Meraih Hikmah di Bulan Berkah

Bismillahirrahmanirrahim

 

Sya’ban merupakan bulan kedelapan dalam kalender hijriah, setelah rajab dan sebelum ramadhan. Seringkali disebut sebagai bulan untuk mempersiapkan diri menuju bulan suci ramadhan. Secara bahasa nama sya’ban berarti “pemisahan” karena orang-orang Arab pagan berpencar dan berpisah pada bulan ini untuk mencari air, banyak dari orang arab mencari air di daerah Yaman dan Himyar. Dalam beberapa cerita juga disebutkan sya’ban mengacu pada sebuah dahan pohon yang bercabang dua, namun kemudian yang lambat laun makna tersebut dikaitkan dengan bulan yang berada di antara ramadhan dan rajab. Begitu banyak cerita simpang siur asal mula nama bulan ini, namun ada momen istimewa dan bersejarah bagi umat muslim. Maka dari itu banyak amalan-amalan yang disyariatkan pada bulan ini karena keutamaannya. 

 

Keutamaan-keutamaan yang disyariatkan pada bulan ini tidak jauh karena peristiwa pada malam kelima belas bulan sya’ban atau biasa disebut malam nisfu sya’ban, namun tidak ada riwayat yang jelas atau shahih atas keutamaan malam ini. Dalam salah satu hadits pun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

 

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

 

“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan ajaran kami, maka amalan tersebut tertolak.” (HR. Muslim no. 1718).

 

Oleh karena itu kita tidak dapat mengkhususkan suatu amal ibadah hanya pada peristiwa tertentu tanpa riwayat yang jelas, alangkah lebih baiknya mengoptimalkan ibadah kita setiap waktu tanpa menunggu peristiwa penting atau kejadian tertentu. Prinsip kehati-hatian inilah yang dipegang oleh para ulama supaya umat muslim tidak menyimpang dari ajaran islam yang haq. Beberapa organisasi masyarakat juga menjelaskan keutamaan bulan sya’ban ini tidak hanya terkhusus pada malam nisfu sya’ban. Diceritakan ketika malam nisfu sya’ban Allah subhanahu wa ta’ala mengabulkan doa yang telah lama nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam panjatkan untuk memindahkan kiblat sholat umat muslim yang awalnya menghadap Baitul Maqdis di kota suci Palestina menuju Ka’bah di Al Haram Makkah. Kejadian tersebut diriwayatkan dalam Al Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 144 yang berbunyi:

 

قَدْ نَرٰى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى السَّمَاۤءِۚ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضٰىهَاۖ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِۗ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَهٗۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ لَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّهِمْۗ وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُوْنَ

 

Artinya: Sungguh, Kami melihat wajahmu (Nabi Muhammad) sering menengadah ke langit. Maka, pasti akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau sukai. Lalu, hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Di mana pun kamu sekalian berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Sesungguhnya orang-orang yang diberi kitab benar-benar mengetahui bahwa (pemindahan kiblat ke Masjidil Haram) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan.

 

Menurut riwayat ibnu Majah dari Al Bara’ kala itu Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam setiap akan sholat beliau selalu menengadahkan wajahnya ke atas karena sangat rindu agar Tuhan mengarahkan kiblat ke Ka’bah. Bahkan setiap kali Malaikat Jibril turun dari langit atau naik kembali, pandangan beliau selalu mengikuti menunggu bilamana turun perintah untuk mengalihkan kiblat ke arah Ka’bah. Atas keinginan yang timbul dari risalat yang beliau bawa untuk menyempurnakan Islam sebagai agama yang haq. Pada ayat tersebut Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan mulai saat itu beralihlah kiblat dari Baitul Maqdis (rumah suci) yang di Palestina (Qudus ), yang didirikan oleh Nabi Sulaiman alaihissalam, kepada Masjidil Haram yang didirikan oleh Nabi Ibrahim alaihissalam, nenek moyang Nabi Sulaiman alaihissalam dan nenek moyang Muhammad shallallahu alaihi wasallam yang berdiri di Makkah. Peristiwa ini juga menjadi ujian bagi kaum muslimin kala itu untuk meneguhkan keimanannya kepada Sang Pencipta, bahkan banyak dari mereka yang kembali murtad atas kejadian ini. Begitu pula orang yahudi dan nasrani yang berada di Mekkah tidak mau mengakuinya padahal kejadian ini telah diceritakan di dalam kitab sebelumnya. Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam sebagai penutup para nabi diberikan mukjizat untuk menyampaikan Islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin dengan Al Qur’an sebagai Kitabullah. Islam sebagai agama wahyu yang diturunkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala melalui Malaikat Jibril, berbeda dengan agama yang lain telah banyak dirubah oleh manusia. Islam akan selalu dijaga langsung oleh Tuhan sampai akhir zaman. Pada akhir kisahnya pun Allah subhanahu wa ta’ala menegaskan kembali bahwa kebenaran datangnya dari Tuhan dan janganlah kita sebagai seorang muslim ragu akan peristiwa tersebut. Banyak ulama berpendapat bahwasanya kejadian tersebut bertepatan dengan malam nisfu sya’ban, peristiwa ini diceritakan dalam Al Qur’an Surah Al Baqarah ayat 144 sampai 147. 

