Konsep Otomatis

Ringkasan Kajian Ahad Pagi Ahad, 6 Oktober 2024

Al-Baqarah ayat 261-263: Pahala Berinfak di Jalan Allah dan Etikanya

Pembicara : Ustadz Abu Abdirrahman, S. Pd. I., M. Pd. I. 

 

مَثَلُ الَّذِيۡنَ يُنۡفِقُوۡنَ اَمۡوَالَهُمۡ فِىۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنۡۢبَتَتۡ سَبۡعَ سَنَابِلَ فِىۡ كُلِّ سُنۡۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ​ؕ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنۡ يَّشَآءُ​ ؕ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيۡمٌ‏

 

Artinya: “Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, Dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui.”

 

Pembahasan:

 

Pertama, perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya seperti sebuah biji yang menumbuhkan 7 tangkai, di mana setiap tangkai terdapat 100 biji. Perumpamaan ini berkaitan dengan sifat atau penggambaran. Oleh karena itu, yang dimaksud disini adalah orang yang berinfak/bersedekah. Namun di antara orang yang berbuat adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Ayat tersebut mengandung perumpamaan dengan orang yang bersedekah atau perbuatan bersedekah/berinfak itu sendiri. Ada suatu kalimat atau kata yang ditutup atau tidak ditampakkan, yakni: 1) Shadaqah 2) Seperti orang yang menanam sebuah biji permasalahan orang yang bersedekah yang mengingatkan hartanya di jalan Allah SWT. seperti orang yang menanam sebuah biji. 

 

Kedua, perumpamaan menjadi satu metode pembelajaran dalam Alquran. Tujuan perumpamaan adalah agar manusia dapat lebih memahami dengan akalnya dengan sesuatu yang konkret. Gambaran seperti itu cenderung lebih mudah dipahami. Sesuatu yang bukan mustahil, maka boleh dibentuk sebuah perumpamaan. Bukan berkaitan ada/nyata, tetapi sesuatu menjadi lebih dapat dipahami.

 

Ketiga, Allah juga memberikan motivasi untuk berinfaq fii sabilillah. Sebagian berpendapat bhwa berjihad merupakan merujuk pada perang, maka jihad harta lebih dahulu dibandingkan dengan jiwa karena pembekalan dalam peperangan. Lalu selanjutnya barulah seseorang dapat  berperang di jalan Allah SWT.

 

Jika bergeser pada pembahasan sedekah, sedekah merupakan kegiatan yang pada praktiknya ditujukkan untuk orang lain. Selain itu, memenuhi hak Allah dengan mengucapkan kalimat-kalimat pujian, memenuhi hak orang lain, memenuhi hak suami atau istri, juga termasuk ke dalam sedekah. Kemudian sahabat pernah bertanya terkait hal tersebut, Rasulullah pun memberikan perumpamaan. Berbeda dengan infak, infak ialah sesuatu yang dibelanjakan, bisa untuk diri sendiri atau orang lain. Termasuk ke dalam fii sabilillah.

 

Kata sabil artinya fi syar’illah (dalam syariat Allah SWT). Atau dalam pintu-pintu kebaikan. Penafsiran lebih umum lebih diutamakan dibandingkan dengan yang bersifat khusus. Allah memberi perumpamaan seperti orang yang menanam habba, biji bijian yang tumbuh menjadi bahan makanan pokok, utamanya dalam konteks di sini seperti gandum. Hibb tidak berkaitan biji bahan makanan pokok, seperti sayuran. Habb, berkaitan dengan biji bahan makanan pokok atau disebut pula al hubb yang dapat diartikan cinta. Dari 7 tangkai menjadi 700 biji, artinya dilipatgandakan dari 7 sampai dengan 700 kali. Allah akan melipatgandakan sesuai yang dikehendaki-Nya.

 

Sifat buruk seperti bakhil dapat diobati dengan cara berinfak. Berinfak dapat dilakukan kepada kerabat. Hal ini dikarenakan selain berbuat kebaikan, kegiatan tersebut juga sekaligus menyambung silaturahmi. Bisa pula dilakukan pada  orang yang menyembunyikan keadaannya atau yang tidak meminta-minta. Kepada orang yang tidak melihat dari siapa yang memberi, si penerima menunaikan kewajiban dari si pemberi dengan menerimanya. 

 

Allah mengakhiri surah dengan berfirman bahwa Allah Maha Luas. Allah akan memberikan kekayaan dengan memberikan keluasannya. Allah tidak membutuhkan harta dari kita tetapi Allah akan melipatgandakan harta yang telah diinfakkan.

 

اَلَّذِيۡنَ يُنۡفِقُوۡنَ اَمۡوَالَهُمۡ فِىۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ ثُمَّ لَا يُتۡبِعُوۡنَ مَاۤ اَنۡفَقُوۡا مَنًّا وَّلَاۤ اَذًى​ۙ لَّهُمۡ اَجۡرُهُمۡ عِنۡدَ رَبِّهِمۡ​ۚ وَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُوۡنَ‏

 

Artinya: “Orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah, kemudian tidak mengiringi apa yang dia infakkan itu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.”

 

Allah SWT memberikan kabar gembira kepada orang yang berinfak di jalanNyadan menjaga akhlak/adabnya dalam berinfak, yakni tidak mengungkit-ungkit pemberian dan tidak menyakiti orang yang diberi. Menyakiti orang yang diberi maksudnya dengan mengeluarkan kata-kata menyakitkan terhadap penerima dan menceritakan orang yang diberi kepada orang lain. Maka, kita harus menjaga perasaan mereka, termasuk harga diri mereka. Menyakiti tersebut termasuk ke dalam dosa besar dan  Allah tidak akan melihat mereka, tidak akan mensucikan mereka, dan akan diberi pembalasan (di dunia/di akhirat).

 

Allah dapat menumbuhkan perasaan tidak takut pada mereka karena merasa sudah berkecukupan. Termasuk kefakiran, setan menakut-nakuti, merasa banyak yang belum tercukupi. Allah mengungkit pemberian dalam konteks mengingatkan kepada manusia, misalnya pada QS Ar-Rahman. Bagi orang berinfak, Allah akan menghilangkan rasa takut dan kesedihan tentang masa yang akan datang. Dan akan Allah ganti perasaan tersebut dengan perasaan aman dan gembira.

 

Al-Baqarah 263

 

قَوۡلٌ مَّعۡرُوۡفٌ وَّمَغۡفِرَةٌ خَيۡرٌ مِّنۡ صَدَقَةٍ يَّتۡبَعُهَاۤ اَذًى​ؕ وَاللّٰهُ غَنِىٌّ حَلِيۡمٌ‏

 

Artinya: “Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. Allah Maha Kaya, Maha Penyantun.”

 

Adab yang harus dilakukan oleh orang yang berinfak yakni berkata kalimat yang baik, yang membuat hati mereka lapang. Contohnya adalah adab yang tidak patut, yakni meminta terus menerus sehingga dapat membuat orang yang memberi kesal yang berimbas pada kalimat kalimat yang tidak baik.

 

Lalu Allah menutup ayat dengan Allah Maha Kaya, yang artinya Allah tidak membutuhkan harta. Allah tidak terburu buru memberikan hukuman terhadap orang yang menyelisihi aturan. Ketidaksabaran dapat memunculkan adab/akhlak yang tidak baik. Ada 3 petunjuk dari ayat 261-263: 1) keutamaan jihad di jalan Allah adalah berinfak 2) keutamaan sedekah dan akhir kesudahan yang baik  3) keharaman mengungkit-ungkit pemberian 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.