Oleh: Brenda Hayuning Zaenardi
“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi, dan apa yang ada diantara keduanya tanpa hikmah.” (Q.S. Sad [38] : 27)
“Dan Dia lah yang menurunkan hujan dari langit lalu Kami tumbuhkan dengan air hujan itu segala jenis tumbuh-tumbuhan, kemudian Kami keluarkan daripadanya tanaman yang menghijau, Kami keluarkan pula dari tanaman itu butir-butir (buah) yang bergugus-gugus; dan dari pohon-pohon tamar (kurma), dari mayang-mayangnya (Kami keluarkan) tandan-tandan buah yang mudah dicapai dan dipetik; dan (Kami jadikan) kebun-kebun dari anggur dan zaitun serta buah delima, yang bersamaan (bentuk, rupa dan rasanya) dan yang tidak bersamaan. Perhatikanlah kamu kepada buahnya apabila ia berbuah, dan ketika masaknya. Sesungguhnya yang demikian itu mengandungi tanda-tanda (yang menunjukkan kekuasaan Kami) bagi orang-orang yang beriman. ” (Q.S. Al-An’am [6] : 141)
Merujuk pada pengertian ayat diatas, Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan segala sesuatu yang ada di muka bumi bukanlah tanpa sebab. Tidak terkecuali penciptaan buah-buahan. Buah-buahan merupakan hasil dari suatu tanaman yang ciptakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk dimanfaatkan setiap insan. Di dalam Al-Qur’an terdapat beberapa buah yang disebut memiliki khasiat dan sangat bermanfaat, salah satunya adalah buah delima.
Delima, ia adalah satu dari berbagai buah yang disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam kitab-Nya (Al-Qur’an). Allah menjadikan buah delima sebagai buah surga. “Di dalam kedua-duanya (surga) juga terdapat buah- buahan serta pohon kurma dan delima” (Q.S. Ar-Rahman [55] : 68). Tanaman ini berasal dari daerah Asia Tengah (Iran), Afganistan, dan wilayah pegunungan Himalaya. Dari daerah tersebut kemudian menyebar ke wilayah Mediterania, sekarang telah menyebar ke seluruh daerah tropik dan subtropik. Pada awalnya, delima dibawa masuk ke Amerika Latin dan California oleh peneroka (pembuka jalan) yang berasal dari Spanyol pada tahun 1769.
Kandungan nutrisi buah delima per 100 g buah terdiri atas air (78 gram), protein (1,6 gram), lemak (0,1 gram), karbohidrat (14,5 gram), dan mineral (0,7 gram). Analisa lain menunjukkan bahwa pada buah delima terdapat kandungan gula inversi (20%), glukosa (5–10%), asam sitrat (0,5–3,5%), dan vitamin C (14 mg/100 g). Zat pewarna kuning pada kulit buah delima mengandung asam galotanat. Kandungan tanin tertinggi terdapat pada kulit akar (28%). Nutrisi terbesar pada buah delima adalah antioksidan. Kandungan antioksidan buah delima tiga kali lebih banyak daripada teh hijau atau anggung merah.
Kandungan yang terdapat pada buah delima seolah tidak pernah habis. Didalamnya, terkandung pula nutrisi penting selain antioksidan yaitu berbagai jenis vitamin seperti vitamin A, B3 (niasin), B9 (asam folat), dan E. Buah delima juga kaya akan kandungan mineral, seperti kalsium dan zat besi serta kaya akan serat.
Selaras dengan pengertian Q.S. Sad ayat 38, kandungan-kandungan yang terdapat pada buah delima dapat digunakan untuk berbagai kepentingan. Tidak terkecuali pada bidang kesehatan. Sebab, setiap bagian dari buah delima memiliki khasiatnya masing-masing. Mulai dari bagian buah, daun, kulit akar, bunga, dan biji.
Pada bagian buah, delima memiliki empat khasiat yaitu,
Pertama, sebagai penyedia antioksidan. Sari buah delima (jus) banyak mengandung flavonoid kaya dengan anti karsinogenik yaitu senyawa antioksidan yang mampu mencegah radikal bebas di dalam tubuh sekaligus memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak. Mampu memberikan perlindungan terhadap penyakit jantung, kanker kulit, dan kanker prostat. Antioksidan yang terkandung di dalamnya membantu mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah arteri oleh kolesterol khususnya bagi mereka yang berisiko tinggi. Buah delima juga dapat membantu mengatur gula darah, meningkatkan sensitivitas terhadap insulin, melawan peradangan, dan meningkatkan berbagai faktor lain yang terlibat dalam sindrom metabolis yang kerap dikaitkan dengan obesitas dan pemicu diabetes.
