“Nikmat Dicintai Allah”

NIKMAT DICINTAI ALLAH

Oleh Fakhirah Inayaturrabbani (Kajian Strategis JS UGM 1436 H/2015 M)

Bagaimana rasanya dicintai oleh sosok yang luar biasa?

Sebut saja jika kita menjadi murid kesayangan di sekolah, paling dicintai oleh para guru. Bahkan, kepala sekolah tak segan mengabarkan perihal kita pada setiap acara sekolah, mengabarkan bahwa kita adalah murid yang paling kompeten sekaligus anak emas beliau.

Hal ini baru tingkat sekolah. Bagaimana jika di tingkat universitas. Kita merupakan anak emas Rektor, yang kemana-mana tak lupa disebut namanya sebagai orang kepercayaan rektorat. Bagaimana rasanya?

Apalagi jika kita menjadi anak emas orang nomor satu di negri ini, sebutlah saja, presiden. Hati kita pasti melambung tinggi dan bangga bukan main.

Lalu, pernahkan kita bayangkan, bagaimana jika kita menjadi salah satu orang yang paling dicintai Dzat paling agung di dunia ini? Dzat pemilik alam semesta dan seisinya, Maharaja dari segala raja, Mahatuan dari segala tuan?

Pasti rasanya tak terdeskripsikan. Bagaimana tidak? Sebab sungguh nikmat itu tak sanggup ditebus oleh apapun di dunia ini.

Jika Allah telah mencintai seorang hamba, Ia tak segan mengumbar sayangNya ke seluruh penjuru semesta. Ia mengutus malaikat Jibril untuk mengabarkan kepada penduduk langit dan bumi bahwa Ia mencintainya. Kabar itu akan sampai ke pelosok-pelosok dunia. Tiada luput satu makhluk pun yang menerima berita gembira itu. Bahkan, mikrobia terkecil pun akan mengetahui bahwa Allah mencintai hamba tersebut. Ah, alangkah mulia dan bahagianya dicintai Allah. Bentuk rasa cintaNya tentu tak dapat disandingkan dengan penghargaan apapun yang diberikan manusia.

Abu Hurairah r.a meriwayatkan dari Rasulullah saw yang bersabda, “Jika Allah mencintai seorang hamba, Dia memanggil Jibril (lalu dikatakan kepadanya),’Sesungguhnya, Allah mencintai si fulan, maka cintailah dia.’ Maka Jibril pun mencintainya. Lalu Jibril memanggil penduduk langit (lalu berkata), “Sesungguhnya, Allah mencintai si fulan maka cintailah dia.” Maka penduduk langit pun mencintainya. Setelah itu, dia dicintai di bumi.” (Mutafaqun ‘alaih). Hadist ini juga diriwayatkan oleh Muslim dengan redaksi yang berbeda.

Dicintai di bumi artinya ia mendapat cinta di hati orang-orang yang taat beragama, orang-orang shalih, dan namanya harum di antara mereka sebagaimana yang dilakukan Allah terhadap orang-orang shalih dulu, seperti Abu Bakar dan Umar.

Bahkan Allah menjanjikan indra hamba yang dicintainya akan senantiasa dikawal, dijaga dan dilindungi dari kemaksiatan dan keburukan.

Sebagaimana hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari, Abu Hurairah ra. meriwayatkan dari Rasulullah saw, Beliau bersabda, “Sesungguhnya, Allah Ta’ala berfirman, “Barangsiapa memusuhi wali-Ku, Aku mengumumkan perang kepadanya, dan seorang hamba senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan yang paling aku cintai, yaitu apa-apa yang aku wajibkan kepadanya. Juga hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan amal sunnah sampai Aku mencintainya. Jika aku mencintainya, Aku adalah pendengarannya yang digunakan untuk mendengar, penglihatannya yang digunakan untuk melihat, tangannya yang digunakan untuk berbuat, dan kakinya yang digunakan untuk berjalan. Jika ia meminta kepada-Ku, pasti Aku memberinya, dan jika ia berlindung kepada-Ku, pasti Aku melindunginya.” (HR. Bukhari)

Wali artinya dekat, yakni orang yang dekat dengan Allah karena ia melaksanakan perintahNya dan menjauhi larangan-Nya untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Ia adalah orang yang beriman dan bertakwa.

Dicintai Dzat yang Maha Agung tentu merupakan tujuan hakiki setiap mukmin. Tiadalah posisi prestisius ini digapai dengan berpangku tangan. Tiadalah kecintanyaaNya diraih tanpa kita mencintaiNya terlebih dahulu, dan tiadalah ia diberikan kecuali hanya kepada mereka yang senantiasa mematuhi setiap sendi aturanNya.

Wallahu a’lam bishhowab

Daftar Pustaka

Ibn Hajar Al-Asqalani, Bulughul Maram, Bandung, Penerbit Khazanah, 2010.

Imam Nawawi, Nuzhatul Muttaqien, Syarah dan Terjemah Riyadhus Shalihin, Jilid 1, Edisi ke-8 , Jakarta, Al-I’tishom, 2005.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.