Da’i Nasional asal Sulawesi, Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin, Dr. Das’ad Latif, S.Sos., S.Ag., M.Si., Ph.D. berbicara mengenai pentingnya memiliki iman dan ilmu, pada ceramah tarawih Ramadan Public Lecture 1445 H di Masjid Kampus UGM, Senin (25/3). Iman dan ilmu tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia karena keduanya saling menguatkan dan melengkapi. “Iman itu gampang, tapi yang sulit ialah diakui oleh Allah sebagai orang yang beriman” ujar Ustaz Das’ad.
Karakteristik orang beriman menurut al-qur’an: pertama, apabila disebut nama Allah bergetar hatinya. Orang yang disebutkan nama Allah hatinya tidak bergetar dan berani mempermainkan nama-Nya, disebut qaswatul qalbi (keras hati tidak menerima nasihat). Maka hati yang telah mengeras dapat dibersihkan dan diperbaiki dengan beristighfar, dzikir, dan mengaji. Kedua, orang yang beriman apabila dibacakan ayat Allah, bertambah imannya. Ketiga, orang yang beriman senantiasa bertawakal kepada Allah Swt.
Iman tidak cukup hanya dilisankan, tetapi unsur iman dari definisinya yakni meyakini dalam hati, melakukan dalam kehidupan sehari-hari, dan jika memungkinkan, mendakwahkannya. Ustaz Das’ad mengutip potongan Al-Qur’an surah Al-Mujadilah ayat 11 yang artinya “… Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat…”. Dari ayat tersebut beliau menjelaskan bahwasannya iman dan ilmu tidak dapat dipisahkan. “Maka tidak ada gunanya ilmu yang kamu miliki ketika kamu tidak memiliki iman,” ujar Ustaz Das’ad.
Terdapat tiga kelebihan ilmu menurut Ali bin Abi Thalib, sahabat nabi yang paling cerdas: pertama, ilmu akan senantiasa menjaga kita, sedangkan harta kita yang harus menjaganya. Kedua, dengan harta belum tentu kita akan mendapatkan ilmu. Ketiga, ketika kita memberikan ilmu, maka ilmu akan bertambah, namun ketika kita memberikan harta, maka harta akan berkurang. Maksudnya adalah ketika memiliki uang sebesar 5 juta, lalu memberikan 3 juta kepada temannya tanpa adanya konteks khusus maka berkuranglah uang yang dimiliki. Tetapi, apabila memiliki ilmu, lalu diajarkan kepada orang lain maka bertambahlah pahala jariah baginya dari Allah Swt.’
Selanjutnya, Ustaz Das’ad menjawab pertanyaan dari jama’ah mengenai iman. Iman memiliki tiga tingkatan: pertama, iman yang selalu naik, yakni iman para nabi dan rasul. Kedua, iman yang tidak naik dan turun (statis), imannya para malaikat. Ketiga, iman yang terkadang naik dan kadang turun, yakni iman manusia. Maka supaya iman manusia bisa istiqamah: pertama, sering mendengar dakwah atau kajian. Kedua, berteman dengan orang-orang shalih.
Ustaz Das’ad juga menjelaskan mengenai mana yang lebih dahulu antara iman atau ilmu, maka beliau mengatakan bahwa ilmu lebih dulu karena ayat Al-Qur’an yang pertama diturunkan adalah اقرأ (bacalah). Karena pada hakikatnya dengan adanya ilmu maka iman bisa kita dapatkan melalui belajar, sebab Islam merupakan agama yang dipelajari. (Fatiya Auliya/Editor: Hafidah Munisah/Foto: Tim Media Kreatif RDK)