itu boleh, tetapi belajar dulu,” imbuhnya.
Dalam hal cinta, Arief menyatakan bahwa cinta tidak selalu bermain dengan akal, tetapi dengan hati. “Maka bicara masalah cinta yang letaknya di hati, itu nggak gampang hilang,” kata Arief saat menjelaskan bahwa memori manusia yang paling dalam adalah di hati. Maka apa-apa yang berkaitan dengan hati akan selalu lekat, termasuk itu masalah cinta. Sebagai seorang muslim, tentunya cinta terkekal adalah cinta pada-Nya, sesuai tajuk pada ceramah kali ini, “Cinta Kepada-Nya Sebagai Bagian Manifestasi Taqwa”.
Dia menjelaskan bahwa dalam Alquran, kebenaran tidak selalu bisa dibuktikan dengan akal, tetapi dengan hati. Oleh karena itu, jika seseorang ingin mencintai agama, dia harus mengenalinya. Bagi umat Islam, mengenal agamanya berarti memahami Alquran secara mendalam, karena bagaimana mungkin kita mencintai yang menulis Alquran jika kita tidak memahami-Nya dengan baik. (Hanung Maura/Editor: Hafidah Munisah/Foto: Tim Media Kreatif RDK)