Kajian Safari Ilmu di Bulan Ramadhan (Samudra), pada hari Sabtu, tanggal 30 Maret 2024 atau 21 Ramadhan 1445 H yang bertempat di Masjid Kampus UGM menghadirkan Ferry Atmaja, S.T. yang merupakan Owner dan Founder Preksu sebagai pembicara dengan membawa tajuk “Membangun Spirit Berbisnis di Usia Muda Sebagai Ikhtiar Penguatan Ekonomi Umat Islam.“
Ferry Atmaja menjelaskan bahwa langkah utama dalam berwirausaha adalah menentukan niat, karena niat yang menentukan keberhasilan dalam usaha yang akan ditekuni. Kemudian ketika telah memiliki niat dan tidak takut untuk gagal lagi (niatnya karena Allah Swt), maka, Allah akan memudahkan usaha kita kedepannya. “Mengapa kita tidak boleh merasa takut gagal? karena sesungguhnya kita sebagai manusia pasti diberi ujian, dan ujian setiap manusia itu berbeda beda” ucap Beliau.
Dalam berwirausaha pasti memerlukan modal. Modal yang dimaksud dapat berupa spirit (mempunyai kemauan dan semangat). Agar memiliki kemauan dan semangat dalam berwirausaha, kita harus memiliki visi. Tentukan terlebih dahulu apa tujuan dalam melaksanakan usaha, apa yang ingin dicapai, dan bagaimana cara mencapainya. Beliau juga menjelaskan bahwa “Manusia yang paling mulia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang banyak.”. Berwirausaha juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan terhadap sesama, dan memiliki kebermanfaatan bagi orang banyak.
Setelah memantapkan niat dan memiliki tujuan, modal yang perlu dipersiapkan selanjutnya adalah ilmu. Berilmu atau berguru harus dengan orang yang tepat. Sebagaimana dalam mencari guru, kita diwajibkan mencari guru yang benar, “carilah guru yang baik dan benar” ujar Beliau. Tujuan mencari guru yang baik dan benar adalah agar tidak tersesat, contohnya di zaman sekarang, banyak sekali guru agama yang ajarannya tidak sesuai dengan Al-Qur’an dan hadist. “Mencari guru haruslah selektif agar kita tidak tersesat” tegas Beliau.
Bisnis yang baik adalah yang berdasarkan peluang. Ketika melihat peluang tersebut, maka ambillah, kemudian jadikan pashion. Menjadikan passion sebagai bisnis juga tidak masalah jika terdapat peluang didalamnya. Bisnis yang baik juga dimulai dari pemilihan market kemudian produk. Tentukan terlebih dahulu market yang akan dituju kemudian ciptakan produknya. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir kerugian yang terjadi, karena jika memulai bisnis dari produk terlebih dahulu kemudian market, terlihat lebih sulit dijangkau dan membutuhkan usaha yang lebih, karena harus mengedukasi market terlebih dahulu.
Bisnis tidak harus dimulai dengan sesuatu yang baru, karena sesuatu hal yang baru membutuhkan modal besar. Berbanding terbalik dengan memodifikasi sebuah produk, karena hanya perlu menciptakan inovasi yang sudah ada pada produk tersebut, kemudian dimodifikasi (amati, tiru, modifikasi). Beliau juga menjelaskan bahwa berbisnis dimulai dari STP (segtimenting, targeting, positioning). Produk yang dijual harus memiliki value. Value terbagi menjadi 3 hal, yaitu: fungsional, emosional, dan spiritual. Value yang ditampilkan dari sebuah produk mampu memikat hati konsumen dan menjadikan alasan mengapa konsumen harus membeli produk yang kita buat. (Dzurrotunnisa/Editor: Hafidah Munisah/Foto: Tim Media Kreatif RDK)