Adiwijaya: Perubahan Itu Tergantung pada Mindset

Pada hari ke-13 Ramadan, tepatnya Sabtu, 23 Maret 2024, Masjid Kampus UGM mendatangkan Prof. Dr. Adiwijaya, S. Si., M.Si., selaku Rektor Telkom University sebagai pembicara Samudra Ramadhan di Kampus 1445H. Tema yang diangkat kali ini adalah “Evolusi Teknologi Komunikasi Seluler dalam Perkembangan Pendidikan.” 

 

Prof. Adiwijaya membuka diskusi dengan menjabarkan mengenai evolusi teknologi tidak pernah bersifat segera berubah. Sering kali, perubahan tersebut terjadi di balik layar, di mana kita mungkin tidak merasakannya secara langsung. Namun, satu hal yang pasti, ia akan tetap berubah dan akan terus berubah menyesuaikan kebutuhan manusia. Salah satunya ialah teknologi. Teknologi selalu hadir dalam genggaman kita dan kita bawa kemana pun itu. Di tengah maraknya perkembangan teknologi inilah, mahasiswa dituntut untuk tetap kritis dan bijak dalam menyikapi perkembangan tersebut.

 

Rektor Universitas Telkom itu juga menekankan pentingnya beradaptasi tanpa larut dalam arus teknologi, tetapi tetap memiliki pedoman yang jelas, yaitu Alquran dan sunnah. Hal ini sejalan dengan prinsip bahwa Allah tidak akan mengubah suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri. Mengingatkan kita akan pentingnya ikhtiar dan iman dalam setiap langkah yang diambil karena semua orang pasti memiliki mimpi.

 

Indonesia memiliki mimpi besar untuk menjadi negara maju dengan ekonomi yang kuat. Namun, tantangannya juga besar, terutama terkait dengan indeks pembangunan manusia yang masih rendah dan indeks inovasi global yang masih tertinggal dari negara-negara tetangga. Di sinilah peran penting anak muda yang harus siap menghadapi revolusi industri, terutama di era digital ini.

 

Dalam konteks evolusi teknologi seluler, Prof. Adiwijaya menggarisbawahi bahwa perkembangannya dari 1G hingga 4G lebih menitikberatkan pada komunikasi antarmanusia. Namun, dengan kehadiran 5G, komunikasi telah berkembang lebih jauh, bahkan sampai pada titik di mana kita dapat berkomunikasi tidak hanya dengan manusia, tetapi juga dengan teknologi itu sendiri, atau juga dengan AI (Artificial Inteligent) atau kecerdasan buatan. Menghadapi semua itu, beradaptasi merupakan kunci keamanan di tengah evolusi teknologi. “Selama kita beradaptasi, maka kita akan aman,” ujarnya.

 

Prof. Adiwijaya juga sempat menayangkan sebuah video yang dapat kita ambil Pelajaran berharga bahwa masa depan tidak menunggu, melainkan kita yang menciptakannya. Semua ini didasarkan pada kebutuhan manusia, dan kegagalan untuk beradaptasi adalah kegagalan bagi kita. 

 

Kemudian ia juga menjelaskan perbedaan antara digitisasi, digitalisasi, dan transformasi digital. Digitasi merupakan kegiatan mengubah semua file menjadi bentuk digital. Digitalisasi hampir sama seperti digitisasi, hanya saja usahanya juga dilakukan secara digital, sedangkan untuk transformasi digital merupakan pembangunan sebuah kultur digital.

 

Oleh karena itu, teknologi juga memiliki dampak tersendiri bagi manusia, yakni kemungkinan menjadi tak terbatas, berdampak pada ekonomi, adanya pabrik data, adanya AI, serta banyak solusi berbasis AI. Untuk menanggulangi hal tersebut supaya berakhir ke arah yang lebih baik, Prof. Adiwijaya memberikan beberapa saran. Saran pertama adalah harus ada keseimbangan ekonomi, kemudian sebagai anak muda harus bisa berinovasi, dan yang ketiga adalah diadakannya pendidikan mengenai etika dan regulasi digital.

 

Pentingnya pendidikan tidak hanya sebatas pengetahuan teknologi, tetapi juga pembentukan karakter dan sikap yang kritis, inovatif, serta patuh terhadap regulasi. Sebagai penutup, Prof. Adiwijaya menyampaikan pelajaran dari Lukman kepada anaknya, yang menjadi pedoman bagi kita dalam menjalani kehidupan yang berdampak positif bagi diri sendiri dan orang lain. 

 

Pelajaran tersebut terdapat di QS. Luqman ayat 13-19 dengan isi sebagai berikut:

  1. Jangan mempersekutukan Allah;
  2. Berbuat baik kepada orang tua;
  3. Sadar bahwa manusia berada dalam pengawasan Allah;
  4. Mendirikan salat;
  5. Berbuatlah kebaikan;
  6. Jauhilah kemungkaran;
  7. Sabar menghadapi cobaan dan ujian;
  8. Jangan sombong tetap rendah hati; dan
  9. Lembutkan suara.

(Hanung Maura/Editor: Hafidah Munisah/Foto: Tim Media Kreatif RDK)

 

 

 

Saksikan videonya berikut ini:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.