Nezar Patria: Keamanan Siber Adalah Pondasi dalam Dunia Digital

Ramadan Public Lecture (RPL) pada Ahad, (31/03), membahas mengenai ancaman dan strategi pertahanan dalam keamanan siber pada era internet of things (IoT) dengan narasumber Nezar Patria, S.FiL., M.Sc., M.B.A yang merupakan Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika RI. Topik ini merupakan topik yang relevan ditengah derasnya teknologi pada zaman ini. Topik ini tidak hanya dilihat dari ilmu pengetahuan saja, tetapi dari ilmu agama sehingga perkembangannya sejalan dengan nilai keimanan dan ketakwaan.

 

Keamanan siber adalah pondasi dalam dunia digital yang menjadi inti dari aspek kehidupan. Berdasarkan Nasional Siber Industri Indeks, pada tahun 2023, Indonesia menempati peringkat ke 8 dari 100 himpunan negara dengan indeks keamanan siber sebesar 63,64%. Hal ini menunjukkan perlunya usaha yang lebih untuk meningkatkan keamanan siber di Indonesia. Setidaknya ada 3 pendekatan yang diperlukan dalam mengatasi tantangan keamanan siber di Indonesia, yaitu meningkatkan penggunaan layanan berbasis cloud, melakukan transformasi digital dan memperkuat kesadaran masyarakat terhadap serangan siber. 

 

Sinergi antara IoT dan keamanan siber mampu memaksimalkan pemanfaatan IoT. Baik konsumen maupun penyedia, IoT sudah mulai memahami pentingnya keamanan digital. Perkembangan IoT dalam keamanan siber memiliki berbagai tantangan, diantaranya sebagian besar penyedia IoT belum menyadari signifikan sifat keamanan siber bagi konsumen dalam keputusan pemilihan mereka dan penyedia IoT beranggapan bahwa pengambilan keputusan dalam industri masih bersifat vertikal. 

 

Kaitan IoT dengan strategi pertahanan nasional menjadi isu yang penting pada zaman sekarang. Pada perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, negara maju berlomba-lomba menciptakan kecerdasan buatan sampai level tertinggi. Melalui teknologi AI, Ukraina menentang Rusia yang jauh lebih superior dari segi militer. Dengan persenjataan yang dilengkapi AI seperti drone yang cerdas, Ukraina dapat mempertahankan kota-kota dan infrastruktur mereka. “Saya kira dalam waktu 1 dekade ke depan dengan kemajuan algoritma AI akan menjadi kekuatan yang dominan dalam pertempuran militer,” kata Bapak Nezar Patria dalam kajiannya.

 

AI juga memiliki dampak yang luas dalam demokrasi. Alat seperti Chat GPT mampu mengolah gambar, suara, teks, bahkan penalaran tertentu. Produk dari AI akan sulit di tangkal penyebarannya karena bergerak cukup masif di platform media sosial. Pelaku kejahatan dapat memanfaatkan alat ini untuk memberikan informasi yang sesat dan keliru terutama pada masa pemilihan ini. Data dari Global Risks 2024 yang dikeluarkan oleh World Economic Forum menyebutkan resiko terbesar dalam jangka pendek (2-3 tahun kedepan) adalah misinformasi dan disinformasi yang menempatkan ranking 1 dari Global Risks tahun ini. Dalam jangka panjang, misinformasi dan disinformasi menempati peringkat 5 besar menurut laporan tersebut.

 

AI hanya bisa bekerja dengan data untuk dapat memperkuat algoritmanya. Peran AI akan menentukan masa depan dunia dan sangat potensial menggeser kekuatan geopolitik. Kemajuan teknologi dan perubahan strategi militer telah membawa perang ke dimensi baru, yaitu mencakup perang siber, perang informasi dan perang proksi. Globalisasi dan pergeseran kekuatan militer telah mengubah cara negara dan kelompok yang terlibat dalam konflik menghadapi perang yang tidak lagi tradisional dan konvensional. 

 

Pada skala nasional, dalam beberapa tahun terakhir, sederet peristiwa serangan siber terjadi di beberapa institusi seperti di kementerian yang situsnya sudah diubah oleh hacker. Ini merupakan fakta yang membuktikan bahwa dibentuknya angkatan siber di tubuh Tentara Nasional Indonesia sudah sangat mendesak. Mengacu pada kebutuhan dan ancaman yang dihadapi, seharusnya Indonesia sudah memiliki angkatan siber sejak lama. Untuk memaksimalkan peluang perkembangan teknologi nasional terutama IoT dalam keamanan siber, sektor pendidikan memegang peranan yang penting. Universitas serta lembaga pendidikan dapat mendorong pertumbuhan inovasi yang lebih sehat. 

 

Kemajuan teknologi menghadirkan tantangan tersendiri bagi dunia seperti kemunculan ancaman siber dalam bentuk kejahatan lain yang terjadi di dunia maya. Namun, sebagai pemimpin di muka bumi, manusia memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan makhluk lain untuk mewujudkan kemaslahatan. Kemajuan teknologi sudah sepatutnya dikelola manusia untuk memberikan banyak manfaat. Oleh karena itu, mari terus kita tingkatkan kecakapan teknologi dan literasi digital untuk mewujudkan pemanfaatan teknologi yang mampu membawa misi menebar rahmat bagi seluruh alam. Hanya dengan keinginan kita merubah diri kita, maka Allah Swt. akan mengubah nasib kita kearah yang lebih baik. (Jullanar Hanun/Editor: Hafidah Munisah/Foto: Tim Media Kreatif RDK)

 

 

 

Sakasikan videonya berikut ini:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.