Mendadak Ngaji 5 September 2024 | “Menyoroti Masalah Hedonisme dalam Perspektif Islam”

Hedonisme merupakan masalah yang sering kita temui di lingkungan sekitar kita pada masa sekarang. Hedonisme bisa diartikan sebagai sebuah prinsip yang menekankan bahwa kenikmatan (pleasure) dalam arti pemuasan rasa nikmat adalah merupakan kebaikan tertinggi dan tujuan yang pantas diperjuangkan dalam kehidupan manusia. Hedonisme merupakan suatu keyakinan bahwa kenikmatan, atau hilangnya rasa sakit, merupakan prinsip terpenting dalam menetapkan perbuatan moral dari suatu potensi tindakan. Kenikamatan, kesenangan seperti halnya “sex bebas, minumana keras, narkoba, judi, dan rock and rol”, dsb.. Dapat dijadikan cerminan sikap pemuja dan penikmat kesenangan. 

Manusia hedonis adalah manusia yang memprioritaskan kenikmatan di atas nilai kehidupan yang lain, kaum hedonis juga sering digambarkan sebagai manausia yang tidak bahagia, juga digambarkan tidak peduli dengan kondisi kesehatan orang lain. Ada yang menganggap bahwa sebenarnya manusia yang hedonisme ini sebenarnya manusia yang bahagia. Nilai-nilai ini bisa berasl dari lingkungan baik keluarga maupun sekitarnya. Lingkungan sekitar kita juga dapat berkaitan dengan cara pandang hedonisme. Hedonisme sering diasosiasikan akan membawa akibat negatif dan kelemahan jangka panjang. Hal ini dapat membawa beberapa masalah pada pelaku hedonisme. Sementara pada saat yang sama memanjakan kepuasaan (pleasure) dan menyebabkan hadiah instan yang nampaknya dapat kelihatan di saat petama, dia juga sering membawa kurangnya disiplin diri dan kendali diri. 

Hedonisme adalah mengejar kesenangan tanpa memperhatikan akibat yang ditimbulkannya. Beberapa orang mungkin sangat bahagia dalam kegiatan hedonistik mereka. Misalnya orang yang mengonsumsi sabu akan merasakan kebahagiaan yang meluap-luap. Tetapi itu hanya keahagiaan pendek. Hal tersebut dapat menimbulkan penyakit dalam jangka panjang. Kehidupan modern yang sarat dengan berbagai bentuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan berbagai produk sarana dan prasarana modernnya; mall, fashion, gadget, berbagai ruang wisata. Hal ini membuat orang bisa dengan muda membiakkan kebiasaan hedonismenya. Hal ini sering terjadi pada orang dengan uang yang banyak. Mereka membiarkan uang itu dihambur-hamburkan karena memiliki banyak uang.

Islam adalah agama yang menekankan pentingnya prinsip keseimbangan dalam kehidupan, baik dalam aspek jasmani dan rohani, demikian juga aspek kehidupan dunia dan akhirat. Aspek jasmani meliputi fashion, material, dan sebagainya. Aspek rohani meliputi akhirat. Hedonisme ini bertentangan dengan anjuran agama Islam. Islam mengandung prinsip kesederhanaan. Prinsip kesederhanaan juga menggambarkan konsep pendidikan Islam yang menekankan sikap wasathan (pertengahan) dan tidak berlebihan. Islam adalah agama yang menekankan pentingnya keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya bisa disimak pada surah dan ayat berikut ini. 


وَّكُلُوۡا وَاشۡرَبُوۡا وَلَا تُسۡرِفُوۡا‌ ۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الۡمُسۡرِفِيۡنَ

 

“Makan dan minumlah, dan janganlah berlebihan. Sungguh Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (Surah Al-A’raf, Ayat 31)

Nilai-nilai dan kesadaran keislaman bukan sesuatu yang pelembagaannya bersifat instan. Ia butuh proses internalisasi, penghayatan hingga pada akhirnya membuahkan suatu  sikap, pandangan dan tindakan. Sementara membangun budaya yang dipenuhi dengan nilai-nilai kualitatif seperti disiplin diri, tanggung jawab, komitmen etik, keadilan, keseimbangan, persamaan, kendali diri tidak pernah bisa dengan jalan instan, butuh waktu, latihan, penghayatan dan proses panjang. Kita perlu lebih menghargai proses. 

 

Tanya Jawab

  1. Apakah ada batasan hedonisme itu seperti apa? Apakah hanya bersifat negatif atau terdapat positifnya?

Batas subjektif itu dari kita sebenarnya. Yang paling tahu adalah kita sendiri. Semakin dekt dengan Tuhan, peluang kita untuk bahagia jangka panjang semakin besar. Orang yang hedonisme, kebahagiaannya jangka pendek. 

 

  1. Apakah hedonisme ini bisa dilakukan oleh kaum menengah ke bawah?

Ada kelas atas, kelas bawah, menengah. Sosiologi bahkan membagi itu secara lebih rinci. Persoalannya adalah soal akses dan dikaitkan dengan sumber daya. Semakin tinggi sumber daya yang dimiliki oleh seseorang, semakin tinggi kemungkinan untuk melakukan praktik hedonisme. Orang-orang yang punya power, powernya bisa dialihkan pada sesuatu yang bersifat ekonomi. Kelas atas pasti mempunyai kesempatan yang lebih besar. Kalangan atas punya waktu luang. Sedangkan kelas bawah, waktunya digunakan untuk bekerja. Kesimpulannya, kalangan atas punya peluang yang lebih besar. 

  1. Mengapa kesenangan itu sering dikaitkan dengan hal bersifat seksualitas, materialitas. Bagaimana asal-muasal hal-hal seperti itu? 

Di Barat, dimulai dari kritik mereka terhadap agama. Hal ini berkaitan dengan akal. Bukan berarti semua kesenangan itu negatif. Sikap Islam ketika bertemu dengan hedonisme ini. Islam bukan tidak memberi ruang, tetapi ketika kesenangan ini dilakukan secara berlebihan, akan timbul masalah. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.