 

Begitu besar hikmah yang dapat kita petik dari peristiwa itu, sehingga banyak amalan-amalan yang disyariatkan untuk menghidupkan bulan sya’ban. Diantaranya seperti memperbanyak puasa, membaca Al Qur’an, menjauhi perbuatan syirik dan permusuhan diantara kaum muslimin serta memperbanyak amalan-amalan shalih lainnya. Diriwayatkan dalam salah satu hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memperbanyak puasa pada bulan ini tidak seperti beliau berpuasa pada bulan-bulan yang lain:

 

عَنْ عَائِشَةَ -رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا- قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لاَ يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لاَ يَصُومُ, فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلاَّ رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ.

 

Diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha bahwasanya dia berkata, “Dulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa sampai kami mengatakan bahwa beliau tidak berbuka, dan berbuka sampai kami mengatakan bahwa beliau tidak berpuasa. Dan saya tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyempurnakan puasa dalam sebulan kecuali di bulan Ramadhan. Dan saya tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada bulan Sya’ban.” (HR Al-Bukhari no. 1969)

 

Sunnah puasa ini juga dimaksudkan kepada orang-orang yang memiliki tanggungan puasa ramadhan dapat dilakukan pada bulan ini. Begitu banyak keutamaan – keutamaan yang ada pada bulan sya’ban. Terlepas dari peristiwa-peristiwa yang terjadi sebagai seorang muslim patutlah kita memperbanyak dan meningkatkan amalan – amalan ibadah kita kepadanya karena kita tidak tahu kapan akan dipanggil kembali. Tuhan menciptakan kita sebagai makhluk hanya untuk beribadah kepadanya, kita sebagai manusia hanya dapat berusaha untuk melakukan yang terbaik tidak hanya pada waktu-waktu tertentu saja. Karena segala amal ibadah kita akan dipertanggung jawabkan di hadapannya kelak. Bulan sya’ban ini menjadi bulan yang penuh berkah karunia Tuhan yang Maha Esa, dapatlah kita mengambil banyak pelajaran atas peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di masa lampau.  Setiap ibadah yang kita lakukan pasti memiliki hikmah atau makna yang terkandung didalamnya. Sebagai bahan pembelajaran karena manusia itu tempatnya salah dan dosa. 

 

wallahualam bissawab

 

Oleh: Muhammad Khanif Samudera

 

Referensi:

Prof. Dr Haji AbdulMalik Abdulkarim Amrullah, 1990, Tafsir Al Azhar Jilid 1, Singapura, Pustaka Nasional PTE LTD

  1. M. N. Al-Attas, 2001, Risalah Untuk Kaum Muslimin, Kuala Lumpur : Institut Antar Bangsa dan Pemikiran Islam (ISTAC) 

https://muslim.or.id/21581-optimalkan-ibadah-di-bulan-syaban.html

https://islamdigest.republika.co.id/berita/qq2493320/asal-usul-penamaan-bulan-syaban-menurut-bahasa-arab

https://muslim.or.id/1032-serba-serbi-bulan-syaban-01.html

https://muhammadiyah.or.id/2021/03/puasa-bulan-syaban-dan-nisfu-syaban-keutamaan-dan-ketentuan/

http://repositori.iain-bone.ac.id/481/1/1SAMPUL.pdf

https://quran.nu.or.id/al-baqarah/144

https://lampung.nu.or.id/syiar/keutamaan-dan-peristiwa-penting-di-bulan-sya-ban-GQ9cb

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.