Israel – Palestina: Melihat Lebih Jauh dari Roket, Menuju Permukiman Israel (Bagian 1)

Cover Judul - Melihat Lebih Jauh dari Roket, Menuju Permukiman Israel (Bagian 1)

Oleh: Pandega Abyan Zumarsyah

Pada Jumat dini hari waktu setempat, terjadi gencatan senjata antara Israel dan Hamas setelah pertempuran selama 11 hari. Dalam 11 hari itu, ribuan roket telah ditembakan, baik oleh pihak Hamas maupun pihak Israel. Akibat pertempuran itu, lebih dari 200 warga Gaza meninggal akibat serangan Israel, lebih dari 200 bangunan di Gaza hancur, dan lebih dari 90 ribu warga Gaza harus mengungsi. Sementara itu, ada 12 warga Israel yang meninggal. [1]

Konflik Israel-Palestina juga terjadi di area Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Akibat konflik di sana, terdapat 25 korban meninggal dan lebih dari 6000 korban terluka. [1] Beberapa pihak menyebutkan bahwa konflik dan pertempuran yang terjadi dalam beberapa hari terakhir ini berawal dari masalah di area ini. Yaitu di sebuah daerah bernama Sheikh Jarrah. [2]

Wilayah Palestina

Oslo Accord - Melihat Lebih Jauh dari Roket, Menuju Permukiman Israel (Bagian 1)

Sebelum kita membahas lebih dalam mengenai itu, kita perlu tahu wilayah Palestina saat ini. Gambar berikut merupakan hasil dari Oslo Accord yang diadakan pada tahun 90-an.

Terlihat bahwa daerah yang kita sebut Palestina, hampir seluruhnya telah menjadi kekuasaan Israel. Warga Palestina hanya mendapat bagian kecil berwarna hijau, bahkan kenyataannya mungkin lebih kecil dari itu. Israel juga tetap memiliki kontrol penuh terkait keamanan di sebagian wilayah Palestina. Mereka lah yang mengatur siapa yang boleh keluar/masuk. [3]

Bagian kanan dari peta yang dilingkupi garis merah sering disebut West Bank atau Tepi Barat dengan bagian berwarna kuning merupakan Yerusalem Timur. Sementara itu, bagian kiri yang dilingkupi garis merah sering disebut Gaza Strip atau Jalur Gaza. [3]

 

Pada perang Arab-Israel tahun 1967, yang terkenal dengan “Six-Day War”, Israel berhasil menguasai Yerusalem Timur, Tepi Barat, Jalur Gaza, dan bahkan lebih dari itu. Israel juga menganeksasi Yerusalem Timur, meski dunia internasional pada umumnya tidak mengakui itu. Daerah bernaman Sheikh Jarrah yang kita bicarakan berada di Yerusalem Timur. [4]

Sengketa di Sheikh Jarrah

Pada 1972, setelah puluhan tahun warga Palestina menempati wilayah Sheikh Jarrah, para pemukim Israel mulai mempermasalahkan kepemilikan Palestina atas wilayah itu. Para pemukim Israel mengklaim bahwa mereka lah yang memiliki hak atas wilayah itu. [4]

Pada 2008, tiga belas keluarga Palestina berusaha memperjuangkan status mereka melalui pengadilan Israel. Beberapa pekan lalu, pengadilan Israel baru memberikan keputusan yang hasilnya mengakibatkan penggusuran keluarga Palestina itu. [4]

Keputusan itu pun memicu protes dari warga Palestina. Respons dari Israel menyebabkan raturan warga Palestina terluka. Hamas yang menguasai wilayah Gaza memberi peringatan dan meminta polisi Israel keluar dari Syeikh Jarrah dan masjid Al Aqsa. Hamas juga mulai melawan Israel dengan roket. Israel pun membalas dengan serangan udara di Gaza. [2] Dimulailah pertempuran berdarah selama 11 hari antara Israel dan Hamas.

Kita sudah banyak melihat liputan media tentang jalannya pertempuran tersebut. Bagaimana roket-roket meneror malam-malam di daerah sekitar tanah suci. Bagaimana Israel dengan mudah meruntuhkan ratusan bangunan di Gaza. Bagaimana penderitaan warga Palestina akibat pertempuran ini. Namun, kita mungkin masih jarang meninjau kembali masalah sengketa permukiman yang memulai pertempuran ini.

