Kajian yang disampaikan oleh Dr. Abdul Wahid M. Hum., M. Phil. pada 28 Oktober 2024 di Masjid Kampus UGM membahas Warisan Strategi Perlawanan Pangeran Diponegoro dalam Membangun Militer Modern Indonesia. Warisan dalam hal militer Indonesia sangat penting untuk dipahami. Pangeran Diponegoro meninggalkan warisan yang begitu luas, tidak hanya dalam bentuk fisik tetapi juga dalam nilai-nilai […]
Category Archives: Uncategorized
Kajian yang disampaikan oleh Dr. Sus Budiharto, S.Psi., M.Si., Psikolog pada 17 Oktober 2024 di Masjid Kampus UGM membahas tantangan yang dihadapi universitas-universitas di Indonesia, khususnya setelah memperoleh status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH). Status PTN-BH memberikan otonomi penuh kepada universitas dalam mengelola keuangan dan anggaran rumah tangga mereka. Namun, hal ini memiliki konsekuensi […]
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ ٢
“Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya karena Allah telah menganugerahkan kepadanya (orang itu) kerajaan (kekuasaan), (yakni) ketika Ibrahim berkata, “Tuhankulah yang menghidupkan dan mematikan.” (Orang itu) berkata, “Aku (pun) dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Kalau begitu, sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur. Maka, terbitkanlah ia dari barat.” Akhirnya, bingunglah orang yang kufur itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.”
[PENJELASAN]
Imam Mujahid mengatakan, “Raja bumi ada 4, dua mukmin dan dua kafir. Untuk dua raja mukmin, ada Dzulqarnain dan Sulaiman, sedangkan 2 raja yang kafir adalah Namrudz dan Bukhtanshar”. Namrud yang berkuasa 400-an tahun mendebat seorang Ibrahim dalam suatu perkara yang semua orang secara fitrah dapat mengetahuinya. Walaupun dirinya yakin, ia mengingkari dengan kedzaliman. Dalam hal ini, Raja Namrud berpura-pura tidak tahu, sombong, keras kepala, dan serta mencoba untuk mendebat. Tidak ada yang mendorong Namrud seperti itu (dzalim), melainkan kekuasaan yang dimilikinya. Padahal kekuasaan tersebut diberikan oleh Allah. Oleh karena itu, di antara kekuasaan yang meliputi harta dan pasangan hidup, kekuasaanlah yang paling berbahaya. Dengan kekuasaan, manusia dapat memperoleh harta dan pasangan hidup. Sementara itu, bagi orang-orang yang bertakwa, kekuasaan tidak akan menjatuhkannya pada perkara yang buruk.
Nabi menceritakan bahwa terdapat 7 orang yang akan dinaungi pada hari kiamat yaitu: Pertama adalah penguasa yang adil. Sementara itu, bagi orang-orang yang berlomba untuk memperoleh kekuasaan, mereka akan cenderung termasuk pada kelompok orang-orang yang ingin merusak agamanya sendiri. Raja Namrud merupakan golongan manusia yang melampaui batas (فطغى) dan berlaku dzalim (وبغْى), Ia melihat dirinya sebagai manusia yang paling berkuasa di antara manusia-manusia lainnya. Beliau mengklaim bahwa Ia mampu melakukan perkara yang sebagaimana dilakukan Allah Ta’ala. Namrud tidak ada bedanya dengan bagaimana kondisi Fir’aun. Kekuasaan telah membuatnya melakukan perkara-perkara yang merusak agama.
Lebih lanjut Namrud kemudian bertanya kepada Ibrahim, “Siapa Tuhanmu?”. Ibrahim menjawab, “Rabb-ku ialah yang menghidupkan dan mematikanku (قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُۗ)”. Maksud pernyaaan ini adalah nabi Ibrahim ingin mengkhususkan bahwa hanya Allah yang Maha Esa lah yang Maha Melakukan perkara tersebut. Dengan demikian, nabi Ibrahim mengkhususkan bahwa kemampuan yang mematikan dan menghidupkan ialah hanya kemampuan Allah Ta’ala. Dalam hal ini, perkara menghidupkan merupakan awalan kehidupan dunia. Sementara itu, perkara mematikan adalah merupakan awalan kehidupan akhirat.