Kedua, sebagai pencegah kanker. Delima juga dapat mencegah kanker payudara dan penurunan perkembangan kedua jenis kanker kulit, karsinoma sel basal, dan karsinoma sel skuamosa. Fitonutrien dan antioksidan yang terkandung dalam buah delima mampu berinteraksi dengan materi genetik tubuh untuk melindunginya.
Ketiga, sebagai penyelamat ginjal. Penelitian di Israel yang dipimpin oleh seorang peneliti bernama Dr. Batya Kristal dari Western Galilea Hospital di Nahariya, Israel melaporkan bahwa tingginya kandungan antioksidan polifenol dalam delima dapat mencegah terjadinya komplikasi lanjutan bagi penderita gagal ginjal khususnya mereka yang sedang menjalani cuci darah. Dalam penelitian tersebut juga ditemukan bahwa para penderita penyakit ginjal yang minum jus delima dapat mengurangi infeksi dan kerusakan sel-sel ginjal yang disebabkan karena radikal bebas.
Keempat, sebagai anti bakteri. Buah delima mengandung zat kimia alkaloid dan tannin. Kedua kandungan tersebut mempunyai sifat anti bakteri dan virus yang dapat menambah kekebalan tubuh seseorang. Pada bagian buah termasuk daging buah serta kulit dapat mencegah dan mengendalikan virus dan mikroba patogen dalam darah.
Selain daging buahnya dapat langsung dimakan, kulit dari buah delima dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan diantaranya dapat dimanfaatkan sebagai pencegah radang tenggorokan dan menguatkan tulang. Kulit delima mengandung antibakteri dan anti-inflamasi yang bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan tulang. Hal tersebut dapat dicegah dengan mengkonsumsi ekstrak dari buah delima. Antioksidan flavonol yang terkandung dalam buah delima dapat membantu memblokir peradangan penyebab osteoarthritis, arthritis (radang sendi), dan kerusakan tulang rawan.
Pada bagian daun, delima dapat dimanfaatkan sebagai obat sakit perut. Hadirnya sakit perut disebabkan oleh adanya bakteri dalam lambung. Untuk membunuh bakteri dan kuman tersebut, daun delima dapat dijadikan alternatif. Sebab, pada daun delima terkandung senyawa yang bersifat sebagai antibakterial dan antiseptik, sehingga cukup baik untuk membunuh kuman atau pun bakteri penyebab sakit perut tersebut.
Tidak hanya itu, daun delima pun memiliki khasiat untuk menormalkan siklus haid. Daun delima bermanfaat untuk mengontrol siklus haid agar tetap selalu normal dan berjalan dengan baik. Khasiat daun delima ini muncul disebabkan karena adanya berbagai kandungan mineral alami, mulai dari zat besi, magnesium, fosfor, kalium, dan masih banyak lagi yang dipercaya mampu menggantikan senyawa yang hilang ketika sedang mengalami menstruasi.
Pada bagian bunga, delima dapat dimanfaatkan untuk mengobati radang gusi dan bronkhitis. Namun pada bagian biji dan akar, delima memiliki khasiat yang berbeda. Biji delima digunakan untuk menurunkan demam, batuk, mengobati cacingan, dan mengatasi keracunan. Selain itu, biji delima juga dapat meningkatkan fungsi pencernaan, karena mengandung vitamin B kompleks. Vitamin B kompleks membantu tubuh mengubah lemak, protein dan karbohidrat menjadi energi. Biji delima juga mengandung serat, yang penting untuk pencernaan. Adapun pemanfaatan bagian kulit akar delima digunakan untuk disentri, cacingan, muntah darah, peradangan rahim, radang tenggorokan, dan radang telinga.
Sesunguhnya, khasiat yang terkandung pada buah delima merupakan suatu nikmat dan anugerah yang diberikan oleh-Nya menunjukkan betapa besarnya kuasa Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam menciptakan segala sesuatu di muka bumi
Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Q.S. Ar-Rahman ayat 68-69 yang artinya : “Di dalam keduanya (ada macam-macam) buah-buahan, dan (lebih khusus ada) kurma dan delima. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” Lantas, sebagai ciptaan-Nya masih pantaskah kita untuk menyombongkan diri atas segala kekayaan yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan?
Daftar Pustaka :
Eva F Hasan. 2017. Adanya Khasiat Buah Delima dalam Alquran. https://www.islampos.com/ diakses 8 Februari 2019.
2014. Sekilas Tanaman Delima dan Manfaatnya. http://hortikultura.litbang.pertanian.go.id/ diakses 7 Februari 2019.