Permukiman Israel

Masalah di Sheikh Jarrah hanyalah bagian kecil dari masalah permukiman di area Tepi Barat dan Yerusalem Timur. [2] Seiring dengan tergusurnya warga Palestina dari tanah airnya, permukiman Israel di area tersebut terus meningkat [3].

Pertumbuhan Pemukim Israel - Melihat Lebih Jauh dari Roket, Menuju Permukiman Israel (Bagian 1)

Gambar berikut menunjukan bagaimana permukiman Israel terus tumbuh terlepas dari berbagai konflik dan sengketa di wilayah tersebut [3]. Pertumbuhan itu juga tidak lepas dari dukungan pemerintah  Israel dalam pembangunan permukiman-permukiman baru di area itu [5]. Pemukim dari Israel dan negara lain juga terus berdatangan [2][5].

 

Dengan pertumbuhan seperti itu, pada 2018, terdapat lebih dari 680 ribu pemukim Israel di area Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Itu adalah 10% dari total penduduk Israel. Padahal, permukiman di area itu jelas melanggar hukum internasional. Seluruh negara di dunia juga menganggapnya ilegal, kecuali Amerika Serikat dan Israel sendiri. [3]

Bagaimana permukiman ilegal tersebut bisa berkembang sangat pesat? Mengapa ratusan ribu pemukim rela berpindah dari daerah yang nyaman menuju area bermasalah itu? Mengapa permukiman itu makin menyulitkan penyelesaian konflik secara baik? Insyaallah penulis akan membahasnya dalam kesempatan selanjutnya.

Penutup

Untuk saat ini, kita perlu meningkatkan perhatian terhadap masalah Palestina ini. Bukan hanya perhatian terhadap pertempuran yang baru-baru ini terjadi, melainkan juga terhadap berbagai masalah lain yang secara jangka panjang bisa berdampak lebih besar. Pada akhirnya, kita perlu ingat bahwa kaum muslimin di sana merupakan saudara kita, bahkan bagian dari diri kita. Penderitaan mereka merupakan penderitaan kita. Hal itu sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

“Perumpamaan kaum Mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam” (HR. Al-Bukhari no. 6011, Muslim no. 2586) [6]

Referensi

[1] L. A. U. S. Zaheena Rasheed, “Celebrations in Gaza as ceasefire takes hold,” Aljazeera, 20 May 2021. [Online]. Available: https://www.aljazeera.com/news/2021/5/20/death-destruction-in-gaza-as-israel-defies-truce-call-live. [Diakses 21 May 2021].
[2] M. Srivastava, “How Arab evictions fuelled the Israeli-Palestinian conflict,” Financial Times, 19 May 2021. [Online]. Available: https://www.ft.com/content/830e05ed-244c-4e9f-a7ac-265c41f79546. [Diakses 21 May 2021].
[3] M. Haddad, “Mapping Israeli occupation,” Aljazeera, 18 May 2021. [Online]. Available: https://www.aljazeera.com/news/2021/5/18/mapping-israeli-occupation-gaza-palestine. [Diakses 26 May 2021].
[4] B. M. Haley Ott, “Sheikh Jarrah: Why Palestinians are facing possible eviction in east Jerusalem,” CBS News, 18 May 2021. [Online]. Available: https://www.cbsnews.com/news/israel-palestinians-sheikh-jarrah-eviction-east-jerusalem-explained/. [Diakses 21 May 2021].
[5] J. Harris, “Israeli settlements, explained in 8 minutes,” Vox, 28 December 2016. [Online]. Available: https://www.vox.com/2016/9/19/12929342/israeli-settlements-explained. [Diakses 21 May 2021].
[6] Y. b. A. Q. Jawas, “Ahlus Sunnah wal Jama’ah Menjaga Ukhuwwah (Persaudaraan) Sesama Mukminin,” Almanhaj, [Online]. Available: https://almanhaj.or.id/1324-ahlus-sunnah-wal-jamaah-menjaga-ukhuwwah-persaudaraan-sesama-mukminin.html. [Diakses 26 May 2021].

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.