Namrud kemudian berkata, “Aku menghidupkan serta mematikan”. Pada kalimat tersebut, Mamrud tidak mengatakan ‘Aku yang’, sehingga hal ini menegaskan bahwa kalimat tersebut mengandung makna bahwa Namrud menganggap bahwa Ia tidak meyakini terdapat Dzat lain yang bisa menghidupkan dan mematikan. Lalu, ia juga seakan mengklaim bahwa ketika Ia membunuh, maka artinya Ia mematikan. Sementara itu, ketika Ia membiarkan seseorang untuk hidup artinya Ia menghidupkan. Padahal yang dimaksud dengan menghidupkan adalah itu menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada. Pernyataan ini dianggap tidak pantas menjadi Syubhat, apalagi menjadi sebuah hujjah. Ibrahim kemudian meremehkan ucapan tersebut karena Ia mengetahui bahwa Namrud sedang berdusta. Lalu Ibrahim mengatakan dengan hujjah, “Sesungguhnya Allah mendatangkan matahari dari timur, maka datangkanlah matahari dari barat”. Akhirnya Raja Namrud pun terdiam dan nabi Ibrahim meninggalkan raja Namrud.
Kepustakaan:
BIS TV. (n.d.). LIVE] TAFSIR QS. AL-BAQARAH AYAT 258 | Ustadz Beni Sarbeni, Lc. M.Pd. BIS TV. https://www.youtube.com/live/tECv-RIdCD8?si=4mNbiLK_N7dKJXvC
Seri Tokoh Inspiratif, Elaborasi Passion Diri: Meluncurkan Inovasi untuk Negeri Narasumber: Rachma Wikandari S.TP., M.Biotech., Ph.D. Kamis, 12 September 2024 Kreatif adalah menciptakan ide atau konsep baru. Fokus pada gagasan segar dan orisinal. Sehingga tidak dapat diukur karena memiliki nilai yang unik dan berbeda. Inventif adalah Menghasilkan solusi atau penrmuan baru. Berkaitam […]
Pada hari Selasa, (19/03), dosen Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, Dr. Agus Hermanto, M.H.I. Membawakan ceramah dengan tema “Membedah Ekologi Alam dalam Perspektif Islam” pada acara Ramadhan Public Lecture Di Masjid Kampus UGM. Beliau menjelaskan bahwa bi’ah atau al-bi’ah yang biasa kita sebut sebagai ekologi adalah rumah atau wadah bagi makhluk hidup dan […]
Agenda Ramadhan tanggal 12 Maret 2024 pada kegiatan Safari Ilmu di Bulan Ramadhan (Samudra) mengusung tema ”Menghidupkan Tradisi Ilmu dalam Pembangunan Islam: Menyelaraskan Aktivisme dan Intelektualisme” dengan Dr. Tiar Anwar Bachtiar, S.S., M.Hum. sebagai pembicara. Ia menyampaikan bahwa menjadi aktivis merupakan hal yang lumrah dilakukan oleh mahasiswa Indonesia. Mahasiswa Indonesia memiliki banyak kesempatan untuk berekspresi […]
Assalamu’alaikum Shalahuddins! Beberapa hari lalu, Jama’ah Shalahuddin UGM mempublikasikan sebuah infografik #Notugrafis (Notulensi dalam Infografis) bertajuk “Bakso di Jogja Halal?”, yang berpotensi menimbulkan kesalahan penafsiran. Ir. Nanung Danar Dono, MP., Ph.D. selaku pengisi Muslim Millennials Lecture (dan sumber Notugrafis) menjelaskan bahwa 8 dari 20 sampel bakso YANG DITELITI di Yogyakarta positif mengandung DNA babi. Dari […]
Bismillah, Assalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh. Egi Candra adalah mahasiswa Fisika UGM 2017, dan merupakan anggota aktif di Jama’ah Shalahuddin UGM, Keluarga Muslim Fakultas MIPA UGM, serta Forsalamm UGM. Qadarallah saudara kita ini saat ini sedang dirawat di Malaysia dan menjalani operasi tumor otak pada hari Sabtu, 10 November 2018. Hasil diagnosis CT SCAN yang dilakukan di […]
Oleh: M Ridho Adisaputro (Departemen Kajian Strategis) Islam merupakan agama yang mendorong untuk membudayakan budaya literasi di kalangan umatnya. Hal ini tak lepas dari sejarah turunnya kitab suci Al Quran itu sendiri. Wahyu yang pertama kali turun kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasalam adalah ayat tentang ilmu pengetahuan, yaitu “Iqra” yang bermakna perintah […]
Oleh: Afina Zahra Fatharani (Departemen Kajian Strategis JS & IMF Fisipol) Pengantar: Tanggungjawab Intelektual Kita 14 abad silam, Islam hadir di tengah-tengah masyarakat dunia dengan tujuan memerdekan manusia, salah satunya menuntaskan kebodohan dalam rangka menjadikan manusia sebagai khalifah fil ardh yaitu pemimpin di muka bumi. Oleh karenanya, konsekuensi setiap insan yang memilih Islam […]